Prolog



Kabut, membuat yang seharusnya jelas tertangkap mata, menjadi samar dan penuh dengan ketidakpastian.

Rasa ketertarikan, pada dia yang telah bersuami menjadikan hari-harinya dipenuhi cemburu tak berkesudahan. Tau bahwa ia tak berhak, namun ego nya berkata, ia berhak mencintai siapapun.

Akankah jonathan berhasil memiliki kath, ataukah sebaliknya?

Judul : Jodoh
Genre : Romance



"hai Jo, are you Ok?", sebuah tepukan di pundak kanan menyadarkanku, dialah Luisa, perempuan berambut sebahu yang memiliki tubuh proporsional dengan bibir seksi serta dua buah gunungan kembar yang cukup menyesakkan. Mata lelakiku masih normal!

Aku tersenyum lembut padanya dan kembali menatap layar handphone, menunggu chat tidak penting menjadi pekerjaanku saat ini. Mati-matian aku menjaga, tapi sumpah. Rindu ini berat jendral!

Flash back

Ku raih tas ransel berwarna hitam dengan simbol Reiyang menggantung di balik pintu kamar, memeriksa kembali handphone dan dompet, dan semua telah berada di tempat seharusnya, saku celana.

Perjalanan ke kota sebelah cukup lamban, sebuah kecelakaan antara minibus dengan pengendara sepeda motor, menjadi penyebab kemacetan di siang yang cukup terik.

Ku lirik arloji, waktunya sudah mepet. Seharusnya aku sudah berada di lokasi seminar. Jalanan benar-benar padat, kepulan asap dari kendaraan besar, berhasil membuat tenggorokan kering.

Empat puluh lima menit, ya ... Aku terlambat selama itu. Kuedarkan pandangan ke sudut ruangan, beberapa teman melambaikan tangan, memberi tanda masih ada kursi kosong untukku.

Jujur, aku terpukau dengan desain interior tempat ini, mewah!

Sebuah chat masuk, dari kath.
K: ["Terlambat?"],

Aku mengedarkan pandangan. Tak ada mata yang fokus melihatku. Aku mengetik sesuatu,

J: ["kamu dimana?"]
K: ["😎"]

Aku kembali mencari, kembali mataku menelusuri satu demi satu orang yang duduk di samping dan ... Oh dia di sana, aku tersenyum.

J: ["kamu datang sama siapa?"]
: ["Siapa yang duduk di samping kamu?"]

Sialan, dia mengabaikan pesanku. kutengok dia. Ternyata dia sedang berjalan menuju toilet yang berada di sebelah arena Playground.

Aku mengenal kath dari sebuah komunitas sosial, meski dia beberapa tahun lebih tua dariku, namun sifatnya yang tidak sok tua dan sangat bersahabat, membuatku nyaman.

flashback end

Katharina, aku biasa memanggilnya kath. Perempuan yang sudah menikah dan memiliki dua orang putra itu telah mampu membuatku tak nyenyak tidur, sejak pertemuan pertama kami kala itu.

Kami tidak banyak bicara, bahkan obrolan kami kala itu tidak lebih dari lima menit. Kulihat ia membawa serta kedua buah hatinya, wajahnya tak sedikitpun memancarkan kemarahan, meski aku tahu, anak bungsunya cukup membuat ia kerepotan.

Aku membuang napas dalam, kuabaikan Luisa meski semua orang tak menampik bahwa tubuh seksinya sangat menarik, namun di mataku, Katharina lebih menarik melebihi apapun.

"Sial, kenapa aku harus mencintainya?"