Pemerintah Kota (Pemkot) Lhokseumawe menghimbau para pemilik kafe, restoran dan hotel untuk tidak memperkerjakan wanita di atas jam sembilan malam atau 21.00 WIB. Imbauan tersebut disampaikan melalui surat sejak 6 Januari 2020.

Kabag Humas Pemkot Lhokseumawe, Muslim Yusuf mengatakan, surat imbauan itu diedarkan untuk mempertegas kembali Qanun (peraturan daerah) Provinsi Aceh Nomor 8/2014 tentang Pokok-Pokok Syariat Islam, dan Instruksi Gubernur Aceh Nomor 01/INSTR/2014 tentang Penertiban Kafe dan Layanan Internet di Aceh.


“Dari tahun 2014 itu (imbauan memperkerjakan wanita sampai pukul 21.00 WIB) memang sudah diinformasikan, sudah ada edaran kepada pemilik kafe yang ada di kota Lhokseumawe. Hal tersebut didasari dengan adanya qanun Aceh tahun 2014,” ujar Muslim saat dikonfirmasi, Senin (13/1).



Selain itu, seruan tersebut juga berisikan tentang imbauan agar pengusaha mematuhi tentang hiburan di lokasi usaha harus sesuai dengan syariat Islam, serta menghentikan aktifitas konsumen saat azan magrib dan salat Jumat.

Kemudian, pengusaha juga wajib menyediakan musala dengan perangkat pendukungnya, pekerja mengenakan pakaian Islami atau menutup aurat dan memasang lampu yang terang bukan remang-remang.

“Sebelum ada qanun, penghentian aktifitas setiap saat Salat Jumat dan Magrib sudah menjadi budaya di Aceh. Dari dulu sudah lazim seperti itu,” katanya.


Oleh karena itu, dengan adanya surat itu para pengusaha diminta dapat mematuhi seruan yang ditandatangani oleh Wali Kota, Suadi Yahya. “Mari imbauan ini kita maklumi bersama demi penegakan syariat Islam di Lhokseumawe,” sebutnya.

Amar Maruf

Nahi Munkar

Sungguh beruntung sekali para ukhti dimuliakan oleh syariah

Masya Allah