- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[NASKAH FILM] Ranting-ranting Patah


TS
bekticahyopurno
[NASKAH FILM] Ranting-ranting Patah
![[NASKAH FILM] Ranting-ranting Patah](https://s.kaskus.id/images/2019/11/21/10465325_201911210705220516.jpg)
NASKAH FILM PENDEK
“Ranting-ranting Patah”
Oleh; Bekti Cahyo Purnomo Seruyansyah
Premis; Hati laki-laki itu seperti pohon, bila salah satu rantingnya patah, ia akan menderita tapi tidak akan mati.
“Ranting-ranting Patah”
Oleh; Bekti Cahyo Purnomo Seruyansyah
Premis; Hati laki-laki itu seperti pohon, bila salah satu rantingnya patah, ia akan menderita tapi tidak akan mati.
![[NASKAH FILM] Ranting-ranting Patah](https://s.kaskus.id/images/2019/11/21/10465325_201911210743030223.png)
Sinopsis : Ranting-ranting Patah adalah menceritakan tentang bagaimana permainan semesta akan takdir manusia. Keputusan, penderitaan dan pengabdian akan ketulusan cinta dari hati manusia yang bahkan Tuhan sendiri tidak bisa mengintervensi. Sehingga ia mampu menahan kesabaran pahit yang mengasyikan dan kebahagiaan tanpa tersentuh pamrih.
FADE IN
SCENE 1. EKS. DEPAN MINIMARKET ( Terik Siang)
CAST : Dirandra
Diranda ke luar minimarket dengan menenteng kantong plastik putih berisi minuman dingin di tangan kiri dan tangan kanan menggenggam gadget menelepon Tamara dan berjalan kearah mobil bercat hitam metalik.
CAMERA : LONG-SHOT ke langit seluruh kawasan dekat Bandar Udara Soekarno-Hatta lalu CLOSE UP ke Dirandra membuka pintu mobil dan masuk.
Cut to
SCENE 2. INT. DALAM MOBIL
CAST : Dirandra
CAMERA: CLOSE UP ke Wajah Dirandra yang masih bicara serius lewat Telepon dan meletakan kantong plastik yang dibawanya begitu saja di atas kursi mobil lalu FADE OUT ke Dirandra mengambil sebatang sigaret filter dan menyulutnya.
Cut to
FADE IN
SCENE 3. INT. PESAWAT
CAST : Tamara
Tamara menatap ke luar jendela pesawat yang di tumpanginya, pikiranya kosong lalu CLOSE UP ke wajah Tamara yang tanpa terasa buliran bening membasahi pipinya.
SOUND- EFFECT; Suara deru mesin pesawat
Cut to
SCENE 4 . EKT. BANDARA HUSAIN SASTRANEGARA
CAST ; Tamara
CAMERA : LONG-SHOT ke Langit menampilkan kawasan Bandara Husain Sastranegara MOVE to pesawat landing dan suasana Bandara
Cut to
SCENE 5 . INT. MOBIL
CAST : Dirandra , Tamara ( Perempuan Cantik berdarah jawa yang lahir dan besar di Malaysia)
CAMERA CLOSE-UP ke Dirandra yang berada di dalam mobil.
-DIALOG VIA TELEPON -
Dirandra: Mas udah dekat dengan Bandara. Udah sampai mana, Dek?
Tamara : Mas sih, mau ketemuan tarik ulur kaya layangan putus aja. Udah bilang ‘kan? Adek gak jadi ke Jakarta.
Dirandra : Canda adek gak lucu sama sekali. Mas udah bela-belain cuti gak kerja hanya untuk jemput Adek. Sayang… please deh, jangan bercanda gitu ah.
Tamara : Iya, Mas. Kemarin Tamara udah bilang ‘kan? Mau nemunin Mas di Jakarta. Tapi Mas gak ngasih keputusan. Akhirnya aku beli tiket pesawat ke Bandung.
Dirandra: Stop! No Excuse. Orang itu yang dipegang apanya sih? Adek yang nantangin Mas terus suruh jemput. Tapi ya sudahlah. Memang semua wanita tidak bisa dipercaya. Ya sudah terserah kamu. Tapi jangan nyesal nanti ya? Ingat, Adek sendiri yang ngejar-ngejar, Mas. Adek juga yang ngancam mau datang ke rumah. Kalau adek mau main-main, sebaiknya cari lelaki lain.
(Dirandra marah dan mematikan telepon begitu saja)
Cut to
SCENE 6. EKS. JALAN RAYA PERUMAHAN ANGKASAPURA
CAST: Dirandra
CAMERA; LONG-SHOT ke Jalan Raya Kawasan Perumahan Angkasapura ke arah Kota Tangerang lalu MOVE To ke kaca depan mobil melaju kencang yang menampilkan Dirandra mengemudi dengan mengebut.
Cut to:
SCENE 7. INT. PERUMAHAN DI BANDUNG
CAST : Tamara, Ranti (Teman Tamara) Fitri (Teman Tamara), Vani (Teman Tamara), Asti (Teman Tamara)
Tamara menemui teman-temanya di salah satu rumah sahabatnya di Bandung.
CAMERA: LONG SHOT ke Tamara yang saling berpelukan cipika-cipiki dengan para penulis dari Bandung MOVE to ke wajah Tamara tersenyum seolah bahagia dan tidak terjadi apa-apa Kemudian MOVE to ke meja ruang tamu (CLOSE UP)
SOUND EFFEK : ( Suara Emak-emak rempong terbahak )
Cut to
SCENE 8. INT. PERUMAHAN DI BANDUNG
CAST : Fitri, Vani, Fiti, Anti
- Dialog –
CAMERA : CLOSE UP ke Wajah Vani dkk
Fitri : Seneng banget bisa ketemu Mbak Tamara.
Tamara ; ( Teresenyum malu)
Vani ; Ternyata aslinya lebih cantik dari pada video call selama ini ya.
Tamara ; Teteh juga cantik, kok!
Anti : Kita semua adalah keluarga, semoga tetap menjadi keluarga dunia dan akhirat.
Tamara ; Amin. Nanti pukul 17 ; 00 WIB aku langsung ke Purwakarta. Maaf ya gak bisa lama-lama di sini.
Fitri ; Kok buru-buru, sih Mbak? (Mengernyitkan kening)
Tamara ; Iya maaf. Semoga lain waktu kita bisa kopdar lagi.
( Tersenyum tipis menutupi hatinya yang gundah)
Fitri dan kawan-kawan terus melanjutkan ngobrorlnya sedang Tamara pikirannya mulai resah, sesekali CLOSE UP ke smartphoneyang digenggam tangan kirinya.
CAMERA; CLOSE UP Meja Fitri dkk.
Cut to
SCENE 9. EKS. KOTA BANDUNG
CAMERA; LONG SHOT ke Kawasan Kota Bandung, lalu CLOSE UP ke senja yang berganti malam.
Cut to
SCENE 10. EKS . JEMBATAN PINTU AIR TANGERANG (Malam Hari )
CAST; Dirandra
Dirandra berjalan mondar-mandir di atas jembatan kaca, masih menunggu Tamara datang. Entah sudah berapa batang rokok yang ia sulut dan hisap tidak mampu membuatnya lebih tenang.
CAMERA; LONG SHOT ke sepanjang Sungai Cisadane lalu CLOSE UP ke wajah Dirandra yang gundah dan sesekali mutiara bening melompat jatuh membasi pipi.
SOUND EFFEK: Suara hiruk-pikuk pengunjung jembatan kaca, sungai Cisadane. Perlahan seolah diringi lagu Kekasih Tak Dianggap – Pingkan Mambo.
Cut to
SCENE 11. INT. HOTEL YELLOW, TANGERANG (Satu Minggu Kemudian - Pagi hari)
CAST: Dirandra, Tamara
Tepat cahaya mentari pagi melompat menembus jendela kaca memantul pada dinding tembok berwarna putih lembayung, Tamara masih tertidur pulas dan Dirandra hanya memandangi wanita yang ada di sebelahnya.
CAMERA; LONG – SHOT ke ruangan interior hotel MOVE to ranjang, kemudian CLOSE UP wajah Tamara.
Cut to
SCENE 12. INT. HOTEL YELLOW TANGERANG
CAST : Dirandra , Tamara
CAMERA; CLOSE UP wajah Tamara dan Dirandra
Masih saja jemari Dirandra menghitung pucuk-pucuk rambut Tamara dengan lembut. Tamara dengan perlahan membuka kedua matanya. Dengan kening berkerut kemudian tersenyum tipis dan menyandarkan kepalanya di bahu Dirandra.
- Dialog –
Dirandra ; Tidur aja lagi, Sayang.
Tamara ; Udah kulunasi janjiku ya, Mas. Jangan ngambek lagi nanti tambah jelek.
Dirandra ; Maafin Mas dan terimakasih sayang
( Dirandra mencium kening Tamara )
Tamara ; Gak mau! ( mencebik manja)
Dirandra ; Kok gak mau, Dek? ( Tersenyum manis)
Tamara ; Iya gak mau sebelum Mas putuskan, pilih aku atau Mentari? (Suaranya sedikit meninggi)
Dirandra; ( Ia terdiam, tenggorokannya tercekat, lidahnya kelu terdiam seribu bahasa )
Tamara : Jawab, Mas!
Dirandra ; Mandi dulu sana dan kita cari sarapan dulu, yuk. Entar Mas Jawab.
Cut to
SCENE 13 . EKS. RICHEESE FACTORY, TANGERANG
CAST ; Tamara, Dirandra dan Pengunjung Richeese Factory
CAMERA LONG- SHOT ke arah Richeese Factori yang akan di masuki Dirandra dan Tamara, kemudian MOVE TO ke Tamara dan Dirandra yang berjalan memasuki Richieese Faktori dengan bergandengan tangan erat-erat. (CLOSE UP)
SOUND EFFEK : Suara denting garbu dan sendok .
Cut to
SCENE 14 . INT. RICHEESE FACTORY, TANGERANG
CAST : Tamara, Dirandra dan Pengunjung Richeese Factory
Dirandra dan Tamara masuk Richeese Faktory mencari-cari meja kosong .
CAMERA ; LONG SHOT ke interior Richeese Faktory, lalu MOVE to kariawan yang lalu-lalang, kemudian MOVE to salah satu meja dan duduk di sana. Kemudian mereka memesan dua porsi Fire Chikenlevel 5 ( ClOSE UP )
Cut to
SCENE 15 . INT. RICHEESE FACTORY, TANGERANG
CAST ; Tamara, Dirandra dan Pengunjung Richeese Factory
Diranda dan Tamara menyatap hidangan yang di pesan dengan saling menggoda manja satu sama lain hingga hidangan itu habis.
CAMERA; CLOSE UP ke wajah Dirandra dan Tamara
- Dialog-
Tamara; Sekarang jawab pertanyaanku tadi, Mas!
(Tamara menyahut minuman dingin dan kemudian meminumnya)
Dirandra; Kenapa buru-buru? Masih banyak waktu, nanti kita bahas itu. (Tersenyum)
Tamara; Stop! Aku tau sekarang. Aku yang salah. Kenapa aku begitu bodoh di hadapan, Mas?
(Tamara sudah tidak mampu membendung air matanya lagi. Bukan karena pedasnya Fire Chikenyang disantap, tapi lebih merasa kecewa. Lelaki yang jauh-jauh ditemuinya itu plin-plan dan tidak bisa meninggalkan wanita bernama Mentari. Nyesek)
Dirandra : Apa bedanya adek dengan Mentari?
Tamara ; (Hanya diam menangis)
Dirandra ; Aku akan bertanggung jawab dengan kalian bertiga. Maafin, Mas!
Tamara : Kenapa gak sekalian seluruh wanita di dunia ini, Mas Nikahi? Cukup, Mas! Aku sudah tidak sanggup lagi.
Cut to;
SCENE 16. INT. RICHEESE FACTORY, TANGERANG
CAST ; Tamara, Dirandra dan Pengunjung Richeese Factory
Camera; CLOSE UP ke wajah Tamara MOVE to Tamara pergi meninggalkan Dirandra dengan kemarahan yang membakar dalam dada, kemudian FADE OUT ke wajah Dirandra yang juga menangis.
Cut to:
FADE IN
SCENE 17. EKS. JALAN RAYA JAKARTA- JEPARA , JAWA TENGAH
CAST ; Dirandra
Dirandra 3 bulan berikutnya.
CAMERA LONG-SHOT ke Jalan Raya Jakarta – Semarang, CLOSE UP depan mobil yang melaju cepat memecah pagi. Penuh harapan, seperti harapan Dirandra membawa pulang Ahya istri pertamanya.
CUT to
SCENE 18 . EKS. JEPARA JAWA TENGAH
CAST : Dirandra, Ahya dan kedua anaknya.
Anak kecil berlari telanjang kaki menghampiri ke arah mobil. Sementara di depan pintu Ahya menggendong salah satu putri cantik, anak kedua dari pernikahan mereka.
CAMERA : LONG-SHOT ke rumah Ahya di Jepara, lalu CLOSE UP ke Dirandra membuka pintu ke luar dari dalam mobil MOVE to wajah anak petamanya yang kemudian dipeluk dengan tangisan pecah.
Cut to
SCENE 19. INT. BANDAR INTERNADIONAL UDARA SOEKARNO- HATTA ( Pagi Hari – Beberapa Tahun Kemudian )
CAST; Dirandra, Ahya (Istri Pertama), Mentari (Istri kedua ), Tamara (Istri ketiga)
Dirandra mengenakan baju serba putih mendorong koper troli haji, dibekangnya ada Ahya yang mengenakan kaca mata hitam serta disusul Mentari dan Tamara yang mengenakan cadar.
CAMERA : LONG-SHOT ke dalam bandara, menampilkan seluruh keberangkatan jamaah haji yang tengah mengantri CLOSE UP ke wajah Dirandra dan istri-istrinya.
Cut to
SCENE 20. EKS. BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO- HATTA
CAST : Jama’ah Calon Haji
CAMERA : CLOSE UP ke wajah para jamaah haji MOVE to LONG-SHOT ke pesawat lepas landas ke langit Bandar Udara Soekarno-Hatta.
Cut to
SCENE 21. INT. PANTI ASUHAN
CAST; Reza, Rina dan Anak-anak panti
Reza memegang smartphone di tangan kanannya berlari tergopoh memanggil teman-temanya dengan wajah panik dan sedih.
CAMERA; CLOSE UP ke wajah Reza dan Anak-anak Panti
- Dilalog -
Reza : Innalilliahi wainalillahirojiun (Menangis)
Rina : Ada apa, Re? Jangan bikin panik dong! ( Mengernyit )
Reza ; Papa Dirandra dan keluarganya….
(Bibirnya terkunci, tidak sanggup menerusakan kata-katanya)
Rina ; Kamu bohong ‘kan, Re?
(Anak-anak panti mulai gelisah, begitu juga dengan Rina )
Reza memberikan smarphone pada Rina dengan tangan yang gemetar.
Rina : Berita itu hoax, Papa Dirandra dan keluarganya tidak mungkin meninggal di tanah suci, tanah kelahiran Nabi.
(Tangis ‘pun pecah. Memang tidak ada ikatan darah, bagi anak-anak panti, Dirandra dan keluarganya lebih dari sekedar ayah dan ibu buat mereka selama ini.)
SOUND EFFEK : Samar-samar seoalah terdengar alunan lagu Ayat-ayat Cinta- Rossa dan berakhir suara tangisan sunyi.
Cut to
SCENE 22. INT. RUMAH BACA
CLOSSING
CAMERA CLOSE UP to layar smarphone salah satu penghuni rumah baca yang berisi pesan masuk via whatshapp
Pesan Masuk :
Kabarnya Owner komunitas literasi dan keluarganya itu meninggal di Tanah Suci, Tanah Kelahiran-Kekasih-Nya, apa benar itu?
FADE OUT
CREDIT TITLLE
~♡~
Premis; Hati laki-laki itu seperti pohon, bila salah satu rantingnya patah, ia akan menderita tapi tidak akan mati.
Karena ia paham, ranting yang patah tidak akan membenci pohon, sebab itulah tunas baru akan muncul untuk pertumbuhan dalam menyuguhkan bunga dan buah.
Kehidupan hanyalah sebuah pejalanan singkat dalam percobaan menyebalkan untuk penilaian Empunya Kehidupan. Sedangkan sisanya hanyalah bentuk penantian akan kehidupan selanjutnya di alam keabadian.
NB :
Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, tempat, tokoh cerita adalah faktor tidak kesengajaan. Mohon maaf dan terimakasih.
Sumber: Dok. Pri
Ilustrasi gambar; Pinterst
Diubah oleh bekticahyopurno 21-11-2019 20:02






suciasdhan dan 50 lainnya memberi reputasi
51
4.7K
76


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan