Agan Sista semua, Jumpa lagi dengan saya membahas tentang banjir

MENJELANG akhir tahun langit menyuguhkan peristiwa gerhana matahari yang menakjubkan, semua masyarakat dalam suasana euforia bisa menyaksikan peristiwa yang jarang terjadi, mengharap kegembiraan yang sama akan dirasakan di tahun baru nanti. Begitu malam pergantian tahun, ada bagian bumi yang tergenang, luapan air memenuhi ibu kota, melumpuhkan semua aktivitas penduduknya dan melukiskan kesah hati tang tak terkira ya,Gan? Miris, turut prihatin

Air mempunyai sifat mengalir ke segala arah, mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah. Merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan.

Sejak kita menapaki bangku sekolah dasar, sudah diajarkan tentang siklus hujan, mengapa terjadi banjir dan tanah longsor. Namun pelajaran tinggal sebuah teori bagai dongeng sebelum tidur yang tidak pernah digubris ketika ilmu ekonomi diperoleh, yaitu untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Maka teori hujan terlupakan.

Teori ekonomi yang menancap di kepala tidak diiringi dengan pengetahuan lain maka akan membawa dampak yang sangat serius. Tata kota yang tidak rapi, kurangnya pembuatan saluran air yang memadai serta pola hidup masyarakat yang arogan, membuang sampah sembarangan, membuat bangunan di bukit atau membuka lahan baru dengan menebang pepohonan tanpa melakukan reboisasi.

Saat bencana air bah terjadi, saling tuding pun jadi trending, pemimpin dijadikan sasaran empuk, seolah dia yang harus bertanggung jawab atas perbuatan orang lain.

Jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan bertambahnya jumlah tempat tinggal. Sawah ladang jadi sasaran untuk membangun perumahan juga gedung-gedung bertingkat. Pengaspalan, pengecoran jalan dimana-mana. Lantas air tidak bisa lagi meresap ke dalam tanah, terjun bebas dari langit dan mampir ke mana-mana.



Sungai tak mampu menahan debit air yang makin bertambah disaat musim penghujan. Jangankan di Jakarta, di Malang kota ada bebarapa titik langganan banjir, di awal musim penghujan yang sangat deras.

Satu tahun lalu, sepanjang jalan Sukarno Hatta tergenang air, sebuah rumah makanpun terendam sempurna. Tanggal 26 Desember 2019 saat terjadi gerhana matahari, air menggenang kembali di jalan utama dan beberapa jalan perumahan.



Banjir akan terus terjadi saat hujan karena pepohonan di daerah tinggi sudah habis, sampah menyumbat, gorong-gorong tak muat.

Sebuah bencana bila kuantitas tidak diimbagi dengan kualitas.
Prinsip prefentif lebih baik dari pada kuratif ini harus dimiliki, meminimalkan akibat buruk dari sebuah penyebab.

bagaimana menurut agan sista?

***

:terimakasih