Quote:
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dikabarkan mendorong pertemuan khusus Dewan Keamanan (DK) PBB untuk membahas masalah Israel dan Palestina.

Pertemuan yang diprakarsai juga oleh Tunisia ini, membantu Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menjelaskan penolakan negeri itu pada Peta Damai Israel-Palestina, Selasa (11/2/2020).
Sebelumnya proposal perdamaian dibuat Presiden AS Donald Trump akhir Januari lalu. Namun sayangnya sejumlah hal dianggap memberatkan Palestina dan mendukung posisi Israel di Tepi Barat.
Baca:
Israel Tak Selamanya Anak Emas AS, Ini Buktinya!
"Kami meminta pertemuan ini karena perkembangan terkini di kawasan Timur Tengah, yang dapat menimbulkan keprihatinan banyak pihak, dan mempengaruhi stabilitas kawasan serta belahan dunia lainnya," kata Wakil Tetap RI untuk PBB, Dubes Dian Triansyah Djani, seperti yang tertulis dari rilis Kementerian Luar Negeri.
Langkah Indonesia dan Tunisia tersebut merupakan pelaksanaan keputusan pertemuan tingkat Menteri Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) minggu lalu. Selain itu, penyelenggaraan ini dilakukan pasca pengumuman proposal perdamaian yang disampaikan pada 28 Januari 2020 lalu.
Lebih lanjut, Indonesia juga menekankan perlunya memulai kembali dialog dan negosiasi multilateral yang kredibel di antara pihak-pihak terkait. Ini penting guna mencari solusi praktis yang tidak bertentangan dengan hukum internasional.
Terakhir, pihak Indonesia juga mengingatkan bahwa DK PBB berhutang kepada rakyat Palestina yang kini memiliki kondisi sangat memprihatinkan. Sesuai dengan UUD 1945, Indonesia akan meneruskan upaya diplomasi di PBB guna mendorong terpenuhinya hak-hak Palestina.
Konflik wilayah yang terjadi antara Palestina dan Israel telah berlangsung selama beberapa dekade hingga hari ini. Singkatnya, konflik terjadi karena perebutan kota Yerusalem. Baik Palestina dan Israel mengklaim wilayah tersebut sebagai ibu kota negara mereka.
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...kan-ini-di-pbb
Ketika negara-negara ngarab sudah mulai tidak peduli lagi dengan Palestina.
maka diplomat negara "agak bahlol" aka +62 masih membela mati-matian.
tapi sayangnya negara agak bahlol tersebut tidak penah menyumbang dana ke palestina (bisa dikatakan hanya sedikit lah).
Ternyata negara +62 tidak ada dalam list UNRWA
disini juga tidak ada

itulah +62