- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Green Lifestyle
5 Penemuan Modern yang Luar Biasa untuk Hidup Ramah Lingkungan (Sustainable Living)


TS
rahmat1501
5 Penemuan Modern yang Luar Biasa untuk Hidup Ramah Lingkungan (Sustainable Living)

Quote:
Sustainable livingsaat ini telah menjadi pola hidup yang tengah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat dunia saat ini. Adapun pola hidup tersebut digunakan untuk meminimalisir dampak buruk dari sampah plastik yang berdampak secara nyata terhadap perubahan iklim di bumi. Sebab saat ini limbah sampah plastik telah menjadi suatu momok yang mendominasi di lingkungan masyarakat kita. Karena plastik telah menjadi bagian dari aktivitas dan kebutuhan kita sehari-hari dan juga sifatnya yang murah, mudah didapat dan ringkas.

Quote:

Tapi, masih banyak juga yang peduli terhadap kondisi bumi kita saat ini dengan mengembangkan sebuah penemuan yang tak hanya bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari tapi juga demi keberlangsungan kehidupan di Bumi ke depannya.

1. LifeStraw
Quote:
Bagaimana jadinya jika kita meminum air yang kotor dan kemudian air yang kita minum menjadi bersih dan aman untuk diminum hanya dengan memakai sedotan???
Cukup unik dan membingungkan bukan?
Tapi faktanya,hal tersebut memang benar ada...


Cukup unik dan membingungkan bukan?
Tapi faktanya,hal tersebut memang benar ada...
LifeStrawyang merupakan filter air minum berbentuk sedotan yang dibuat oleh perusahaan Swiss bernama Vestergaard dirancang agar membuat air kotor menjadi sebuah air yang layak untuk diminum. Penemuan LifeStraw ini bertujuan untuk menghasilkan air minum yang bersih dan aman untuk bisa diminum kapanpun dan dimanapun pada saat dibutuhkan karena bentuknya yang seperti sedotan sehingga mudah untuk dibawa.

Penemuan ini telah meraih berbagai penghargaan internasional seperti "Best Invention of 2005" oleh Time Magazine, ‘INDEX: 2005’ International Design Award, 2008 Saatchi & Saatchi Award untuk kategori World Changing Ideas dan berbagai penghargaan bergengsi lainnya, serta mendapatkan pengakuan dari badan-badan kesehatan dan penanggulangan bencana di dunia.
Adapun ide LifeStraw berawal pada tahun 1994, dimana The Carter Center (organisasi nirlaba yang juga berfokus pada kesehatan global yang didirikan oleh mantan Presiden AS Jimmy Carter) meminta Vestergaardyang merupakan sebuah perusahaan inovatif dalam mengembangkan dan memproduksi alat kesehatan masyarakat untuk orang-orang di negara berkembang, diminta untuk membuat sebuah filter air yang dapat menyaring larva cacing Guinea dari air yang terkontaminasi. Hal tersebut disebabkan karena pada saat itu diperkirakan terdapat 3,5 juta orang di berbagai negara di Afrika dan Asia menderita penyakit Dracunculiasis yang juga dikenal sebagai penyakit cacing guinea yang disebabkan dari larva cacing Guinea yang berasal dari air yang diminum.
Sehingga di tahun 1999 perusahaan Vestergaard pun merancang sebuah filter kain yang kemudian berevolusi bentuk menjadi pipa kecil yang dapat menyaring larva cacing Guinea dari air yang terkontaminasi dan dibagikan ke daerah-daerah yang terkena wabah tersebut.
Terinspirasi dari filter “Cacing Guinea” nya, Vestergaard kemudian berusaha untuk mengembangkan sebuah produk yang mampu menyaring hampir seluruh polutan mikrobiologi yang membuat air tidak dapat diminum. Sehingga hasilnya adalah sebuah teknologi LifeStraw yang muncul pada tahun 2005 sebagai alat filter personal berbentuk seperti sedotan. Alat ini didesain untuk membantu masyarakat negara berkembang dan miskin yang tidak memiliki akses sumber air bersih.
Tidak hanya itu saja, LifeStraw juga dapat diandalkan untuk keadaan darurat pasca bencana alam dimana biasanya air telah terkontaminasi. Seperti yang telah mereka buktikan dalam kontribusi bantuan yang telah diberikan pada bencana Gempa Bumi Haiti (2010) dan Ekuador (2016), Bencana Banjir di Pakistan (2010) dan Thailand (2011) dan juga LifeStraw telah di distribusikan untuk membantu Palang Merah Kenya dalam menghadapi kekeringan yang panjang.
Adapun ide LifeStraw berawal pada tahun 1994, dimana The Carter Center (organisasi nirlaba yang juga berfokus pada kesehatan global yang didirikan oleh mantan Presiden AS Jimmy Carter) meminta Vestergaardyang merupakan sebuah perusahaan inovatif dalam mengembangkan dan memproduksi alat kesehatan masyarakat untuk orang-orang di negara berkembang, diminta untuk membuat sebuah filter air yang dapat menyaring larva cacing Guinea dari air yang terkontaminasi. Hal tersebut disebabkan karena pada saat itu diperkirakan terdapat 3,5 juta orang di berbagai negara di Afrika dan Asia menderita penyakit Dracunculiasis yang juga dikenal sebagai penyakit cacing guinea yang disebabkan dari larva cacing Guinea yang berasal dari air yang diminum.
Sehingga di tahun 1999 perusahaan Vestergaard pun merancang sebuah filter kain yang kemudian berevolusi bentuk menjadi pipa kecil yang dapat menyaring larva cacing Guinea dari air yang terkontaminasi dan dibagikan ke daerah-daerah yang terkena wabah tersebut.
Terinspirasi dari filter “Cacing Guinea” nya, Vestergaard kemudian berusaha untuk mengembangkan sebuah produk yang mampu menyaring hampir seluruh polutan mikrobiologi yang membuat air tidak dapat diminum. Sehingga hasilnya adalah sebuah teknologi LifeStraw yang muncul pada tahun 2005 sebagai alat filter personal berbentuk seperti sedotan. Alat ini didesain untuk membantu masyarakat negara berkembang dan miskin yang tidak memiliki akses sumber air bersih.
Tidak hanya itu saja, LifeStraw juga dapat diandalkan untuk keadaan darurat pasca bencana alam dimana biasanya air telah terkontaminasi. Seperti yang telah mereka buktikan dalam kontribusi bantuan yang telah diberikan pada bencana Gempa Bumi Haiti (2010) dan Ekuador (2016), Bencana Banjir di Pakistan (2010) dan Thailand (2011) dan juga LifeStraw telah di distribusikan untuk membantu Palang Merah Kenya dalam menghadapi kekeringan yang panjang.

2. Ooho

Quote:
Gelembung kantung air yang dapat dimakan ini merupakan sebuah alternatif untuk mengganti peran botol air kemasan. Seperti yang kita ketahui, saat ini dunia tengah dirundung dalam masalah limbah sampah plastik yang sebagian besarnya juga berasal dari makanan dan minuman sehari-hari yang kita konsumsi.
Adapun Ooho terdiri dari lapisan ganda membran gelatin yang terbuat dari kalsium klorida dan ganggang cokelat, dimana kedua bahan tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak mempengaruhi pada rasa dan warna air yang dikonsumsi.
Dikembangkan oleh dua orang mahasiswa Imperial College London dan Royal College of Art yaitu Rodrigo Garcia Gonzalezdan Pierre Paslier pada tahun 2013 yang mana mereka berdua juga merupakan pendiri perusahaan startup Skipping Rocks Lab. Dan pada tahun 2018 mereka mulai mengembangkan ekspansi material pada Ooho mereka tak hanya berfungsi untuk air minum saja, sehingga mereka mulai mengembangkan material yang lebih luas lagi kegunaannya seperti sebagai wadah pembungkus saus.


Dikembangkan oleh dua orang mahasiswa Imperial College London dan Royal College of Art yaitu Rodrigo Garcia Gonzalezdan Pierre Paslier pada tahun 2013 yang mana mereka berdua juga merupakan pendiri perusahaan startup Skipping Rocks Lab. Dan pada tahun 2018 mereka mulai mengembangkan ekspansi material pada Ooho mereka tak hanya berfungsi untuk air minum saja, sehingga mereka mulai mengembangkan material yang lebih luas lagi kegunaannya seperti sebagai wadah pembungkus saus.

3. Edible Cutlery

Quote:
Bagaimana jadinya jika peralatan makan yang kita gunakan selama ini seperti piring dan sendok ternyata dapat kita makan juga loh? Wkwkwkwk, yang ada juga malah makin kenyang.
Tapi hal tersebut benar-benar dapat di wujudkan oleh sebuah perusahaan startup asal Hyderabad, India yang bernama Bakeysmelalui produknya yaitu Edible Cutlery .
Bakeys didirikan pada tahun 2010 oleh Narayana Peesapatyyang merupakan mantan peneliti di ICRISAT (International Crop Research Institute for The Semi-arid Tropics /Lembaga Penelitian Internasional untuk Tanaman Tropika Kering) sebagai bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan. Adapun Edible Cutlery bertujuan sebagai alternatif pada peralatan makan sekali pakai (disposable) seperti sendok dan garpu plasti serta sumpit kayu yang tentunya tidak ramah lingkungan.
Bahan yang digunakan Bakeys dalam memproduksi peralatan makannya seperti sendok, garpu dan sumpit ternyata terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat dimakan, yakni tepung gandum pati, dan beras. Hebatnya, sendok yang dibuat juga dapat digunakan untuk makanan yang panas sehingga tidak mudah hancur. Yang lebih unik lagi ternyata sendok yang diproduksi tersebut juga memiliki varian rasa seperti rasa jintan, mint, wortel, bit dan juga rasa manis seperti rasa gula.
Dan sejak dari tahun 2010, Bakeys telah mampu menjual peralatan makan Edible Cutlerynya sebanyak 1,5 juta di seluruh India.
Tapi hal tersebut benar-benar dapat di wujudkan oleh sebuah perusahaan startup asal Hyderabad, India yang bernama Bakeysmelalui produknya yaitu Edible Cutlery .

Bahan yang digunakan Bakeys dalam memproduksi peralatan makannya seperti sendok, garpu dan sumpit ternyata terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat dimakan, yakni tepung gandum pati, dan beras. Hebatnya, sendok yang dibuat juga dapat digunakan untuk makanan yang panas sehingga tidak mudah hancur. Yang lebih unik lagi ternyata sendok yang diproduksi tersebut juga memiliki varian rasa seperti rasa jintan, mint, wortel, bit dan juga rasa manis seperti rasa gula.
Dan sejak dari tahun 2010, Bakeys telah mampu menjual peralatan makan Edible Cutlerynya sebanyak 1,5 juta di seluruh India.

4. Soccket Ball

Quote:
Bermain Sepakbola memang menyenangkan, tetapi bagaimana jika bermain sepakbola sekaligus juga menghasilkan sumber daya listrik untuk keperluan hidup sehari-hari??
Tentunya bukanlah hal yang mustahil. Inovasi penemuan tersebut memang berhasil diwujudkan dan bahkan telah digunakan untuk membantu negara-negara miskin di dunia.
Adalah Soccket Ballyang merupakan bola sepak yang dapat menghasilkan energi listrik dengan cara menendang dan menyundul bola tersebut selama 30 menit sehingga bola tersebut dapat menghasilkan energi kinetik yang dapat menyalakan Lampu LED selama 3 jam. Dan tidak hanya berfungsi sebagai penerangan lampu saja, Soccket Ball juga dapat digunakan untuk mengisi daya baterai telepon seluler anda. 
Oleh karena itu, penemuan ini sangatlah bermanfaat untuk daerah yang dengan keterbatasan pasokan listrik. Penemuan yang dikembangkan oleh dua orang lulusan universitas Harvard, Amerika ini yaitu Jessica O. Matthewsdan Julia C. Silverman telah diproduksi secara massal melalui perusahaan startup yang mereka dirikan yaitu Uncharted Play, Inc.
Dan penemuan Soccket Ball telah menarik perhatian Barrack Obamadikala ia masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat dengan mendistribusikannya ke pembangkit tenaga listrik Ubungo di Tanzania sebagai bentuk bantuan dari Amerika Serikat.
Tentunya bukanlah hal yang mustahil. Inovasi penemuan tersebut memang berhasil diwujudkan dan bahkan telah digunakan untuk membantu negara-negara miskin di dunia.

Oleh karena itu, penemuan ini sangatlah bermanfaat untuk daerah yang dengan keterbatasan pasokan listrik. Penemuan yang dikembangkan oleh dua orang lulusan universitas Harvard, Amerika ini yaitu Jessica O. Matthewsdan Julia C. Silverman telah diproduksi secara massal melalui perusahaan startup yang mereka dirikan yaitu Uncharted Play, Inc.

5. Batu Bata Plastik

Quote:
Óscar Andrés Méndezmerupakan seorang arsitek asal Bogota, Kolombia yang merupakan pendiri Conceptos Plásticos sebuah perusahaan yang memproduksi bahan-bahan plastik bekas yang kemudian diolah dan dibentuk menjadi sebuah batu bata berbahan plastik yang nantinya dapat digunakan untuk membangun sebuah rumah.
Didirikan pada tahun 2011, projek ini diawali sebagai bentuk kepedulian Méndez terhadap lingkungan ketika perusahaannya mulai berkembang maju. Hingga kemudian ia dan tim di perusahaannya mulai memutuskan untuk melakukan pengembangan agar project pembangunan rumah yang biasa mereka lakukan dapat memberikan dampak sosial yang positif terhadap lingkungan.
Conceptos Plásticos telah bekerja sama dengan kelompok dan perusahaan pendaur ulang yang ada di Bogota yang mana mereka telah mengumpulkan limbah sampah plastik dan kemudian dilelehkan, lalu dituangkan ke dalam cetakan berbentuk bata melalui sebuah proses yang disebut ekstrusi. Dan juga hasil batu bata plastik ini tidak kalah bagusnya dengan batu bata biasa sebab batu bata plastik dapat menghasilkan sebuah bangunan yang kuat,aman, tahan api & air, dan bertahan lebih lama. Selain kualitasnya yang bagus dan mumpuni, harga yang di banderol pun juga terbilang lebih murah dari batu bata biasa.
Tentunya dengan adanya Batu Bata Plastik yang di kembangkan oleh Conceptos Plásticos telah memberikan sebuah bentuk kontribusi terhadap Keseimbangan Alam lewat Konsep Sustainable Living (ramah lingkungan) dan bantuan bagi mereka yang membutuhkan. Seperti yang dilakukan oleh UNICEF, telah meminta Conceptos Plásticos untuk bekerjasama membangun sekolah di Abidjan,Pantai Gading. Dan juga membantu membersihkan limbah plastik di negara tersebut dengan Batu Bata Plastiknya dengan membangun lebih dari 500 ruang kelas untuk 25000 lebih anak-anak di Abidjan,Pantai Gading agar mereka mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.

Conceptos Plásticos telah bekerja sama dengan kelompok dan perusahaan pendaur ulang yang ada di Bogota yang mana mereka telah mengumpulkan limbah sampah plastik dan kemudian dilelehkan, lalu dituangkan ke dalam cetakan berbentuk bata melalui sebuah proses yang disebut ekstrusi. Dan juga hasil batu bata plastik ini tidak kalah bagusnya dengan batu bata biasa sebab batu bata plastik dapat menghasilkan sebuah bangunan yang kuat,aman, tahan api & air, dan bertahan lebih lama. Selain kualitasnya yang bagus dan mumpuni, harga yang di banderol pun juga terbilang lebih murah dari batu bata biasa.

(Óscar Andrés Méndez)
Tentunya dengan adanya Batu Bata Plastik yang di kembangkan oleh Conceptos Plásticos telah memberikan sebuah bentuk kontribusi terhadap Keseimbangan Alam lewat Konsep Sustainable Living (ramah lingkungan) dan bantuan bagi mereka yang membutuhkan. Seperti yang dilakukan oleh UNICEF, telah meminta Conceptos Plásticos untuk bekerjasama membangun sekolah di Abidjan,Pantai Gading. Dan juga membantu membersihkan limbah plastik di negara tersebut dengan Batu Bata Plastiknya dengan membangun lebih dari 500 ruang kelas untuk 25000 lebih anak-anak di Abidjan,Pantai Gading agar mereka mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.


Diubah oleh rahmat1501 18-01-2020 20:02






lina.wh dan 59 lainnya memberi reputasi
58
14.4K
Kutip
160
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan