adelavidaAvatar border
TS
adelavida
Sisi Lain: Penjaraku bernama Masa Lalu
Penjaraku Bernama Masa Lalu

Aku adalah gambaran manusia lainnya.
Mencari secuil kebahagiaan dengan cara mengenang suatu masa.
Apapun itu: masa kecil, masa berilmu, naik turunnya karir atau bahkan memori tentang perjalanan mesra sebuah asmara.

Manisnya kenangan-kenangan itu bisa kunikmati ketika sendiri di malam yang temaram, dimana dengan sengajanya kularutkan pikiran dalam lamunan.
Tak lebih, hanya untuk mendapatkan fantasi yang klimaks dan terhayati.
Sesekali menggelengkan kepala dan menarik ujung bibir sedikit ke atas sebagai efek dari nostalgiaku dengan semua kesemuan itu.

Di beberapa momen, pelupuk mata kalah dan kalah lagi untuk bertahan melawan sedu.
Air mata jadi bukti yang nyata.
Inilah tragedi, satu dari sekian masa yang sangat aku tidak inginkan untuk menjadi teman saat hening.
Sekuat apa usahaku, mereka tetap memaksa untuk menyapa.

Mungkin, aku agak cengeng dan lemah.
Pertahananku ambruk ketika kenangan tak mengasyikan menyerangku.
Belasan sang ahli perangkai kata sudah kudengarkan pesannya.
Menyibukan diri dengan hal mubadzir sering juga aku coba.
Tapi, semacam itu hanya sebuah kepercumaan.
Dahsyatnya kepiluan sungguh sulit untuk aku acuh.

“Sahabat”... bagi segelintir umat merupakan wadah melampiaskan kegelisahan.
Tapi, dalam perannya di realitaku seperti terasa sumbang.
Apakah mereka mau menerima tragediku? Mampukah mereka menahan nafsu untuk tidak menjadikannya topik cakapan dalam lingkaran? Aku ragu, sangat.
Resiko besar sebaiknya dicerna dengan dingin dan tidak sembrono, gumamku.

Hari ini adalah hitungan bulan yang kesekian puluh aku melaluinya, masih saja sama dan tidak ada samar.
Kenangan ironi itu benar-benar menjadi hantu, mungkin untuk seumur jatah hidupku di bumi.
Tidak ada tempat yang bisa aku tuju untuk sembunyi darinya.
Tidak ada keluarbiasaan satupun untuk menghentikan detik waktu, agar bisa sekadar rehat dan memunggungi itu.
Pun, tidak ada manusia yang dekat dan lekat untuk dijadikan muara dari semua ganjalanku.
Aku hanya bercerita dengan Tuhan, semoga Dia masih sudi menolehkan cahaya-Nya mampir ke sebuah ruangan gelap yang sunyi, mencekam dan mengerikan.
Di tempat itulah, sekarang aku berada.
Diubah oleh adelavida 06-11-2021 10:18
nurulnadlifa
NadarNadz
nona212
nona212 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
1.2K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan