Hidup adalah Anugrah yang dimiliki setiap manusia.
Namun, masing-masing memiliki jalan cerita yang berbeda.
Tidak semua hidup berjalan dengan Indah ada juga yang penuh dengan Derita.
Tetapi itu bukanlah hal yang diinginkan, melainkan Takdir yang harus dijalankan.

Narasi ini, akan bercerita tentang hidup.
Hidupnya seorang putra kecil yang memiliki benturan perih pada hati kecilnya.
Sebut saja namanya, Aldy.

Aldy, adalah keturan dari keluarga yang terhormat di lingkungan sekitar.
Dan dia adalah anak satu-satunya yang dimiliki Ayah dan ibunya.

Ibunya, seorang apoteker yang bekerja di salah satu perusahaan farmasi.
Sementara Ayahnya, adalah pengaguran setelah mendapat surat pemecatan dari perusahaan PTPN.

Setatus Ayahnya pengangguran, yang menjadi alasan pertama untuk pemicu pertengkaran.

Musibah kecil ini tidak diminta, akan tetapi datang dengan sendirinya.
Ego Ibunya memuncak, dengan tidak monghormati Ayah Aldy sebagai suaminya.
Aldy, yang masih berusia delapan tahun hanya bisa diam menyaksikan pertengkaran itu.
Dengan tatapan polos dia melihat dinding keluarga yang mulai meretak, memorynya terguncang, seolah itu adalah bencana yang nyata.

Bukan hanya sekali bahkan ini sering terjadi. Rumah, yang dulu dipenuhi dengan rasa sejuk, kini, menjadi gersang tak memiliki nyaman bagi diri, Aldy.
Waktu terus berlalu, sampai Aldy melihat titik sempurna kehancuran itu.

Emosi yang tak kunjung mereda,
Membuat Ayah dan ibunya mengambil keputusan untuk berpisah.
Kehancuran itu benar-benar menjadi nyata, bagaimana dangan Aldy? yang membutuhkan keharmonisan itu.

Lagi-lagi, Aldy menjadi korban atas perceraian itu. Ayahnya harus pergi meninggalkan Aldy bersama ibunya.
Dan tidak butuh waktu panjang untuk Ibu muda mencari sosok baru. Tanpa harus mengenal diri terlalu lama, Ibu Aldy menikah dengan lelaki yang menurutnya pantas.
Ternyata dugaan 'pantas' itu salah! Lelaki yang menikahinya tidak sepenuhnya terima' dengan sosok, Aldy.
Sampai akhirnya, Ibu, Aldy tega menitipkan Aldy ke rumah bibi dari keluarga suaminya yang dulu.

Derita itu semakin terlihat, Aldy benar-benar kehilangan sayap pelindungnya.
setiap kali Aldy melihat pertengkaran yang terjadi, dirinya merasa takut tak terkendali, memorynya terguncang mengingat masa yang kelam.

'Peristiwa Ayah dan ibunya yang membuat Aldy menjadi trauma'.

***

Lima belas tahun berlalu.

Hidup tanpa kasih sayang Ayah dan ibu,
Membuat Aldy tumbuh menjadi sosok sedikit lebih harmonis.
Dirinya berusaha bersikap lembut kepada setiap orang di sekelilingnya.
Walau terkadang, dirinya juga bisa keras, saat melihat yang disayanginya tersakiti.
Dirinya marah ketika ada kekerasan, karena dia cinta dengan kedamaian.

Rasa trauma itu yang membuat dirinya paham tentang rasa perih.
Dan dia benci dengan hal yang melukai.

-end-.

________


'-Cintai anugrah yang dititipkan
Kelak ia akan tumbun menjadi sosok yang membanggakan-'


M.Y.Khadafi ( Sumber_Opri )