Koboi merupakan sebutan yang diberikan untuk gembala di peternakan yang berada di Amerika Utara. Koboi biasanya identik dengan menunggangi kuda, memakai kemeja lengkap dengan topi khasnya, dan syal sebagai aksesoris yang dililitkan dileher serta tak lupa seorang koboi kadang juga membawa seutas tali. Jadi pertanyaan yang muncul sekarang adalah...
“apakah koboi datang ke Jogja?”
Hmmm tentu saja tidak. Deskripsi diatas adalah koboi yang sering ane liat difilm-film ye gan hehS E N S O R
Berbeda dengan koboi Jogja, yang mereka tunggangi adalah sepeda motor. Masih sama sama memakai baju dan tentu saja tidak memakai topi khas koboi yah. Yang mereka bawa bukanlah seutas tali melainkan senjata tajam, mulai dari celurit, gesper, gir, pedang katana, dan senjata tajam lainnya.
Masyarakat Jogja mengenal koboi jalanan ini dengan sebutan “Klitih”. Klitih merupakan fenomena kejahatan jalanan yang terjadi di Yogyakarta. Sempat menggegerkan di tahun 2018, karena memakan korban jiwa bernama Dwi Ramadhani Herlangga, seorang mahasiswa fakultas Ilmu Budaya UGM. Dari akhir 2019 sampai awal 2020, klitih kembali membuat resah masyarakat Jogja dan sekitarnya.
Spoiler for Apa itu Klitih ?:
Kata Klitih sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya aktivitas mencari angin keluar rumah atau keluyuran. Ada juga yang menyebut Klitih merupakan penyebutan terhadap Pasar Klitikan Yogyakarta, sebuah pasar yang menjual barang bekas atau biasa disebut juga sebagai pasar maling. Klitih pada mulanya bermakna kurang lebih berangkat jalan-jalan santai ke Pasar Klitikan untuk beli barang-barang bekas di sana. Aktivitas “Nglitih” berarti ya berangkat jalan-jalan ke Pasar Klitikan, kurang lebihnya begitu gan.
Tapi seiring dengan berkembangnya masa, Klitih berganti pergeseran pengertian maupun kegiatannya. Klitih, menurut sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto mempunyai makna yang positif. Klitih merupakan kegiatan untuk mengisi waktu luang. Namun, makna itu kemudian menjadi negatif ketika kegiatan mengisi waktu luang itu diisi dengan melakukan tindak kejahatan di jalan, menyerang orang lain secara acak tanpa motif yang jelas.
Spoiler for Awal mula Klitih beraksi ?:
Bukan hanya dikenal sangar dalam melakukan aksinya, yang lebih membuat geleng geleng kepala kita ni yee gan, 70% dari pelaku pelaku klitih adalah anak-anak remaja dibawah umur. Para pelaku klitih memiliki rentang usia mulai dari 12-18 tahun, mulai yang dari duduk dibangku SMP hingga lulus SMA.
Klitih muncul karena adanya permusuhan antara geng remaja. Pada sekitar tahun 2000-an, tawuran antarpelajar muncul dan membuat gerah Wali Kota Yogyakarta saat itu, Herry Zudianto. Kepada sekolah-sekolah, Herry mengatakan, jika ada pelajar Yogyakarta yang terlibat tawuran akan dikembalikan kepada orangtuanya, atau dikeluarkan. Instruksi itu dinilai sempat ampuh meredam aksi kekerasan remaja saat itu. Siapa sangka instruksi tersebut mempersulit geng remaja tersebut dalam mencari musuhnya. Akibatnya, geng-geng itu kemudian melakukan kegiatan mencari musuh dengan mengelilingi kota secara acak.
Spoiler for Sasaran serta motif pelaku Klitih?:
Motif yang awalnya berkembang adalah perkelahian antar geng, tawuran pelajar, hingga begal dan jambret. Tapi kini muncul aksi Klitih yang tergolong baru, mereka tidak memandang lagi apakah korban yang ditujuh adalah musuh atau bukan. Pelaku Klitih biasa melancarkan aksinya pada malam hingga dini hari. Mereka akan menyerang siapa saja yang melintas seperti pengendara motor maupun pejalan kaki tanpa motif yang jelas. para pelaku klitih dikenal tidak punya ampun dalam melakukan aksinya. Para korban biasanya mendapat luka yang cukup parah bahkan banyak juga yang sampai meregang nyawa.
Spoiler for Kasus Klitih ?:
Keadaan yang sebenarnya, kasus klitih ini bukan hanya terjadi di Yogyakarta saja. Tetapi, sudah menyebar diwilayah sekitaran Yogyakarta, seperti Kulonprogo, Magelang, Klaten dan sekitaranya.
Akhir 2019 sampai awal tahun 2020, Klitih kembali meneror masyarakat Yogyakarta dengan jatuhnya korban lagi. Dimulai dari bulan November 2019, Awan Sektiyanto merupakan korban Klitih dijalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Awan selamat tetapi mendapatkan luka bacok yang cukup parah dibagian kepala dan tangannya. Masih ditahun yang sama, tepatnya di bulan desember 2019. Fatur Nizar Rakadio, korban dugaan Klitih atau kejahatan jalanan yang terjadi di Bantul pada akhirnya meninggal dunia setelah hampir sebulan menjalani perawatan intensif. Korban mengalami patah tulang dibagian leher belakang, punggung hingga ke tulang ekor setelah motor yang dikendarainya ditendang dari belakang oleh orang tak dikenal pada 14 desember lalu.
Kemudian masuk ke awal tahun 2020, Tepatnya pada tanggal 4 dan 5 januari Klitih kembali melancarkan aksinya di tiga lokasi yang berbeda. Penyerangan pertama dilakukan oleh 8 pelaku pukul 23:00 WIB, penyerangan ini terjadi diwarung makan yang berada di kawasan Condongcatur. pelaku langsung menyerang dengan merusak etalase, barang-barang, hingga peralatan masak di warung tersebut. Pada hari yang sama penyerangan kedua pun kembali terjadi di Gorongan, Condongcatur pukul 23:30 WIB. Seorang pelajar menjadi korban dalam penyerangan kali, korban mengalami luka dibagian belakang atas kepala. Penyerangan ketiga terjadi pada pukul 00:00 WIB tepat tanggal 5 januari. Terdapat dua korban dengan luka dibagian tangan serta bahu. Penyerangan tersebut terjadi di jalan Mozes Gatotkaca.
Kejadian terbaru terjadi pada tanggal 01 februari 2020, seorang ojek online asal Bantu menjadi korban Klitih. Penyerangan ini terjadi jalan kabuaten, dusun Brangasan, Mayangan, Trohanggo, Gamping, Sleman. Korban mengalami luka sobek dibagian wajah serta luka di bahu kanan.
Selain dikenal sebagai kota wisata, Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar. Dengan adanya fenomena Klitih ini, nama kota pelajar pun dapat tercoreng. Disini lah perlunya peran keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengawasan kepada anak-anaknya secara baik. untuk menghindari terjatuhnya korban lagi, kita dapat menghindarinya dengan tidak pulang larut malam, pastikan agan tidak melewati jalanan yang sepi serta alangkah lebih baik agan membawa teman saat sedang berpergian dimalam hari. Tetap waspada gan!