Inilah Penyebab Film Luar Negeri Lebih Laris Manis Dibandingkan Dengan Film Lokal
TS
pakolihakbar
Inilah Penyebab Film Luar Negeri Lebih Laris Manis Dibandingkan Dengan Film Lokal
Haeeeee gan, sist
Pakolihakbar is comeback dan kali ini bakalan bahas tentang dunia perfilman
Why harus dunia perfilman? Karena film adalah salah satu hiburan di kala suntuk dengan aktifitas seharian atau dikala malam minggu datang dan agan/sista masih betah ngejomblo
So, ngapain lagi coba kalo bukan nonton film? Entah di laptop atau di tv udah pasti deh mending nonton daripada gabut ga jelas, iyakan?
Nah disini gw mau bahas tentang film lokal vs film luar negeri, bebaslah genrenya dan yg gw bahas disini bukan mengenai filmnya but pada proses pembuatannya.
Kenapa sih film dari luar negeri lebih laris manis dibandingkan dengan film lokal yg notabene juga dari jalan ceritanya ga jelek² amat? Paling top bisa tembus jutaan penonton aja udah girang bener padahal penduduk Indonesia ada bermilyaran orang katanya
Gw bahas deh ya, disimak baik² biar siapatau kelak agan/sista menempuh jalur pendidikan di bidang perfilman thread gw ini bisa sedikit membantu jadi referensilah ya buat bantu² tugas kuliah hehehe
Jujur aja film Indonesia itu banyak yg bagus jalan ceritanya tapi entah kenapa kalo dibikin jadi novel itu bakalan best seller tapi ketika jadi film bakalan ga sesuai ekspektasi
Salah satu peran pentingnya adalah lighting.
Kenapa?
Spoiler for lighting:
Spoiler for biar gambar yang berbicara:
Udah liat perbedaan lighting dari kedua gambar diatas?
Dari 2 film horror yang bedanya kalo di luar negeri kalo suasana mencekam dan itu terjadinya malem hari, disana bakalan dibikin bener² gelap seperti umumnya suasana malam hari.
Sedangkan film lokal, entah setan apa yg merasuki sang sutradara hingga ada bias² warna lain yg masuk dalam frame
Pada umumnya kalo pun ada cahaya lampu, itu akan dibuat remang dengan warna seperti bohlam murahan yg 5 watt yg warna kuning itu bukan dengan warna kebiru²an yg hingga waktu si hantu nongol mukanya juga bakalan ikut kena bias cahaya alias kebiru²an
Nah teknik pencahayaan disini udah jelas beda karena yang dipergunakan dalam pembuatan film lokal kebanyakan Artificial lightyang artinya itu cahaya hasil rekaan/buatan termasuk sumber cahaya dari lampu. Dan mengesampingkan Aviable Light yang artinya cahaya yang berasal dari alam (nature). Termasuk cahaya matahari, bulan, ataupun cahaya yang berasal dari api.
Teknik lighting inilah yg cukup berpengaruh dalam pembuatan sebuah film berkualitas tinggi akan memperhatikan skin tone dimana warna kulit aktor/aktrisnya akan dibuat berbeda dengan lighting di lokasi sekitarnya.
Yang kedua adalah Filter.
Kenapa?
Spoiler for filter:
Spoiler for filter:
Yang menentukan berkualitas satu film dengan film lainnya selain dari teknik pengambilan gambar, yakni dengan filternya.
Filter disini yg bukan merk rokok ya gan, sist
Bisa liat gambar diatas kan ya? Sama² diluar ruangan, sama² siang hari tapi filter yg membedakan.
Yang film lokal warnanya kekuningan sedangkan film luar negeri terang benderang menggambarkan suasana siang yang sebenarnya.
Jadi DoP (Direct of Photography) biasanya males buat ngulik hasil take shoot dibagian proses editing karena males. Males buat ngulang take lagi, males buat ngulik apa yg kurang dan lain sebagainya
Yang akhirnya itu film hantu mukanya bisa ijo tosca atau kuning doang
Yang siang harusnya terang benderang juga jadi warnanya kekuningan sampe kekulit pemainnya pun gitu dan yang malem hari jadinya ada bias warna ijo tosca dan pemainnya pun berwarna senada
Spoiler for perbedaan siang dan malam hari:
Yang ketiga adalah biaya produksi.
Kenapa?
Spoiler for biaya produksi:
Spoiler for biaya produksi:
Untuk memproduksi sebuah karya yang masterpiece udah dipastikan harus memiliki dana yang cukup besar .
Yg malesnya pihak production ga mau capek nyari sponsorship buat karyanya padahal banyak film² Indonesia yang jalan ceritanya asli bagus banget. Dari cerita² urban legend, true story dll tapi karena biaya produksi yg murah jadi hasilnya pun seringkali ga sesuai dengan ekspektasi penonton
Padahal kalo emang cukup percaya diri dengan karyanya, harusnya percaya juga dengan biaya produksi yg dikeluarkan akan sebanding dengan penghasilan.
Kebanyakan produser/rumah produksi menekan biaya produksi supaya semurah mungkin dan dapat untung sebanyak mungkin tanpa mempedulikan kenyamanan penonton saat menikmati karyanya .
Nah itulah gan, sist beberapa hal yg kurang dari film² buatan lokal. Yang padahal kalo dipoles lebih baik lagi, film² Indonesia bisa jauh lebih layak masuk jajaran box office dengan jalan cerita yg apik karena banyak unsur² urban legend dan lain sebagainya.
Segitu dulu gan,sist...
Semoga thread gw bermanfaat buat kalian semua yang hobby banget nonton film atau punya cita² jadi sutradara/produser. Semoga bisa nambah wawasan yg ala kadarnya ini.
Maklum, hasil nyolong ilmu dari sodara yg sempet kuliah di jurusan perfilman di sebuah universitas di negeri kanguru sana
Quote:
Kalo ada sumur di ladang boleh kita numpang mandi...
Kalo ada umur panjang nanti kita berjumpa lagi...