Meyikapi Ocehan Rocky Gerung,Risma Pendobrak Perubahan Kalau Anies Bikin Jakarta Ambyar
Menyikapi respon terhadap analisa yang dibangun Rocky Gerung terlalu berhalusinasi, Anies baswedan dengan kondisinya sekarang telah bikin porak poranda jakarta mau dibandingkan dengan Trirismaharini yang telah menghadirkan perubahan bagi surabaya sungguh terlalu jauh.Risma dengan segudang prestasinya sedangkan Anies baswedan prestasinya terkatrol dari hasil jerih payah jokowi ahok mengelola jakarta yang ujungnya diapresiasi publik.
Gan dan sis... Kalau melihat analisa dalam video rocky gerung yang diekspos tribunnews ingin mengatakan bahwa Anies baswedan menonjolkan ide sedangkan Risma cenderung ke teknis.
Dari sudut pandang ini sebenarnya kita ingin bertanya ide mana yang dilontarkan Anies membenahi jakarta, kalau yang dimaksud adalah soal trotoar dan JPO ternyata hasil itu tidak mampu menyelesaikan jakarta yang inti masalahnya berkaitan banjir dan macet.
Coba bandingkan dengan Risma dalam tahapan penyelesaian banjir surabaya yang tiap tahun pasti ada terutama untuk area rob dan teluk kali lamong mampu dituntaskan secara signifikan oleh Risma, bahkan tingkat kadar udara dampak terpapar polusi udara berangsur angsur membaik. Apalagi surabaya kian cantik dengan pohon tabeupuya yang indah warna warni kian asri.
Dalam konteks video tersebut, Rocky gerung cenderung membela Anies baswedan yang telah bikin ambyar jakarta.
Agan dan sista pasti tahu sejak dua tahun memimpin perubahan jakarta seolah jalan ditempat. Bahkan awal tahun seluruh negeri dibelalakkan banjir jakarta yang sudah mulai jarang pada akhir periode ahok sebelum lengser. Banjir awal tahun yang dahsyat menyadarkan kita bahwa narasi rangkaian kata yang dibangun Anies Baswedan tak seindah fakranya. Rangkaian kata yang membius warganya dalam dahaga kenyataan.
Jika dibandingkan saat Surabaya juga dihebohkan banjir tapi dalam hitungan tak kurang 3 jam berhasil disurutkan setelah risma bergerak menghadirkan solusi mengatasi banjir tersebut dengan terjun langsung menggerakkan jajarannya. Risma berhasil menghadirkan sosok kepemimpinan dengan segudang solusi bagi rakyatnya.
Beda dengan Anies Baswedan yang cenderung bikin kontroversi setiap proses pengambilan kebijakannya. Terkesan Anies Baswedan ingin terus bikin ambyar jakarta karena Anies baswedan terpilih bukan efek programnya tapi efek jualan ayat dan mayat dengan desakan massa berjilid jilid yang ujungnya rakyat jakarta ketakutan menentukan pilihan politiknya.
Dampak pilkada terbrutal sepanjang sejarah negeri ini menghasilkan pemimpin yang nggak faham kotanya. Berbagai kebijakan mulai dari trotoar bongkar pasang, jalur sepeda bongkar pasang hingga yang terbaru persoalan revitalisasi monas membuat kepemimpinannya diujung tanduk.
Jika analisa rocky gerung ingin mensandingkan pertarungan prestasi antara Risma versus Anies Baswedan maka sangat jauh sekali. Risma dengan total 259 penghargaan nasional dan internasional, tapi anies dapat prestasi karena imbas apresiasi terhadap kinerja pemerintah sebelumnya.
Seperti yang saya tulis kemarin, bahwa jakarta butuh pemimpin eksekutor bukan konseptor. Karena persoalan jakarta kian komplek kalau terus dihadapkan pemimpin yang cuma bisa beronani wacana doang maka rakyat jakarta akan terus menjerit dan merintih seperti kondisi jakarta sekarang ini.
Jakarta butuh eksekusi cepat menuntaskan berbagai persoalan jakarta yang kian komplek. Maka figur figur kayak Jokowi adalah produk kepemimpinan terbaik mengurai persoalan jakarta.
Fenomena kemacetan yang mulai terurai lewat kinerja jokowi ahok mengambil kebijakan MRT adalah cara pemimpin menghadirkan solusi terhadap problem kerakyatan. MRT jika berada ditangan Anies baswedan maka tak bakal kunjung dieksekusi walaupun sudah diwacanakan 25 tahun lalu.
Lalu kalau menyinggung soal pilkada jakarta 2022 yang akan diserentakkan 2024, maka demi mencegah porakporandanya jakarta kian rusak maka gimanapun caranya kepemimpinan ambyar era Anies Baswedan harus dihentikan. Jangan sampai jakarta kian parah ditangan Anies Baswedan.
Butuh energi baru kayak risma yang punya rekam jejak terbaik dalam menata kota.
Ingat gan dan sis dinamika masih panjang karena pilkada jakarta akan mengikuti aturan baru hasil keputusan MK 2016 bahwa pilkada 2022 akan diserentakkan pasca pemilu 2024.
Tugas kita mengerem Anies Baswedan memporakporandakan jakarta. Sehingga pusat kekacauan dapat ditekan hingga pilkada jakarta digelae 2024.
Jangan biarkan rakyat jakarta kian merintih meratapi nasibnya gara gara milih pemimpin sembaranngan, saatnya jakarta butuh kepemimpinan baru dan energi baru membenahi kotanya