( Dok; Kameras Ir-Pacar merah)


Memilih menjadi aktivis Demokrasi dan Menegakkan keadilan tentu tidaklah muda dan mulus seperti hidup yang tidak perna memiliki tantangan apapun, memilih menjadi aktivis harus siap dalam segala persoalan yang akan dihadapi.

Ancaman dan teror selalu datang setiap saat tatkala kita berbeda pandangan dengan pemerintah yang anti pada kemakmuran rakyat, Logika kekuasaan membuat semua menjadi mungkin untuk dimenangkan sementara Rasionalitas seorang pejuang kemanusian adalah terus belajar dengan hikmat dari setiap proses dari waktu kewaktu yang telah di lewati.

Memilih menjadi aktivis pergerakan adalah sebuah keputusan besar dan berat, memperjuangkan hak - hak masyarakat yang termarjinalkan oleh kebiadapan segelintir orang memang sangat sulit, tetapi apalah daya itu sudah menjadi keharusan dan tanggung jawab yang tidak bisa di tinggalkan.

Kadangkala orang tua menjadi salah satu penghambat Cita-cita revolusi perjuangan, dan itu telah menjadi satu tantangan sangat sangat besar sebab jika kita menjadi anak yang membangkan pada orang tua maka kita adalah anak yang berdosa, tetapi sekali lagi anak-anak pergerakan telah siap dengan semua itu karna mereka tau bahwa setiap orang tua mereka pasti merestui niat baik mereka. Bukan tidak ingin berbakti tapi itulah bakti mereka kepada orang tua. Berjuang membelah hak-hak orang kecil sama halnya dengan membela hak-hak orang tuanya yang dirampas oleh orang tak berprikemanusian.

Demokrasi adalah milik rakyat dan sudah sewajarnya dikembalikan kepada rakyat, pemerintah tidak memahami makna demokrasi secara menyeluruh karna dalam pemikiran mereka yang tertanam hanyalah masalah aku yang paling berkuasa maka akulah pemegang hukum dinegara ini. Logika kekuasaan semakin hari semakin menjadi besar dan menakutkan sehinga wajah demokrasi bangsa pun semakin luntur dan cacat moralitas kemanusian.

Sejak 2019 dilantiknya presiden jokowi-maruf tingkat diskriminasi terhadap aktivis dan pegiat lingkungan mendapatkan tindakan Represif dari pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Masalah diskriminasi diawal tahun kepemimpinan jokowi maruf sangat disayangkan oleh sebagian besar Akademisi maupun masyarakat pegiat literasi dan pengamat. Sebab bagi mereka bentuk pelarangan dan pembatasan hak untuk berpendapat yang kemudian di batasi adalah bentuk pelemahan dan pendiskriminasian terhadap asas demokrasi yangs selama ini telah diperjuagkan oleh para Fauding father bangsa kita. Oleh karna itulah belajar berorganisasi dan mengadvokasi massa untuj melawan ketidak adilan adalah wajib hukumnya. Memilih menjadi manusia merdeka adalah bagian dari kemulian dan kebebasan setiap manusia. Sebab manusia dilahirkan untuk bebas dan merdeka maka pemerntah berhak memberikan kebebasan dan kemerdekaan itu kepada yang berhak atas segalanya yaitu masyarakat.