- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Parah! Ketua Ikatan Gay Tulungagung Ditangkap Usai Cabuli 11 Anak
TS
iselfiawrds
Parah! Ketua Ikatan Gay Tulungagung Ditangkap Usai Cabuli 11 Anak
Spoiler for Mami Hasan:
Mami Hasan (41) diduga membujuk anak laki-laki di bawah umur yang biasa nongkrong di warung kopinya untuk bersetubuh dengan iming-iming Rp150-250 ribu.
Kata Gaymulai difungsikan untuk menyebut homoseksualitas sekitar sejak abad ke 19 M, dan mulai umum pada abad ke-20. Seperti yang kita tahu, kalau dalam bahasa Inggris, gay biasa digunakan sebagai kata sifat dan benda, yang merujuk pada orang, khususnya cowok gay yang aktivitas serta budayanya dihimpunkan dengan homoseksualitas. Di Indonesia, kita bisa menyebut hanya dengan mengatakan kaum belok untuk merujuk pada komunitas gay ini.
Tidak dipungkiri jika sebagian orang mungkin hanya mendengar istilah ini beberapa kali. Terasa asing, bahkan nyaris tidak tahu maksudnya. Padahal, kasus LGBT ini sudah marak. Masih ingat, pada Februari 2016, Human Rights Watch desak Pemerintah Indonesia agar membela hak-hak dari kaum LGBT dan secara terang-terangan menyerapahi komentar-komentar pejabat yang dianggap diskriminatif. Hingga dua pria gay yang dijatuhi hukuman cambuk di depan publik di Provinsi Aceh.
Dan yang belum lama ini, yaitu pada April 2019, tepatnya di Pontianak, pada saat merayakan Hari Tari Sedunia di Taman Digulis, acara tersebut terpaksa bubar oleh Ormas setempat sebab dikira pertunjukan dari kaum LGBT ini, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia sendiri, hubungan sesama jenis tidak diakui. Agama secara gamblang melarang dan banyak juga beredar bukti penelitian bahwa hubungan dengan sesama jenis kelamin lebih besar berisiko menularkan penyakit kelamin.
Bisa dilihat di gambar di atas, bentuk ketertarikan yang berbeda dengan normalnya ini bukanlah bentuk tindak kriminal. Berbeda dengan kasus di bawah ini. Jika umumnya hubungan perilaku seksualitas ini terjadi antara suka sama suka, maka tidak akan berujung di jalur hukum.
Sama seperti kasus rudapaksaan yang biasanya dilakukan ke berbeda jenis kelamin. Dalam kasus homoseksualitas pun, tetap ada tindak pemaksaan yang akibatnya tidak lagi sepele. Apalagi, jika korbannya adalah heteroseksual.
Makin ke sini, banyak yang sudah sadar bahwa mendiskriminasi terhadap kaum belok ini adalah hal salah. Justru menyebabkan pemberontakan secara terang-terangan.
Kasus dari Muchammad Hasan atau Mami Hasan ini, sudah diterbitkan oleh CNN Indonesia. Kasus pencabulan terhadap 11 anak laki-laki di bawah umur ini sontak menghebohkan publik. Lalu bagaimana tersangka memerangkap korbannya?
Simak beritanya di bawah:
Spoiler for Berita CNN Indonesia:
Ketua Ikatan Gay Tulungagung Ditangkap Usai Cabuli 11 Anak
CNN Indonesia
Senin, 20/01/2020 16:30
Surabaya, CNN Indonesia --Mochammad Hasan (41), pria asal Tulungagung Jawa Timur, yang juga Ketua Ikatan Gay Tulungagung (IGATA), diringkus Subdit IV Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim. Ia ditangkap lantaran diduga melakukan kejahatan pencabulan terhadap 11 anak laki-laki di bawah umur.
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Komisaris Besar R Pitra Andrias Ratulangie mengatakan perbuatan itu sudah dilakukan Mami Hasan, sapaan akrabnya, selama setahun terakhir ini.
"Kami melakukan penangkapan terhadap laki-laki MH (Mochammad Hasan) atau Mami Hasan, yang telah melakukan tindak kejahatan pencabulan terhadap 11 anak di bawah umur," kata Pitra di Mapolda Jatim, Senin (20/1).
Pitra mengatakan kasus ini bermula saat penyidik Unit III Asusila Sundit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim mendapatkan laporan masyarakat soal aksi yang dilakukan Mami Hasan. Kemudian, penyidik pun melakukan penyelidikan.
Saat penyelidikan, polisi mendapat temuan 11 anak laki-laki di bawah umur, berusia antara 15-17 tahun, menjadi korban aksi cabul tersangka.
"Penangkapan ini berdasarkan laporan dari masyarakat pada tanggal 3 Januari, sehingga kita punya waktu 12 hari penyelidikan. Saat penyelidikan kita telah menemukan 11 korban anak-anak yang telah menjadi korban cabul dari tersangka," kata dia.
Dalam menjalankan aksinya, Mami Hasan yang bekerja sebagai pengelola warung kopi ini mulanya berusaha membujuk para korbannya dengan iming-iming uang sebesar Rp150 ribu hingga Rp250 ribu.
"Dia membujuk anak-anak, ini karena memang dia pengelola warung kopi, anak-anak yang nongkrong di sana dengan cara dia, dia bujuk untuk bersetubuh dengan memberikan iming-iming Rp150-250 ribu," ujarnya.
Para korban tak lain adalah anak-anak di bawah umur yang sedang nongkrong di warung kopi yang dikelola tersangka. Jika korban bersedia, Mami Hasan pun mengajak korbannya ke rumahnya. Di situlah perbuatan bejatnya dilakukan.
"Kemudian ada anak yang terpengaruh, terjebak, kemudian dibawa ke rumah yang bersangkutan, dari sana dia melakukan pidana pencabulan terhadap para korban," kata Pitra.
Penyidik lalu mengamankan Mami Hasan, Rabu (15/1) pukul 18.00 WIB, di rumah rekannya berinisial I, di Desa Krajan Gondang, Tulungagung. I sendiri merupakan pemilik warung kopi yang selama ini dikelola oleh tersangka.
Dari tangan tersangka, penyidik juga menyita sejumlah barang bukti, berupa celana dalam para korban, puluhan alat kontrasepsi, kepingan CD Porno, foto-foto porno, buku panduan seks, handphone, dan akte pendirian IGATA.
"Barang bukti yang kita dapat cukup banyak, ada celana, CD, dan gambar laki-laki setengah telanjang, dan yang bersangkutan adalah ketua Ikatan Gay Tulungagung," kata dia.
Pitra menyebut VCD porno itulah yang biasa diputar oleh tersangka, untuk memberikan rangsangan pada para korbannya.
Atas perbuatannya, Mami Hasan kini dipersangkakan Pasal 82 UU RI Nomor 17 tahun 2016 junto UU RI Nomor 23 tahun 2003 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
"Polda Jatim akan tegas sekali berkaitan dengan kejahatan anak-anak di bawah umur, ini perhatian kita semua," ujar Pitra.
Mami Hasan mengakui perbuatannya telah dilakukan sejak setahun terakhir. Ia menyebut anak-anak tersebut sendiri yang datang kepadanya dan menawarkan seks dengan bayaran tertentu.
"Cuma satu tahun dari 2018 menuju 2019. Mereka datang ke saya butuh uang, terus nanti main mau mas, datang ke rumah saya, masuk kamar yaudah," kata Mami Hasan, dari balik topeng yang dipakainya. (frd/gil)
CNN Indonesia
Senin, 20/01/2020 16:30
Surabaya, CNN Indonesia --Mochammad Hasan (41), pria asal Tulungagung Jawa Timur, yang juga Ketua Ikatan Gay Tulungagung (IGATA), diringkus Subdit IV Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim. Ia ditangkap lantaran diduga melakukan kejahatan pencabulan terhadap 11 anak laki-laki di bawah umur.
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Komisaris Besar R Pitra Andrias Ratulangie mengatakan perbuatan itu sudah dilakukan Mami Hasan, sapaan akrabnya, selama setahun terakhir ini.
"Kami melakukan penangkapan terhadap laki-laki MH (Mochammad Hasan) atau Mami Hasan, yang telah melakukan tindak kejahatan pencabulan terhadap 11 anak di bawah umur," kata Pitra di Mapolda Jatim, Senin (20/1).
Pitra mengatakan kasus ini bermula saat penyidik Unit III Asusila Sundit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim mendapatkan laporan masyarakat soal aksi yang dilakukan Mami Hasan. Kemudian, penyidik pun melakukan penyelidikan.
Saat penyelidikan, polisi mendapat temuan 11 anak laki-laki di bawah umur, berusia antara 15-17 tahun, menjadi korban aksi cabul tersangka.
"Penangkapan ini berdasarkan laporan dari masyarakat pada tanggal 3 Januari, sehingga kita punya waktu 12 hari penyelidikan. Saat penyelidikan kita telah menemukan 11 korban anak-anak yang telah menjadi korban cabul dari tersangka," kata dia.
Dalam menjalankan aksinya, Mami Hasan yang bekerja sebagai pengelola warung kopi ini mulanya berusaha membujuk para korbannya dengan iming-iming uang sebesar Rp150 ribu hingga Rp250 ribu.
"Dia membujuk anak-anak, ini karena memang dia pengelola warung kopi, anak-anak yang nongkrong di sana dengan cara dia, dia bujuk untuk bersetubuh dengan memberikan iming-iming Rp150-250 ribu," ujarnya.
Para korban tak lain adalah anak-anak di bawah umur yang sedang nongkrong di warung kopi yang dikelola tersangka. Jika korban bersedia, Mami Hasan pun mengajak korbannya ke rumahnya. Di situlah perbuatan bejatnya dilakukan.
"Kemudian ada anak yang terpengaruh, terjebak, kemudian dibawa ke rumah yang bersangkutan, dari sana dia melakukan pidana pencabulan terhadap para korban," kata Pitra.
Penyidik lalu mengamankan Mami Hasan, Rabu (15/1) pukul 18.00 WIB, di rumah rekannya berinisial I, di Desa Krajan Gondang, Tulungagung. I sendiri merupakan pemilik warung kopi yang selama ini dikelola oleh tersangka.
Dari tangan tersangka, penyidik juga menyita sejumlah barang bukti, berupa celana dalam para korban, puluhan alat kontrasepsi, kepingan CD Porno, foto-foto porno, buku panduan seks, handphone, dan akte pendirian IGATA.
"Barang bukti yang kita dapat cukup banyak, ada celana, CD, dan gambar laki-laki setengah telanjang, dan yang bersangkutan adalah ketua Ikatan Gay Tulungagung," kata dia.
Pitra menyebut VCD porno itulah yang biasa diputar oleh tersangka, untuk memberikan rangsangan pada para korbannya.
Atas perbuatannya, Mami Hasan kini dipersangkakan Pasal 82 UU RI Nomor 17 tahun 2016 junto UU RI Nomor 23 tahun 2003 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
"Polda Jatim akan tegas sekali berkaitan dengan kejahatan anak-anak di bawah umur, ini perhatian kita semua," ujar Pitra.
Mami Hasan mengakui perbuatannya telah dilakukan sejak setahun terakhir. Ia menyebut anak-anak tersebut sendiri yang datang kepadanya dan menawarkan seks dengan bayaran tertentu.
"Cuma satu tahun dari 2018 menuju 2019. Mereka datang ke saya butuh uang, terus nanti main mau mas, datang ke rumah saya, masuk kamar yaudah," kata Mami Hasan, dari balik topeng yang dipakainya. (frd/gil)
Padahal, di Indonesia sendiri belum bisa move on dengan kasus Reynhard Sinaga yang merupakan seorang gay dan telah memerkosa banyak laki-laki di Inggris. Hingga hari Senin, 6 Januari 2020, hukuman penjara seumur hidup telah dijatuhkan atas dirinya terkait rudapaksaan sebanyak 159 kasus dan serangan seksual pada 48 orang laki-laki.
Diibaratkan saat seseorang ingin bertindak ekspresif saja, lalu dibatasi, maka apa yang akan dilakukan? Semoga, ada jalan keluar lebih baik untuk ke depannya, dengan tidak melakukan diskriminasi ketat tentunya. Sebab bagaimana pun, kecenderungan seksualitas mereka yang salah, bukan orangnya.
Sumber Berita
Referensi dan opini pribadi.
Diubah oleh iselfiawrds 20-01-2020 13:56
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.5K
31
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan