Untukmu...

untukmu yang beberapa waktu ini selalu tampil dalam notifikasi ku.
untukmu yang kembali membuatku bangun dari rasa sedihku.
untukmu yang hadir dalam waktu yang tepat walau hanya sekejap.
untukmu...yang tak bisa ku jelaskan.

Seperti bom waktu yang tak bisa dijinakkan.
emosiku dan egoismu larut menyatu dalam ruang.
hanya menunggu untuk meledak.

terimakasih,
terimakasih untuk sudah pernag berencana hidup beesama.
walau...
akhirnya harus pergi dengan sakitnya.
terimakasih...untuk harapan yang belum pernah kita wujudkan.

Kini aku mengerti,
mengerti bahwa egoisku tak lebih dari penyesalan.
seperti api yang melahap habis ranting kecil nan rapuh itu.
kita terlalu labil dalam mengambil keputusan,
api tak bisa dibalas api.

Terimakasih atas putaran memori yang selalu mengisi semua sisi dalam gelapku.

Bunga tak selalu mekar dan pohon tak selalu berbuah, begitupun rencana dan harapan kita.