untukendonesiaAvatar border
TS
untukendonesia
Kebijakan Anies Baswedan kerap dikritik dan dihambat 'orang-orang' Jokowi.
Ya namanya juga Pemerintah Pusat dan Daerah. Biasa aja kan klo emang dikit-dikit ribut. Ribut klo untuk kepentingan masyarakat luas, ya ndak papa dong

Stasiun Boulevard Selatan, Kelapa Gading, Jakarta Utara tampak lengang, Senin (10/2) siang itu. Tak terlihat kerumunan penumpang di lorong-lorong stasiun moda transportasi massal lintas rel terpadu atau light rail transit (LRT) Jakarta itu.  

Suasana serupa dijumpai di depan loket tiket otomatis. Di situ, tak terlihat barisan penumpang mengekor untuk mendapatkan tiket. Padahal, stasiun megah dan berfasilitas mewah itu telah satu tahun beroperasi. 
"Ramai sih kalau weekend. Untuk hari-hari biasa, biasanya pas mau berangkat atau pulang kerja aja," kata Vivi, salah seorang petugas pembersihan di stasiun itu, saat berbincang dengan Alinea.id. 
Suasana sedikit berbeda terlihat di Stasiun Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur. Meski bisa dihitung dengan jari, namun arus penumpang yang datang dan keluar stasiun mengalir dengan lancar. "Mungkin belum terkenal aja kali, ya," kata Dian, salah seorang penumpang LRT. 

Belakangan, proyek pembangunan jalur LRT kembali menjadi sorotan. Pasalnya, pemerintah pusat meminta Pemprov DKI Jakarta membatalkan rencana membangun jalur LRT fase II yang menghubungkan Pulogadung dan Kebayoran Lama.  

Ini bukan kali pertama proyek yang digagas Pemprov DKI di bawah Gubernur Anies Baswedan "dijegal". Sebelum polemik LRT menyeruak ke ruang publik, Anies dan pemerintah pusat berseteru soal izin revitalisasi Monumen Nasional (Monas). 

Aroma dendam politik dan Pilpres 2024



Aroma dendam politik juga menyelimuti deretan silang pendapat antara Anies dan pemerintah pusat. Anies, kata Trubus, masih memendam dongkol karena dicopot Jokowi dari posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada era Kabinet Kerja. 



Ketidakharmonisan Jokowi dan Anies kian kuat saat Anies menjajal peruntungan menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Ketika itu, Anies yang didukung kelompok Islam garis keras seperti Front Pembela Islam (FPI) dan eksponen Gerakan 212. Di sisi lain, Jokowi cenderung mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.



"Anies ini kan awalnya sangat setia, tangan kanannya Pak Jokowi, pernah menjadi menterinya. Tapi, karena prestasinya dianggap buruk dan mempunyai persoalan dengan anggaran Kemendikbud waktu itu, yang mencapai Rp23 triliun itu. Atas masukan-masukan itu, dia di-reshufle. Tapi, ternyata Pak Anies tidak bersalah," jelas Trubus.


Sumber: https://www.alinea.id/politik/aroma-...ies-b1ZIa9r1A


sebelahblog
4iinch
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.2K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan