- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Komentar Pemilik dan Pengelola Hotel di Labuan Bajo Tentang Pajak Hotel
TS
chemical.sapto
Komentar Pemilik dan Pengelola Hotel di Labuan Bajo Tentang Pajak Hotel
Pemilik dan pengelola hotel diLabuan Bajo menyampaikan beberapa pandangannya tentang pajak hotelyang harus mereka setor kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Manggarai Barat (Mabar).
"Sekarang lagi sepi banget tamu. Kalau bisa pajak saat bulan sepi dan saat bulan rame jangan sama. Musim sepi soalnya setengah mati sekali kita. Gaji dan lain-lainnya, belum lagi harus renovasi. Selain itu makin lama hotel dan resto yang ada juga semakin banyak. Sedangkan lonjakan dari jumlah turis belum terasa. Bahkan bisa berkurang," kata pemilik Hotel Eco Tree O’tel Labuan Bajo Matheus Siagian, kepada POS--KUPANG.COM, Senin (2/3/2020).
• Bertemu Wabup Lembata, Pegiat Aids Minta Pemda Beri Wewenang Kepada KPAD
Dia menjelaskan, berkurangnya wisatawan tamu hotel karena dua hal, yaitu isu tiket Taman Nasional Komodo yang akan jadi 1000 dollar dan dampak virus corona.
"Jadi sepi betul Labuan Bajo. Sementara kami harus membayar pajak sebesar 10% dari pendapatan kotor," kata Matheus.
Menurut dia, sebaiknya pajak dihitung berdasarkan pendapatan bersih. "Setelah potong komisi agen, pengeluaran dan lain-lain. Artinya pendapatan murni," kata Matheus.
• Di PLBN Wini TTU, Belum Ada Pelintas Batas yang Terkena Virus Corona
Namun sebagai pelaku pariwisata di Labuan Bajo, dia menyambut baik kebijakan Sri Mulyani tentang pajak daerah selama enam bulan ke depan.
Dia menyampaikan bahwa dirinya sangat mengapresiasi kebijakan Sri Mulyani untuk meniadakan pajak daerah selama enam bulan kedepan.
"Selain hal ini bisa membuat destinasi wisata nusantara semakin diminati para pelancong mancanegara. Kebijakan sektoral pajak yang pro wirausaha lokal mengisyaratkan dukungan nyata pemerintah dalam mendukung kesejahteraan masyarakat," kata Matheus.
Menurutnya, kebijakan itu meningkatkan persaingan pariwisata dengan negara - negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan negara sahabat lainnya.
https://kupang.tribunnews.com/2020/0...ng-pajak-hotel
Sepi gara gara korona
"Sekarang lagi sepi banget tamu. Kalau bisa pajak saat bulan sepi dan saat bulan rame jangan sama. Musim sepi soalnya setengah mati sekali kita. Gaji dan lain-lainnya, belum lagi harus renovasi. Selain itu makin lama hotel dan resto yang ada juga semakin banyak. Sedangkan lonjakan dari jumlah turis belum terasa. Bahkan bisa berkurang," kata pemilik Hotel Eco Tree O’tel Labuan Bajo Matheus Siagian, kepada POS--KUPANG.COM, Senin (2/3/2020).
• Bertemu Wabup Lembata, Pegiat Aids Minta Pemda Beri Wewenang Kepada KPAD
Dia menjelaskan, berkurangnya wisatawan tamu hotel karena dua hal, yaitu isu tiket Taman Nasional Komodo yang akan jadi 1000 dollar dan dampak virus corona.
"Jadi sepi betul Labuan Bajo. Sementara kami harus membayar pajak sebesar 10% dari pendapatan kotor," kata Matheus.
Menurut dia, sebaiknya pajak dihitung berdasarkan pendapatan bersih. "Setelah potong komisi agen, pengeluaran dan lain-lain. Artinya pendapatan murni," kata Matheus.
• Di PLBN Wini TTU, Belum Ada Pelintas Batas yang Terkena Virus Corona
Namun sebagai pelaku pariwisata di Labuan Bajo, dia menyambut baik kebijakan Sri Mulyani tentang pajak daerah selama enam bulan ke depan.
Dia menyampaikan bahwa dirinya sangat mengapresiasi kebijakan Sri Mulyani untuk meniadakan pajak daerah selama enam bulan kedepan.
"Selain hal ini bisa membuat destinasi wisata nusantara semakin diminati para pelancong mancanegara. Kebijakan sektoral pajak yang pro wirausaha lokal mengisyaratkan dukungan nyata pemerintah dalam mendukung kesejahteraan masyarakat," kata Matheus.
Menurutnya, kebijakan itu meningkatkan persaingan pariwisata dengan negara - negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan negara sahabat lainnya.
https://kupang.tribunnews.com/2020/0...ng-pajak-hotel
Sepi gara gara korona
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
697
6
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan