ilafitAvatar border
TS
ilafit
Selalu Menyalahkan Anak, Benarkah Dapat Mengguncang Psikis Anak?
Menyalahkan Anak Terus Menerus, Baikkah Buat Kelangsungan Hidup Anak?


Anak adalah anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan. Anak merupakan titipan yang seharusnya dijaga dengan baik, dirawat dengan baik, dan tentunya dididik dengan baik.

Hidup bersama serumah, belum tentu dapat mengenal pribadi anak lebih dalam. Anak yang di dalam rumah cenderung pendiam, lalu di luar rumah cenderung ekspresif, atau anak yang di dalam rumah cenderung temperamental dan nakal, tetapi di luar rumah tampak dipandang baik. Tetapi memang, ada yang anaknya benar-benar baik dan benar-benar nakal.

Pada dasarnya, sifat seseorang memang mudah berubah-ubah. Tentunya banyak faktor yang membuat perubahan pada diri seseorang. Entah karena banyak tekanan yang ada, entah karena yang mudah baper, entah karena sering melihat kekerasan lalu menjadikannya trauma, entah karena pergaulan lingkungan, pergaulannya, atau karena banyaknya masalah yang ada tetapi tak dapat membagi masalahnya sehingga membuatnya tampak stress karena terlalu memikirkan suatu hal tersebut. Kita tidak tahu. Sulit sekali menebak sifat seseorang yang sebenarnya.

Setiap kejadian yang terjadi tentu ada hikmah yang dapat dipetik. Bisa dijadikan pembelajaran untuk kedepannya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Karena ketika sudah melakukan kesalahan, pasti juga tak bisa mengembalikan kesalahan yang dilakukan menjadi sedia kala.

Lalu, pantaskah jika ada kedua orang tua, atau orang lain yang tidak ada sangkut pautnya menyalahkan anak atas apa yang dilakukan anak? Jika anak berbuat salah, alangkah baiknya dinasehatin, ditegur, jangan terus disalahkan. Ketika anak terus disalahkan atas perilaku anak tersebut yang memang nakal atau bagaimana, tentu akan membuat anak semakin nakal atau bisa semakin sedih. Setiap anak, psikisnya berbeda-beda.

Anak akan merasa tak nyaman untuk menetap, ketika selalu disalahkan. Anak akan mencari kehidupan luar yang bisa menerima sikapnya tanpa pandang bulu. Anak akan mencari kenyamanannya sendiri. Sebagai orang tua, tentu sedih jika melihat hal itu.

Setiap kesalahan yang terjadi atau yang dilakukan pasti ada sebabnya. Coba mengintropeksi diri bagaimana sikapnya selama ini. Coba merenungkan sikapnya selama ini. Oh, kenapa anak menjadi seperti itu? Kenapa anak menjadi berubah?

Memang bukan hanya faktor dalam saja yang membuat perubahan dalam anak, bisa saja karena faktor luar. Kita tidak tahu dengan jelas pergaulan anak, bagaimana teman-temannya. Apalagi kita juga tak tahu bagaimana perasaan anak tersebut. Coba sesekali bertanya, apa masalahnya. Apa yang terjadi pada anak. Bertanya kepada anak layaknya seorang sahabat, agar anak menjadi nyaman untuk meluapkan isi hatinya yang terpendam. Berikan kenyamanan untuknya, kepercayaan yang besar. Karena tidak semua anak bisa bebas menceritakan masalahnya, terlebih kepada kedua orang tuanya.


Sumber: opini pribadi, pengamatan
Sumber gambar: google
Diubah oleh ilafit 08-01-2021 03:55
makola
putrateratai.7
tien212700
tien212700 dan 59 lainnya memberi reputasi
60
13K
236
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan