- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Virus Corona Diduga Berasal dari Kelelawar, Warga Manado Tetap Doyan Santap Paniki


TS
User telah dihapus
Virus Corona Diduga Berasal dari Kelelawar, Warga Manado Tetap Doyan Santap Paniki
MANADO , iNews.id -
Virus Corona dari Wuhan, China yang kini menyebar ke berbagai belahan dunia ditengarai berasal dari kelelawar. Kendati demikian, hal ini tak membuat masyarakat di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) takut menyantap kelelawar atau yang warga setempat sebut dengan nama paniki .
Sejumlah warga Sulut menanggapi biasa saja soal isu penyebaran virus corona. Mereka menilai, soal asal muasal virus corona dari kelelawar masih sebatas dugaan.
“Makanan daging kelelawar atau orang Minahasa menyebutnya paniki sudah menjadi salah satu kuliner khas daerah kami. Ini bukan baru ada sekarang, melainkan sejak dulu dan sudah berlangsung cukup lama. Tapi dari cerita orangtua dulu sampai saat ini, gak pernah ada masalah sih,” ujar R Rumampuk, warga Tondano , Kabupaten Minahasa, Jumat (24/1/2020).
Dia mengungkapkan, kuliner menu paniki tidak pernah dibuat dalam bentuk sup. Karena sepengetahuannya, untuk memasak paniki cukup ketat dan banyak bumbu-bumbuan.
Pertama dengan blower menggunakan api agar bau dan bulu halus hilang sampai agak kering. Selain itu bumbu-bumbuannya juga beragam dan khas yang mampu menghilangkan bau amis.
“Kalau di sup, membayangkan rasanya saja terasa bagaimana gitu. Selama ini, setahu saya, masaknya di santan. Tapi bumbunya sama, tinggal beda penggunaan santan. Karena di santan saja bumbunya harus banyak rempah-rempah supaya rasa dan bau amis hilang,” katanya.
Keterangan serupa disampaikan Harold Viktor Lontoh warga Kota Manado. Makanan paniki memang salah satu santapan ekstrem khas warga Sulut. Soal adanya virus corona, dia menyebut ada rasa kekhawatiran, namun bukan karena makanan namun penyebaran dari pengidap penyakit tersebut.
“Namanya virus otomatis ada perasaan khawatir. Tapi kalau takuh sih tidak. Di Indonesia belum ada yang terjangkit dan masih aman,” katanya.
Diketahui, makanan yang menggunakan daging kelelawar sebagai bahan utama memiliki rasa yang sedikit gurih meski tekstur daging terasa alot.
Beberapa campuran bumbu-bumbuan yakni cabai merah, bawang merah, bawang putih, jahe, sereh, cengkeh, tomat dan dicampur dengan santan kelapa sebagai kuah. Unsur pedas di sini menjadi siasat mencegah daging kelelawar berbau amis.
Selain itu, tidak semua kelelawar dapat digunakan sebagai olahan paniki. Hanya kelelawar pemakan buah sajalah yang digunakan untuk membuat kuliner khas tersebut.
Editor : Donald Karouw
sumber
https://regional.inews.id/berita/vir...-santap-paniki
komen TS:
mungkin warga Wuhan perlu belajar dari warga Manado , bagaimana cara memasak kelelawar yang benar....

Virus Corona dari Wuhan, China yang kini menyebar ke berbagai belahan dunia ditengarai berasal dari kelelawar. Kendati demikian, hal ini tak membuat masyarakat di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) takut menyantap kelelawar atau yang warga setempat sebut dengan nama paniki .
Sejumlah warga Sulut menanggapi biasa saja soal isu penyebaran virus corona. Mereka menilai, soal asal muasal virus corona dari kelelawar masih sebatas dugaan.
“Makanan daging kelelawar atau orang Minahasa menyebutnya paniki sudah menjadi salah satu kuliner khas daerah kami. Ini bukan baru ada sekarang, melainkan sejak dulu dan sudah berlangsung cukup lama. Tapi dari cerita orangtua dulu sampai saat ini, gak pernah ada masalah sih,” ujar R Rumampuk, warga Tondano , Kabupaten Minahasa, Jumat (24/1/2020).
Dia mengungkapkan, kuliner menu paniki tidak pernah dibuat dalam bentuk sup. Karena sepengetahuannya, untuk memasak paniki cukup ketat dan banyak bumbu-bumbuan.
Pertama dengan blower menggunakan api agar bau dan bulu halus hilang sampai agak kering. Selain itu bumbu-bumbuannya juga beragam dan khas yang mampu menghilangkan bau amis.
“Kalau di sup, membayangkan rasanya saja terasa bagaimana gitu. Selama ini, setahu saya, masaknya di santan. Tapi bumbunya sama, tinggal beda penggunaan santan. Karena di santan saja bumbunya harus banyak rempah-rempah supaya rasa dan bau amis hilang,” katanya.
Keterangan serupa disampaikan Harold Viktor Lontoh warga Kota Manado. Makanan paniki memang salah satu santapan ekstrem khas warga Sulut. Soal adanya virus corona, dia menyebut ada rasa kekhawatiran, namun bukan karena makanan namun penyebaran dari pengidap penyakit tersebut.
“Namanya virus otomatis ada perasaan khawatir. Tapi kalau takuh sih tidak. Di Indonesia belum ada yang terjangkit dan masih aman,” katanya.
Diketahui, makanan yang menggunakan daging kelelawar sebagai bahan utama memiliki rasa yang sedikit gurih meski tekstur daging terasa alot.
Beberapa campuran bumbu-bumbuan yakni cabai merah, bawang merah, bawang putih, jahe, sereh, cengkeh, tomat dan dicampur dengan santan kelapa sebagai kuah. Unsur pedas di sini menjadi siasat mencegah daging kelelawar berbau amis.
Selain itu, tidak semua kelelawar dapat digunakan sebagai olahan paniki. Hanya kelelawar pemakan buah sajalah yang digunakan untuk membuat kuliner khas tersebut.
Editor : Donald Karouw
sumber
https://regional.inews.id/berita/vir...-santap-paniki
komen TS:
mungkin warga Wuhan perlu belajar dari warga Manado , bagaimana cara memasak kelelawar yang benar....




4iinch dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.5K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan