Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Proklamator Negara Rakyat Nusantara Ternyata Eks Caleg Partai Gerindra
Proklamator Negara Rakyat Nusantara Ternyata Eks Caleg Partai Gerindra

Proklamator Negara Rakyat Nusantara Ternyata Eks Caleg Partai Gerindra

Suara.com - Yudi Syamhudi Suyuti “proklamator” Negara Rakyat Nusantara yang mencetuskan ide untuk membubarkan NKRI, ternya pernah menjadi caleg dari Partai Gerindra tahun 2014.

Namun, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui belum mengetahui hal tersebut. Ia berjanji memeriksa kebenaran informasi itu.

Muzani berujar, dirinya tidak bisa memantau satu per satu caleg yang ada di Partai Gerindra. Terlebih Yudi merupakan caleg tahun 2014.

"Saya belum cek. (Caleg) 2014 sudah lama. Tapi kalau benar caleg, berarti dia kader. Kekinian jumlah kader Gerindra mencapai 17 juta orang, bagaimana mengawasinya,” kata Muzani di DPR RI, Jumat (31/1/2020).

Muzani mengatakan, Partai Gerindra juga tak bisa memantau setiap kehiatan maupun aktivitas masing-masing kader.

Untuk diketahui, polisi meringkus Yudi Syamhudi Suyuti lantaran dianggap menjadi pihak yang menyebarkan video viral kelompok Negara Rakyat Nusantara.

Kelompok itu mengusulkan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibubarkan.

Pelaku yang dibekuk, Rabu (29/1) itu, dianggap telah menyebarkan berita bohong atau hoaks dan kasus pemufakatan makar terkait beredarnya video Negara Rakyat Nusantara di media sosial.

Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Polisi Argo Yuwono mengatakan, penangkapan terhadap Yudi berdasar atas laporan masyarakat Nomor:LP/B/0041/I/2020/Bareskrim, tertanggal 22 Januari 2020.

"Makar dan atau menyebarkan berita bohong," kata Argo.

Argo mengatakan, Yudi kekinian telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Bareskrim Mabes Polri.

Selain itu, pihaknya juga turut menyita sejumlah barang bukti berupa satu flashdisk berisi rekaman video. Kemudian satu ponsel milik Yudi dan satu lembar tangkapan layar video pernyataan yang bersangkutan.

"Yang bersangkutan dikenakan Pasal 110 KUHP jo Pasal 107 KUHP jo Pasal 87 KUHP dan atau Pasal 207 KUHP dan atau Pasal 14 dan atau Pasal 15 Undang-undang No 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana," kata Argo.
sumber

☆☆☆☆☆

Entah kebetulan atau tidak, ternyata orang yang mengaku King of the King adalah pendukung Prabowo. Bahkan orang yang mengaku bisa menggandakan kebodohan nasbung, eh menggandakan uang, dia juga pendukung Prabowo. Dan yang ini ternyata kader Gerindra. Belum lagi yang mengaku bisa mendatangkan Nyi Roro Kidul dan lain-lain ke gedung MK yang bilang siap ditembak mati. Itu juga pendukung Prabowo.

Halusinasi bukan penyakit menular. Tapi jika dibiarkan, halusinasi bisa mempengaruhi orang-orang disekitarnya. Halusinasi juga bisa tercipta akibat pengaruh dari luar diri seseorang. Entah motifnya karena uang, jabatan atau kedudukan, seseorang bisa diberikan sebuah khayalan semu menjadi presiden atau raja. Meskipun hal ini bisa menjadi bahan tertawaan, akan tetapi pelaku halusinasi tak akan pernah sadar jika orang-orang disekelilingnya menutup rapat mata dan telinganya. Dan yang boleh dilihat atau didengar hanyalah kumpulan manusia picik dan licik yang menutupi diri orang yang dipaksa atau terkena halusinasi.

Soal Prabowo, kenapa akhirnya Prabowo bisa sembuh dari halusinasi? Itu lebih disebabkan karena kesadaran Prabowo masih kuat. Disamping itu, ada pihak-pihak diluar lingkar dirinya yang memaksa menembus barikade untuk menyadarkan. Menyadarkan dirinya bahwa tak semua orang yang berada disekeliling dirinya adalah orang-orang yang ikhlas dan jujur. Ikhlas berjuang buat dirinya. Jujur memberi tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Kekecewaan. Satu kata ini bisa jadi sebagai pemicu adanya klaim-klaim kekuasaan. Yang jadi masalah, para orang gila ini tidak kira-kira mengklaim kekuasaan yang dipegangnya, sehingga satu sama lain berbenturan. Yang satu bilang kekuasaannya seluas bumi dan seluruh negara. Yang satu bilang hartanya tak terhingga. Yang satu bilang kekuasaannya meliputi semua benua. Bahkan Bandung sebagai pusatnya Jawa Barat diklaim sebagai pusat kekuasaan Sunda Empire dan King of the King.

Halusinasi nampaknya memang menjadi wabah mematikan di negeri ini, lebih-lebih virus corona.

Ada ormas yang merasa sebagai pemilik surga dan penilai pantasnya seseorang layak dapat surga atau neraka.

Ada ustadz yang multi talenta, paham alutsista sampai anak SMA menggemaskan.

Ada gubernur yang kelasnya anak SMK magang tapi merasa punya kekuasaan se Indonesia.

Ada mantan komisioner KPK yang merasa lebih KPK dibanding KPK sehingga tak henti-hentinya ngoceh demi mencari perhatian.

Ada artis penyanyi yang bodoh di politik tapi merasa sebagai penyambung lidah rakyat.

Ada orang desa yang merasa sebagai ahlinya ahli, intinya inti, core of the core.

Ada kaskuser di BP yang merasa menjadi penguasa BP setelah membuat banyak klon untuk nyendolin id utamanya sendiri.

Bebas. Sebebas orang gila.

Dan apakah fenomena ini akan berhenti? Tidak akan pernah berhenti. Itu sama saja berharap Andrew Darwis dari Admin Kaskus menjadi Enthusiast BP.

Jadi, jaga otak.
Jangan sampai halusinasi meracuni otak. Kecewa boleh. bodoh jangan.
Diubah oleh i.am.legend. 31-01-2020 09:37
siapika
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.3K
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan