- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
MUI Kecam Amerika soal Pembunuhan Soleimani Jenderal Iran


TS
kukuhironoko
MUI Kecam Amerika soal Pembunuhan Soleimani Jenderal Iran
Jakarta, CNN Indonesia -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam tindakan Amerika Serikat membunuh perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad, Irak. Soleimani tewas dalam serangan pasukan AS bersama pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.
"Pembunuhan yang dilakukan secara terencana oleh pemerintah AS ini tentu jelas akan memantik ketegangan dan ancaman baru," kata Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas dalam keterangan tertulis, Minggu (5/1).
Abbas menyatakan Iran sebagai negara yang berdaulat tidak akan tinggal diam dan akan melakukan pembalasan terhadap pemerintah AS. Menurutnya, serangan Iran ini sangat mungkin tak terdeteksi oleh AS maupun negara lain.
MUI, kata Abbas, meminta AS yang kini dipimpin Donald Trump itu dan negara-negara besar lain untuk tak memakai cara kekerasan dan tak beradab dalam menyelesaikan masalah. Menurutnya, cara tersebut bisa menimbulkan masalah baru yang lebih rumit
"Selain tidak mudah untuk menyelesaikannya juga akan bisa menyeret dan merusak kehidupan rakyat dan masyarakat di negara lain, karena naiknya harga minyak dunia dan terganggunya perdagangan internasional yang ada," tuturnya.
AS meluncurkan serangan udara usai Soleimani turun dari pesawat yang mendarat di Bandara Baghdad. Selain Soleimani, wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullah, dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda juga turut meninggal dalam insiden tersebut.
Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerbu kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad. Insiden itu terjadi setelah AS membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.
[Gambas:Video CNN]
Serangan pasukan AS itu merupakan perintah dari Donald Trump. Atas peristiwa ini, Fraksi Demokrat di Kongres AS mempertanyakan alasan Trump memerintahkan serangan udara hingga menewaskan seorang jenderal Iran.
Trump, menyatakan mempunyai alasan untuk memerintahkan membunuh Soleimani. Trump berdalih Soleimani merencanakan serangan besar terhadap warga AS di Timur Tengah, maka dari itu dia mencegahnya dengan menyerang terlebih dulu.
CNN
"Pembunuhan yang dilakukan secara terencana oleh pemerintah AS ini tentu jelas akan memantik ketegangan dan ancaman baru," kata Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas dalam keterangan tertulis, Minggu (5/1).
Abbas menyatakan Iran sebagai negara yang berdaulat tidak akan tinggal diam dan akan melakukan pembalasan terhadap pemerintah AS. Menurutnya, serangan Iran ini sangat mungkin tak terdeteksi oleh AS maupun negara lain.
MUI, kata Abbas, meminta AS yang kini dipimpin Donald Trump itu dan negara-negara besar lain untuk tak memakai cara kekerasan dan tak beradab dalam menyelesaikan masalah. Menurutnya, cara tersebut bisa menimbulkan masalah baru yang lebih rumit
"Selain tidak mudah untuk menyelesaikannya juga akan bisa menyeret dan merusak kehidupan rakyat dan masyarakat di negara lain, karena naiknya harga minyak dunia dan terganggunya perdagangan internasional yang ada," tuturnya.
AS meluncurkan serangan udara usai Soleimani turun dari pesawat yang mendarat di Bandara Baghdad. Selain Soleimani, wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullah, dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda juga turut meninggal dalam insiden tersebut.
Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerbu kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad. Insiden itu terjadi setelah AS membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.
[Gambas:Video CNN]
Serangan pasukan AS itu merupakan perintah dari Donald Trump. Atas peristiwa ini, Fraksi Demokrat di Kongres AS mempertanyakan alasan Trump memerintahkan serangan udara hingga menewaskan seorang jenderal Iran.
Trump, menyatakan mempunyai alasan untuk memerintahkan membunuh Soleimani. Trump berdalih Soleimani merencanakan serangan besar terhadap warga AS di Timur Tengah, maka dari itu dia mencegahnya dengan menyerang terlebih dulu.
CNN






4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2K
30


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan