- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PA 212 : Kolaborasi Jokowi dan Prabowo Hasilnya Nihil


TS
hmei72480
PA 212 : Kolaborasi Jokowi dan Prabowo Hasilnya Nihil
- Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengaku kecewa tak ada dampak signifikan dalam pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) jilid II meski Prabowo Subianto yang dahulu menyatakan oposisi merapat kemudian menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Kerja.
"Saya pribadi sebagai rakyat biasa sampai saat ini (pemerintahan) sudah lebih 100 hari masa kerja, masa rezim yang berkuasa saat ini tidak menghasilkan apa-apa," kata Novel kepada Tagar.
Apalagi di bidang hukum yang selama ini kita mengharapkan keadilan namun seperti 'panggang jauh dari api'
Novel mengatakan tak ada perubahan yang dapat dirasakan masyarakat terutama dalam isu penuntasan masalah hak asasi manusia (HAM) dan penegakan hukum di Tanah Air. Alih-alih menegakkan keadilan, kata Novel, justru yang terjadi adalah supremasi hukum semakin lemah sementara rakyat makin tidak berdaya menghadapi sejumlah orang yang dianggap dekat dengan penguasa.
"Apalagi di bidang hukum yang selama ini kita mengharapkan keadilan namun seperti 'panggang jauh dari api', padahal dua kekuatan sudah dilebur koalisi 01 dan satu partai dari kubu 02. Seharusnya sudah bisa bersama menyelesaikan persoalan hukum ini," ujarnya.
Dia mencontohkan kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh sejumlah orang. Meski sudah dilaporkan ke polisi, kata dia, hingga saat ini orang yang dituding melakukan tindakan itu masih berkeliaran bebas.
"Ulama, tokoh serta aktivis sampai saat ini masih dikriminalisasikan. Para penista agama masih bebas berkeliaran di negeri yang berke-Tuhan-an yang Maha Esa ini. Sukmawati, Muwafiq, Viktor Laiskodat, Guntur Romli, Ade Armando dan Abu Janda," ucapnya.
Lebih lanjut, Novel mengatakan sejumlah tindakan intoleransi juga tak terselesaikan dan makin suram saat ini. Dia mencontohkan kasus pengerusakan tempat ibadah seperti di salah satu masjid di Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kasus seperti itu sepatutnya dapat diselesaikan dengan cepat oleh pemerintahan agar tidak menjadi preseden buruk di masa depan.
"Bahkan negara ini sudah menjadi darurat penista agama sampai terjadi lagi pengerusakan masjid. Padahal kasus pembantaian umat Islam di Papua sampai saat ini tidak terselesaikan oleh negara yang akhirnya masjid berani dirusak di Minahasa Utara," katanya.
Novel kemudian menyinggung soal perekonomian Indonesia yang juga tak berubah. Hal itu, kata dia, dapat dibuktikan dengan semakin melejitnya harga-harga pokok.
"Juga masalah ekonomi yang harga-harga semakin menjadi jadi naik terus menyusahkan rakyat. Jadi jelas rapor merah buat pemerintahan lebih 100 hari," tutur dia.
SUMBER DISINI PARA HACKTIVIST ANONYMOUS INDONESIA & MUSLIM CYBER ARMY : https://www.tagar.id/pa-212-kolabora...hasilnya-nihil
"Saya pribadi sebagai rakyat biasa sampai saat ini (pemerintahan) sudah lebih 100 hari masa kerja, masa rezim yang berkuasa saat ini tidak menghasilkan apa-apa," kata Novel kepada Tagar.
Apalagi di bidang hukum yang selama ini kita mengharapkan keadilan namun seperti 'panggang jauh dari api'
Novel mengatakan tak ada perubahan yang dapat dirasakan masyarakat terutama dalam isu penuntasan masalah hak asasi manusia (HAM) dan penegakan hukum di Tanah Air. Alih-alih menegakkan keadilan, kata Novel, justru yang terjadi adalah supremasi hukum semakin lemah sementara rakyat makin tidak berdaya menghadapi sejumlah orang yang dianggap dekat dengan penguasa.
"Apalagi di bidang hukum yang selama ini kita mengharapkan keadilan namun seperti 'panggang jauh dari api', padahal dua kekuatan sudah dilebur koalisi 01 dan satu partai dari kubu 02. Seharusnya sudah bisa bersama menyelesaikan persoalan hukum ini," ujarnya.
Dia mencontohkan kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh sejumlah orang. Meski sudah dilaporkan ke polisi, kata dia, hingga saat ini orang yang dituding melakukan tindakan itu masih berkeliaran bebas.
"Ulama, tokoh serta aktivis sampai saat ini masih dikriminalisasikan. Para penista agama masih bebas berkeliaran di negeri yang berke-Tuhan-an yang Maha Esa ini. Sukmawati, Muwafiq, Viktor Laiskodat, Guntur Romli, Ade Armando dan Abu Janda," ucapnya.
Lebih lanjut, Novel mengatakan sejumlah tindakan intoleransi juga tak terselesaikan dan makin suram saat ini. Dia mencontohkan kasus pengerusakan tempat ibadah seperti di salah satu masjid di Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kasus seperti itu sepatutnya dapat diselesaikan dengan cepat oleh pemerintahan agar tidak menjadi preseden buruk di masa depan.
"Bahkan negara ini sudah menjadi darurat penista agama sampai terjadi lagi pengerusakan masjid. Padahal kasus pembantaian umat Islam di Papua sampai saat ini tidak terselesaikan oleh negara yang akhirnya masjid berani dirusak di Minahasa Utara," katanya.
Novel kemudian menyinggung soal perekonomian Indonesia yang juga tak berubah. Hal itu, kata dia, dapat dibuktikan dengan semakin melejitnya harga-harga pokok.
"Juga masalah ekonomi yang harga-harga semakin menjadi jadi naik terus menyusahkan rakyat. Jadi jelas rapor merah buat pemerintahan lebih 100 hari," tutur dia.
SUMBER DISINI PARA HACKTIVIST ANONYMOUS INDONESIA & MUSLIM CYBER ARMY : https://www.tagar.id/pa-212-kolabora...hasilnya-nihil






4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.8K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan