Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Rabu (4/2/2020).

Jokowi menyebutkan keadaan saat ini tidak normal. Ia mengatakan, ada penurunan aktivitas ekonomi di Indonesia akibat dunia yang melemah. Sektor yang terganggu yakni pariwisata, perdagangan dan investasi.

Untuk itu, Jokowi meminta seluruh pihak untuk terus bekerja dan mencari solusi. Salah satunya untuk memperlonggar impor. Karena, virus corona atau Covid-19 ini telah merusak supply-demand.

"Corona ini demand rusak, supply rusak, produksi rusak. Investasi juga mau masuk karena ada corona jadi mengerem," kata Jokowi.

"Hati-hati, konsumsi juga sama. Permintaan konsumsi sama. Sehingga jangan sampai ada lagi prosedur yang menyulitkan pada posisi ini semua kesulitan," tegas Jokowi.

Ia menceritakan, supply terganggu karena pabrik terhenti. Terutama di China.

China cukup memberi kontribusi yang cukup besar. Komponen elektronik, itu mencapai US$ 10 miliar.

"Dan 50% impor Indonesia ada di situ. Di sana terganggu, maka kalau di sini tidak beri kelonggaran maka harga naik, inflasi naik, ini yang kita jaga 5 tahun," tegas Jokowi.

Lebih jauh Jokowi juga menggarisbawahi soal ekspor. Ekspor diminta terus ditingkatkan. Serta, dokumen yang tidak perlu dan memperumit sudah lagi tidak diperlukan untuk mendorong ekspor.

"Saya kemarin senang sekali sebelum corona masuk negara kita. PMI [Purchasing Manufacture Index] kita naik. Bagus. Ada pesanan dari negara lain dulu masuk ke China belok ke kita," terangnya.

"Ini artinya produksi kapasitas idle kita nambah. Kalau bertambah, supply bahan baku harus ada. Ini ada peluang."

sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...si-bisa-tinggi