Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mondaniAvatar border
TS
mondani
Jangan Menyapu Halaman Menjelang Maghrib
-Cerpen-
Judul: Jangan Menyapu Halaman Menjelang Maghrib
By: Mondani

Sebenarnya ini pengalaman pribadiku, bisa dibilang begitu. Kalian pernah dengar tentang larangan jangan menyapu atau beraktifitas apapun di luar rumah menjelang maghrib? Atau sering didengar PAMALI. Aku tahu dan paham itu, sampai sekarang pun aku tak pernah melanggar itu.

SREK ... SREK ... SREK ....

"Itu suara apa?" tanya Mamah padaku.

Kami berdua sedang menonton TV sore itu.

"Ada yang menyapu halaman," jawabku setelah melihat seseorang di seberang jendela.

"Siapa?" tanya Mamah penasaran.

"Tetangga depan," jawabku setelah memastikan wajahnya.

"Dasar aneh, sapu-sapu kok sore-sore!" omel Mamah.

"Gak sempet nyapu mungkin pas pagi, Mah." seruku.

---

Menjelang maghrib, aku keluar kamar bersiap mengambil wudhu, sebentar lagi mau adzan maghrib.

SREK ... SREK ... SREK ....

"Ya ampun, masih aja nyapu!" geram Mamah. "Ini udah maghrib, mana sebentar lagi adzan!"

"Ya ... mungkin halamannya belum bersih," seruku menimpali.

"Ada yang ngikutin baru tahu rasa!" gumam Mamah dengan penuh penekanan.

Ya, memang ... Mamah percaya dengan mitos seperti itu sejak dulu. Ada yang melanggar sedikit pun, langsung naik darah. Memberi tahu dan memperingati agar tak mengulanginya.

"Mamah mau ke mana?"

Aku sedikit khawatir dengan Mamah. Takut Beliau memarahi tetangga depan rumah. Apalagi saat melihat Mamah membuka pintu depan.

"Bu, udah maghrib kok masih nyapu?"

Benar 'kan, langsung negur.

"Ini Bu, belum selesai."

"Besok lagi aja terusin, nggak baik nyapu pas maghrib."

"Bentar lagi juga selesai."

"Ya udah, terserah."

Tak lama ... Mamah masuk kembali dengan omelan.

"Dikasih tahu bukannya berhenti malah ngeyel," omel Mamah.

Aku sudah biasa dengan sikap Mamah. Mungkin, tetangga juga sudah tahu bahwa Mamah percaya dengan mitos. Ya wajar, tetangga depan, itu baru pindah. Pemilik sebelumnya meninggal secara tiba-tiba. Kata Mamah sih karena melanggar aturan.

---

Setelah sholat isya, aku beranjak tidur. Sedikit merubah posisi dan mencari nyaman. Tak lama setelah aku menutup mata ....

SREK ... SREK ... SREK ....

Aku langsung membuka mataku. Suara orang menyapu. Serius? Kenapa malam-malam masih menyapu juga. Benar-benar!

Aku beranjak dari tidur dan bermaksud menegur tetangga baru itu. Oke, bukannya aku percaya dengan mitos itu, tapi ini mengganggu.

"Bu, ini sudah malam, kok masih nyapu."

Aku menegurnya dengan lembut, tak mungkin kan aku teriak-teriak, ini sudah malam.

Tak ada jawaban ....

"Bu."

Aku mendekati nya ....

"Bu ...."

Tiba-tiba ia berbalik ke arahku, lalu pergi membawa sapu di tangannya. Bukan masuk ke rumah di depanku, melainkan melewatkannya.

Aku berbalik segera masuk. Tapi ... kok pintunya ditutup? Tadi kan aku tak menutupnya.

GUJREG! GUJREG!

Kok nggak bisa dibuka? Masa rusak sih?

GUJREG! GUJREG!

"Mah ... buka pintunya ...."

TOK! TOK! TOK!

"Mah ...."

"Sudah malam kok malah teriak-teriak?" sahut seseorang di belakangku.

Aku langsung menoleh ke belakang karena kaget. Tapi ... tak ada siapapun. Saat aku menghadap ke depan ....

AAAAA

Entah bagaimana seseorang berdiri di depanku. Pintu rumahku, berubah jadi sosok bayangan hitam.

Aku jatuh terduduk dan langsung menutup pandanganku dengan kedua tangan.

"Kamu kenapa?" seru seseorang.

Perlahan aku membuka pandanganku. Ini ... di kamar? Tapi ... bagaimana bisa?

"Kamu baik-baik saja?"

Sepertinya itu Mamah. Terdengar dari suaranya.

"Ade?"

"Mah, tadi Ade ...."

"Kamu juga?" Hah? Maksud Mamah apa? "Lain kali, kalau ada yang ngelanggar, Mamah nggak akan negur kalau ada kamu."

Maksud Mamah? Aku tak mengerti.

Tak lama, Mamah menjelaskan apa yang dimaksud. Kata Mamah, jika ada seseorang yang melanggar dan tidak ada yang menegur, maka dia yang akan terima konsekuensinya. Dan, jika ditegur tapi dia tak mendengarkan, maka orang yang menegur yang akan menerima konsekuensinya. Tapi, jika mendengar, baik yang menegur atau yang melanggar tidak akan menerima konsekuensinya.

Ya, itu menurut Mamah, atau sekarang ... menurutku juga. Aku percaya, apa yang kita perbuat, pasti ada yang kita dapatkan.



-TAMAT-
lina.wh
NadarNadz
nona212
nona212 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
4.1K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan