Hidup tanpa Haters itu adalah hanya sebuah mimpi

Britania Raya, Inggris adalah salah satu negeri dimana Gandhi mengenyam pendidikan.

Siang itu jam istirahat siang, Gandhi menuju kantin untuk makan siang.
Di beberapa meja sebagian besar sudah banyak yang memenuhinya.

Pandangan Gandhi menyapu disekeliling kantin sebuah kampus di Britania Inggris itu. Ternyata hanya tinggal satu meja, dimana meja itu sudah terdapat dosen Gandhi seorang professor bernama John.

Akhirnya, disitulah Gandhi memutuskan duduk makan siang, di samping sang dosen yang seorang profesor.

Ketika Gandhi tengah makan beberapa suap saja, sang dosen itu berkata kepada Gandhi.

"Tidak ada seekor babi itu yang makan bersama dengan burung."

Dan Gandhi pun menjawab ucapan sinis sang dosen dengan santai tanpa emosi.

"Tenang saja Pak, burung akan segera terbang kok," tidak lama kemudian Gandhi itu pun pergi dari bangku tempat ia makan tadi satu meja dengan sang dosen.

Mendengar kata-kata Gandhi seperti itu, profesor John yang memang di dalam hatinya tidak suka, semakin meradang atas perkataan Gandhi.

Hingga profesor itu bertekad dalam hatinya ingin membalas dendamnya nanti ketika ada jam mengajar di kelasnya Gandhi.

Saat untuk berbalas dendam pun tiba. Profesor mengajar di kelas, di pertengahan penjelasannya sang dosen mengajukan pertanyaannya kepada Gandhi.
"Hey kamu," tunjuk sang dosen.

"Iya, saya?" tekan Gandhi.

"Gandhi, jika kamu di suruh memilih satu dari dua kotak, satu kotak berisi uang, dan satu kotak lagi berisi kebijaksanaan, apa yang akan kau pilih?"

Gandhi pun menjawab dengan tenangnya, "Tentu Aku akan memilih uang."

Dosen itu pun tersenyum sinis dan berkata, "Kalau aku jadi engkau gandhi, aku akan memilih kebijaksanaan."

Gandhi pun kembali berkata, "Pasti itulah pak, orang itu akan mengambil apa yang tidak ia miliki, buat apa mengambil sesuatu yang sudah dimilikinya,"

Dengan seketika, teman-teman sekelas itupun tertawa gaduh dan riuh. Dan dosen itu sungguh dibuat malu yang sangat.

Profesor itu semakin geram dengan wajah memerah dan gigi yang tertahan.
Dalam hati sang dosen yang amat sakit itu, benar-benar berjanji akan menjatuhkan Gandhi di kesempatan yang lain.

Semakin bencilah sang profesor, hingga ketika tes berlangsung. Bagi sang dosen, kesempatan menjatuhkan itu datang.

Saat Gandhi usai menyelesaikan ujiannya, Gandhi segera menyerahkan lembar jawabannya kepada sang dosen killer.

Akan tetapi sang dosen tidak menilai hasil ujiannya, hanya saja menuliskan kata "idiot" pada lembaran Gandhi dan mengembalikannya kepada Gandhi.

Gandhi tidak heran ataupun terkejut dengan perlakuan itu, kemudian Gandhi pun menghampiri sang dosen dan mengatakan kepadanya,

"Bapak belum memberi nilai pada hasil kerja saya, Bapak hanya memberi tanda tangan bapak ini,"

Sang dosen tidak dapat berkata apa-apa. Hanya rasa terpaksa akhirnya memberikan nilai pada lembaran Gandhi.

Hikmah dari kisah ini adalah tetap sabar dan rendah hati atas perlakuan orang yang membenci kita

Keutamaan itu bukanlah seperti apa kenyataannya akan tetapi hikmah apa dibalik semua kenyataan yang ada