- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kelinci Dalam Bagasi
TS
rental.hati
Kelinci Dalam Bagasi
Quote:
Dia yang menjadi saksi kisah ini...
Kisah kita...
Segala kisah pertama yang biasa kudengar...
Terimakasih telah ku alami bersamamu...
Terimakasih segala yang telah kau berikan dibalik segala kekurangan pria ini...
.........................................................................
Perkenalkan nama gwa Riyad, bekerja di salah satu toko buku yang lumayan dikenal oleh masyarakat. Bertepat di sebuah Mall di daerah Jakarta.
Sudah hampir 2 tahun bekerja disini, berasal dari daerah sumatra, Sengaja merantau untuk mengadu nasib di antara debu asap ibu kota Jakarta.
Jomblo hingga umur 23 tahun memang terbilang sedikit akut, bukannya gak laku apalagi tidak doyan yang namanya perempuan, Hanya saja masih belum ingin mengikutsertakan orang lain di kehidupan pribadi, juga karena masalah selektif yang belum pas untuk selera hati.
Sebut saja Arini, sosok wanita yang hampir setiap hari membuat mata nyaman beserta hati ini. Arini merupakan teman satu kerja, hampir setiap hari kita bertemu kecuali salah satu dari kita sedang libur.
(bekerja dibidang retail terutama di sebuah Mall, liburnya hanya dapat sekali seminggu dan itu harus di luar hari weekend).
Dia yang sudah membuat hari-hari terasa berbeda dari kemarin, di dekatnya rasa itu semakin nyaman, senyumnya yang menenangkan, wajahnya yang sulit dijeda sekalipun walau hanya untuk sejenak.
Entah apa yang membuat gwa tergila-gila padanya. Orang bilang cantik itu relatif dan itu memang benar, dia tidak begitu cantik, tidak juga begitu putih, karena yang putih itu hanya tepung beras RoseBrand.
Sepenggal nama yang mewakili sosok Arini di kepala gwa , entah sampai kapan rasa ini bertahan, yang sebenarnya juga tidak ingin perasaan padanya terus berlanjut.
Seiring waktu, beberapa teman kerja mulai mengetahui ketertarikan gwa pada Arini. Namun Ketertarikan padanya telah membawa pada harapan yang gak akan terwujud, karena Arini mungkin orang yang setia dengan kekasihnya. Mungkin...
"Yad mana cewe lo?"
"Yad kapan punya cewe?"
"Yad udah umur berapa nih?"
"Yad, masa kalah sama ponakan lo."
"Yad lo gak suka cewe ya?"
"Yad lo homo ya?"
Dan yang paling menyakitkan
"Riyad dan pasangan" tertulis di surat undangan kimpoian temen.
Itulah beberapa pertanyaan yang sering di dapat dari beberapa orang yang entah peduli dengan kejombloan gwa atau mereka hanya memanfaatkannya sebagai bahan olok-olokan, supaya ada yang di tertawakan, namun setidaknya kejombloan ini telah membawa hikmah, membawa kegembiraan, kejombloan memberi senyum di sekeliling, senyum menyakitkan.
Hari itu hari jum'at, Arini libur seperti biasanya. Dimana hari itu gak ada yang spesial kecuali ada seorang Costumer ibu muda yang memberi Rp50.000 karena telah mengantarkan barang bawaannya sampai ke parkiran.
"Ini buat uang rokok"
"Terima kasih tante saya gak ngerokok" jawab ane dengan polosnya
"Ya sudah ini buat uang jajan"
"Terimaksih tante, sudah gak apa ini sudah tugas saya" dengan belagu-nya menolak uang itu.
"Ambil aja ini, kamu kan sudah anter tante bawa barang banyak, saya marah loh kalau kamu nolak"
Yup! Begitulah cara menerima sesuatu tanpa mengurangi harga diri yang biasa orang lain sebut itu imbalan atau upah. Gwa beranggapan, Sedikit penolakan membuat kita di mata orang masih memiliki punya harga diri.
Tante tersebut langsung memasukkan uang lembaran warna biru itu ke kantong baju
"Terimakasih banyak tante" jawab gwa dengan senyum lebar, selebar perasaan terhadap Arini.
Segera gwa kembali ke toko setelah mengantarkan Tante tadi ke parkiran.
Dari depan pintu masuk, terlihat jejeran rak-rak buku memotong ruangan dalam toko, pada bagian pinggir kanan merupakan Stand Fancy yang menjual aksesoris dan perlengkapan sekolah. Sementara di pinggir kiri beberapa produk Stasionary dengan rapih terdisplay agar mempermudah pengunjung mencari keperluannya.
Malam itu terasa sepi, dimana malam itu adalah malam sabtu, malam Weekend yang biasanya ramai pengunjung toko.
Entah karena tanpa kehadiran Arini, bagi gwa toko serasa sepi.
Enggak ada yang membuat gwa berpura-pura ke tempat Arini untuk mengembalikan Bollpoint yang nyasar.
Enggak ada yang membuat gwa sengaja menyembunyikan buku laporan milik Arini, yang kemudian di cari-cari olehnya dan menanyakan pada gwa.
Dan enggak ada yang membuat gwa sengaja memberantakkan Displayan Bollpointnya yang kemudian kami berdua merapihkannya kembali.
Hari-hari seperti itulah yang membuat betah bekerja di situ. Terlihat sepeti bermain-main, tetapi itu juga ada waktunya, waktu dimana harus bekerja dan bercanda bersama Arini tanpa meninggalkan kewajiban sebagai Pramuniaga di toko tersebut.
Kisah kita...
Segala kisah pertama yang biasa kudengar...
Terimakasih telah ku alami bersamamu...
Terimakasih segala yang telah kau berikan dibalik segala kekurangan pria ini...
.........................................................................
Perkenalkan nama gwa Riyad, bekerja di salah satu toko buku yang lumayan dikenal oleh masyarakat. Bertepat di sebuah Mall di daerah Jakarta.
Sudah hampir 2 tahun bekerja disini, berasal dari daerah sumatra, Sengaja merantau untuk mengadu nasib di antara debu asap ibu kota Jakarta.
Jomblo hingga umur 23 tahun memang terbilang sedikit akut, bukannya gak laku apalagi tidak doyan yang namanya perempuan, Hanya saja masih belum ingin mengikutsertakan orang lain di kehidupan pribadi, juga karena masalah selektif yang belum pas untuk selera hati.
Sebut saja Arini, sosok wanita yang hampir setiap hari membuat mata nyaman beserta hati ini. Arini merupakan teman satu kerja, hampir setiap hari kita bertemu kecuali salah satu dari kita sedang libur.
(bekerja dibidang retail terutama di sebuah Mall, liburnya hanya dapat sekali seminggu dan itu harus di luar hari weekend).
Dia yang sudah membuat hari-hari terasa berbeda dari kemarin, di dekatnya rasa itu semakin nyaman, senyumnya yang menenangkan, wajahnya yang sulit dijeda sekalipun walau hanya untuk sejenak.
Entah apa yang membuat gwa tergila-gila padanya. Orang bilang cantik itu relatif dan itu memang benar, dia tidak begitu cantik, tidak juga begitu putih, karena yang putih itu hanya tepung beras RoseBrand.
Sepenggal nama yang mewakili sosok Arini di kepala gwa , entah sampai kapan rasa ini bertahan, yang sebenarnya juga tidak ingin perasaan padanya terus berlanjut.
Seiring waktu, beberapa teman kerja mulai mengetahui ketertarikan gwa pada Arini. Namun Ketertarikan padanya telah membawa pada harapan yang gak akan terwujud, karena Arini mungkin orang yang setia dengan kekasihnya. Mungkin...
"Yad mana cewe lo?"
"Yad kapan punya cewe?"
"Yad udah umur berapa nih?"
"Yad, masa kalah sama ponakan lo."
"Yad lo gak suka cewe ya?"
"Yad lo homo ya?"
Dan yang paling menyakitkan
"Riyad dan pasangan" tertulis di surat undangan kimpoian temen.
Itulah beberapa pertanyaan yang sering di dapat dari beberapa orang yang entah peduli dengan kejombloan gwa atau mereka hanya memanfaatkannya sebagai bahan olok-olokan, supaya ada yang di tertawakan, namun setidaknya kejombloan ini telah membawa hikmah, membawa kegembiraan, kejombloan memberi senyum di sekeliling, senyum menyakitkan.
Hari itu hari jum'at, Arini libur seperti biasanya. Dimana hari itu gak ada yang spesial kecuali ada seorang Costumer ibu muda yang memberi Rp50.000 karena telah mengantarkan barang bawaannya sampai ke parkiran.
"Ini buat uang rokok"
"Terima kasih tante saya gak ngerokok" jawab ane dengan polosnya
"Ya sudah ini buat uang jajan"
"Terimaksih tante, sudah gak apa ini sudah tugas saya" dengan belagu-nya menolak uang itu.
"Ambil aja ini, kamu kan sudah anter tante bawa barang banyak, saya marah loh kalau kamu nolak"
Yup! Begitulah cara menerima sesuatu tanpa mengurangi harga diri yang biasa orang lain sebut itu imbalan atau upah. Gwa beranggapan, Sedikit penolakan membuat kita di mata orang masih memiliki punya harga diri.
Tante tersebut langsung memasukkan uang lembaran warna biru itu ke kantong baju
"Terimakasih banyak tante" jawab gwa dengan senyum lebar, selebar perasaan terhadap Arini.
Segera gwa kembali ke toko setelah mengantarkan Tante tadi ke parkiran.
Dari depan pintu masuk, terlihat jejeran rak-rak buku memotong ruangan dalam toko, pada bagian pinggir kanan merupakan Stand Fancy yang menjual aksesoris dan perlengkapan sekolah. Sementara di pinggir kiri beberapa produk Stasionary dengan rapih terdisplay agar mempermudah pengunjung mencari keperluannya.
Malam itu terasa sepi, dimana malam itu adalah malam sabtu, malam Weekend yang biasanya ramai pengunjung toko.
Entah karena tanpa kehadiran Arini, bagi gwa toko serasa sepi.
Enggak ada yang membuat gwa berpura-pura ke tempat Arini untuk mengembalikan Bollpoint yang nyasar.
Enggak ada yang membuat gwa sengaja menyembunyikan buku laporan milik Arini, yang kemudian di cari-cari olehnya dan menanyakan pada gwa.
Dan enggak ada yang membuat gwa sengaja memberantakkan Displayan Bollpointnya yang kemudian kami berdua merapihkannya kembali.
Hari-hari seperti itulah yang membuat betah bekerja di situ. Terlihat sepeti bermain-main, tetapi itu juga ada waktunya, waktu dimana harus bekerja dan bercanda bersama Arini tanpa meninggalkan kewajiban sebagai Pramuniaga di toko tersebut.
Diubah oleh rental.hati 24-02-2020 14:19
nona212 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
546
Kutip
8
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan