i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Tinjau Banjir Kampung Pulo, Anies Sindir Normalisasi Sungai


Tinjau Banjir Kampung Pulo, Anies Sindir Normalisasi Sungai

Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut normalisasi Sungai Ciliwung pada era Gubernur sebelumnya tetap tak bisa menghalau banjir di kawasan Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

Hal ini diungkap Anies saat meninjau lokasi banjir di Kampung Pulo, dekat Sungai Ciliwung yang telah dinormalisasi.

"Di sini memang sudah dilakukan normalisasi dan faktanya masih tetap terjadi banjir," kata Anies usai melakukan peninjauan di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur, Kamis (2/1).


Pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sekitar 500 rumah di Kampung Pulo digusur demi kepentingan normalisasi Sungai Ciliwung.

Ke depan, kata Anies, harus ada langkah lebih konkret dan komprehensif untuk menghalau banjir termasuk pengendalian air di kawasan hulu.

"Dengan membangun DAM, membangun waduk membangun embung sehingga ada kolam-kolam retensi untuk mengontrol, mengendalikan volume air yang bergerak ke hilir," kata dia.

Anies pun menyebut pemulihan dan pencegahan banjir di masa depan sangat bergantung pada pembangunan dua waduk yakni Waduk Ciawi dan Sukamahi.

Dua waduk itu masih dalam tahap pembangunan. Dia berharap pembangunannya selesai tepat waktu agar bisa mengendalikan lebih dari 30 persen air yang datang ke kawasan Jakarta saat musim hujan.

"Kita di Jakarta di kawasan muara ada 13 sungai, di sini sungai alami. Nah, dengan pengendalian seperti bangunan waduk itu lebih baik lagi Insya Allah akan lebih baik dalam penggalian air itu dengan komprehensif," katanya.

Hanya saja, kata dia, semua ini bergantung pada sikap pemerintah pusat dalam hal pembangunan dan antisipasi bencana banjir.

Anies berkata Pemprov DKI hanya fokus dalam membantu warga terdampak bencana banjir.

"Tapi itu semua kan kewenangannya di pusat, yah. Jadi kita lihat nanti pemerintah pusat, bagi kami fokus adalah memastikan keselamatan warga," katanya. (tst/wis)
sumber

*******

Anies Benar!
Maksudnya benar-benar Gubernur tertolol dalam sejarah Jakarta.

Dari semua sanggahannya, Anies merasa paling benar, paling bisa, paling berhasil.

Ucapan Presiden dibantah soal sampah.
Ucapan Menteri dibantah soal normalisasi.
Anies melempar semua tanggungjawab kepada pemerintah pusat. Padahal karena Jakarta masih ibukota Indonesia, pemerintah pusat ingin mensinergikan usaha pengendalian banjir bersama Pemprov DKI Jakarta. Tapi sepertinya Anies ngelunjak.

Aniea sudah sejak lama diingatkan soal siklus tahunan yang menjadi momok menakutkan masyarakat Jakarta, tapi Anies sengaja mengabaikan.

Anies merasa alam akan terus berpihak kepadanya. 2 tahun sejak pemerintahannya, Jakarta aman dari banjir besar. Dan Anies mungkin merasa alam akan terus berpihak kepadanya sampai dia melepas jabatan di 2022. Dan ketika alam menegur, Anies masih saja congkak. Padahal awal tahun 2020 bukanlah puncak musim hujan.

Nampaknya kecurigaan banyak pihak terhadap Anies yang memang sengaja tak peduli dengan masalah banjir bukanlah isapan jempol. Buktinya Anies baru akan berdiskusi mengenai pencegahan banjir nanti setelah banjir besar usai. Baru akan membicarakan pencegahan banjir!

Pembangunan waduk Ciawi-Sukamahi baru akan selesai akhir tahun 2021. Artinya masyarakat Jakarta harus kuatir sampai akhir 2021, karena Anies tak akan menjalankan permintaan Menteri PUPR mengenai normalisasi Ciliwung. Ciliwung yang dibackup pemerintah pusat saja Anies enggan menjalankan, bagaimana dengan sungai lainnya?

Kenapa Anies membantah ucapan Jokowi soal sampah? Karena Anies ingin menunjukan bahwa pengelolaan sampah DKI Jakarta berhasil di era pemerintahannya. Dan Anies ingin mempersalahkan Pemprov lain yang membiarkan masyarakatnya membuang sampah ke sungai sehingga berkumpul di Jakarta.

Kalau kita mencermati seluruh ucapan Anies tentang banjir, kita akan bingung sendiri.
Ini yang diucapkan Anies soal banjir.

1. Banjir terjadi karena tak ada penanganan soal air di hulu.
2. Banjir terjadi karena curah hujan ekstrim.
3. Banjir hanya terjadi di wilayah yang curah hujannya ekstrim.
4. Banjir terjadi bukan karena sampah, buktinya Bandara Halim banjir tapi tak ada sampah. emoticon-Gila
4. Jakarta telah siap menghadapi banjir karena Pemprov telah membuat ratusan vertikal drainase.
5. Banjir seperti event tahunan masyarakat Jakarta.
6. Banjir harus dilakukan simulasi agar masyarakat tidak kaget dan panik kalau banjir datang.
7. Untuk mengendalikan banjir hanya perlu naturalisasi sungai.
8. Sunatullah air hujan masuk kedalam bumi. Bukan mengalir kelaut. (Ini gw mikir, Anies pernah belajar siklus tentang hujan gak ya?)
9. Solusi masalah banjir gampang. Cukup buat lubang.
10. Nyengir!

Bego! Sewot gw.


kamujahat.21.
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 123 lainnya memberi reputasi
124
22.6K
307
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan