(Foto Pribadi)
Hai Alam...
Apa kabarmu hari ini?
Semoga kamu selalu dalam kondisi baik-baik saja yaa...
Sengaja aku kirim sepucuk surat ini spesial untukmu, karena beberapa waktu belakangan ini aku sering sekali melihat dilayar kaca televisi maupun di media massa berita tentang keadaanmu yang nampaknya semakin hari semakin memprihatinkan dengan berbagai macam problematika yang terus menghinggapi hari-harimu
Berita tentang Banjir, Tanah Longsor dan hilangnya hutan-hutan yang berganti dengan bangunan-bangunan mewah serta gedung bertingkat membuat hatiku miris untuk menatap apa yang akan terjadi dimasa depan tentang keadaanmu dan anak cucuku kelak
Quote:
Quote:
(Foto Pribadi)
Quote:
Hai Alam.. lewat sepucuk surat ini aku ingin sekali memohon maaf kepadamu. Maafkan aku, maafkan teman-temanku, maafkan saudara-saudaraku yang masih sering membuang sampah sembarangan sehingga mengotori wajahmu
Hai Alam aku mewakili penduduk bumi juga memohon maaf belum bisa menjaga dan merawatmu dengan baik
Oh iya lewat sepucuk surat ini aku ingin mengatakan jika aku sayang banget sama kamu, meskipun aku belum bisa berbuat banyak untuk menjaga dan merawatmu. Namun percayalah bahwa aku, saudara-saudaraku, teman-temanku dan seluruh penduduk bumi ini benar-benar menyayangimu. Kami semua tak mau kehilanganmu!!
Dalam hati nurani yang terdalam. Sungguh kami tak rela kamu dirudapaksa habis-habisan oleh segelintir oknum demi memperoleh keuntungan pribadi dari dalam perutmu
Quote:
Quote:
Quote:
Hai Alam... Tahukah kamu? Saat kutulis sepucuk surat ini aku sedang menikmati sepiring ubi rebus hangat dan secangkir kopi hitam dengan sedikit gula... Ah sungguh rasanya benar-benar nikmat, tentu kamu tahu kan ubi ini berasal darimana? Iya Ubi ini berasal dari tanahmu yang aku ambil dikebun belakang rumah.. hehehehe
Hai Alam luar biasa sekali ya Tuhan itu. Ia memberimu kekuatan yang benar-benar luar biasa. Kamu di injak-injak, kamu ditusuk-tusuk, kamu dikeruk-keruk, kamu diludahin namun kamu masih tetap berdiri dan tetap ada hingga detik ini. Tapi aku tau dibalik itu semua kamu merasa sedih masih banyak penduduk Bumi yang seakan-akan tak peka dengan keadaanmu
Namun ketika kamu sudah marah. Kamu muntahkan lahar lewat gunung, kamu goyangkan alam ini lewat gempa bumi, kamu buat kocar-kacir para penduduk Bumi dengan banjir bandang. Nah pada saat itulah kami para penduduk Bumi baru sadar bahwa kalau kamu marah dalam hitungan menit saja semua bisa hancur
Maafin kami ya Alam yang masih sering bandel dan nakal dengan merusak apa yang ada didalam tubuhmu.. Hehehe
Disisi lain bagaimana mungkin aku bisa membencimu sementara setiap hari kamu selalu memberiku kenikmatan yang sangat luar biasa. Ubi rebus, kacang-kacangan, padi yang tumbuh dari dalam perutmu dan hijaunya daun dan rindangnya pepohonan membuat hatiku merasa damai
Terimakasih banyak ya Alam meskipun aku dan penduduk bumi masih sering jahat kepadamu. Namun dengan rendah hati kamu selalu menumbuhkan apa yang kami butuhkan
Kamu sungguh luar biasa Alam...
Oh iya Alam..!! Aku akhiri dulu surat ini yaa. Besok kita lanjutkan lagi cerita kita tentang masa depan yang lebih baik dan tentunya lebih indah daripada masa yang sekarang
Salam... 