Gereja Bethany yang berada di Jalan Sisingamangaraja Medan-Tanjung Morawa, terbakar pada Sabtu (28/12/2019) sore.

Gereja itu berada tepat didepan komplek Riviera. Si jago merah secara tiba-tiba merambat dan orang sekeliling tidak mengetahui api datang dari mana.

Tak lama berselang, Pemadam kebakaran (Damkar) dari Medan dan Kabupaten Deli Serdang datang untuk memadamkan api.

Sebanyak 2 unit mobil Damkar dikerahkan dari Medan. Sementara dari Deliserdang sebanyak 3 unit mobil Damkar dikerahkan untuk bantu padamkan api.

Salah seorang warga yang berada disekitar lokasi, R Malau (56) mengatakan bahwa api begitu cepat menyebar dan melalap rumah tersebut.

"Kalau enggak cepat datang pemadamnya, dah habislah semua ini" kata R Malau.

Dia menduga kebakaran disebabkan hhubungan arus pendek (korsleting) listrik.

"Kurasa kebakaran disebabkan korsleting listrik,"ujarnya.

Diketahui Gereja yang terbakar merupakan rumah Pendeta Simon Yobadah Hulu. Saat kejadian dirinya sedang pergi rekreasi bersama keluarga.

Simon tak kuasa saat balik dari rekreasi bersama dengan keluarga, melihat kondisi rumahnya sudah ludes terbakar.

Terkejut saya pas balik, sudah melihat posisi rumah terbakar," kata Simon.

"Untuk kerugian berapa jumlahnya saya belum tahu," sambungnya.

Lebih lanjut, Simon mengaku akibat rumahnya terbakar akan berdampak kepada pendidikan anaknya.

Putri pertama Simon, bernama Gladys (14) meneteskan air mata melihat rumahnya sudah terbakar.

Dia tidak henti-hentinya menangis tak kuasa melihat rumah yang sudah lama ditempati sudah terbakar dilalap api.

"Gimanalah, pendidikanku ini yang utama," kata Gladys sambil menyeka air matanya.

Gladys meyakini bahwa ayahnya tidak punya pekerjaan lagi karena mereka selama ini hidup dari pelayanan gereja.

"Mungkin, dia takut bahwa pendidikannya enggak bisa lagi lanjut," sebut Simon.

"Gara_-gara saya enggak ada kerjaan lagi. Karena selama ini kita hidup dari pelayanan Gereja," tutup Simon.

https://medan.tribunnews.com/2019/12...o-merah?page=2

Turut berduka