- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kerap Difitnah, Inilah Sebenarnya yang Sedang Diperjuangkan Bukalapak!


TS
anakmudaindia
Kerap Difitnah, Inilah Sebenarnya yang Sedang Diperjuangkan Bukalapak!
Spoiler for Bukalapak Berjuang Naikkan Level UMKM:
Ane disini mencoba untuk membagikan sebuah isi hati dari sahabat kita yang sangat prihatin dengan segala fitnah dan hujatan yang dialamatkan kepada Bukalapak, yang sejatinya adalah Startup karya anak bangsa. Berikut ini curhatannya gan..

Quote:
Sebelum memulai bahasan ini.
Kita harus berterimakasih Bu Menteri Sri Mulyani. Kebijakan yang mewajibkan pajak untuk barang impor dengan batas 3 Dolar itu membuat kongkalikong dan para penjahat muncul ke permukaan.
Semoga tidak hanya menghantam komplotan importir yang mematikan usaha para rakyat Indonesia.
Tapi juga mampu memukul startup marketplace yang angkuh itu. Rakyat Indonesia tak takut bersaing, tak kalah dalam adu isi kepala. Jauh sebelum Shopee, Lazada, JD.Id dan konconya hadir di bumi pertiwi ini. Kita sudah punya Bukalapak. Produk asli dalam negri.
Jika masih ada yang membela marketplace tak tahu diri dari luar negeri itu, saya yakin mereka hanyalah tantara bayaran yang tengah menjual nasib bangsa dan negaranya.
Mari simak dan bongkar kongkalikong serta mufakat jahat mereka di video ini.
Bukalapak dikabarkan bangkrut, CEO nya mundur, Achmad Zaky disebut tidak mendukung pemerintah Indonesia hanya gara-gara sebuah twit di akun pribadinya.
Padahal ia tengah menyelamatkan bangsa ini. Ia sedang bertarung melawan para penjajah di zaman industry 4.0 hari ini. Mungkin cara Zaky keliru, tapi yang disampaikannya lewat twitter adalah kebenaran. Kenyataan yang sering kita tolak.
Jangan hanya bangga berbangsa dan bernegara di mulut saja, tapi rawatlah kemerdekaan dengan sejati. Berpijak pada kaki sendiri, berjuang dengan nyata, meski hanya dengan paket data.
Kami hanya menyampaikan fakta, membuka mata Anda. Padahal semua informasi ini berkeliaran di beranda media social Anda.
Mungkin Anda lupa. Bahwa perang belum usai, hanya berbeda medan pertempuran saja.
Penjajahan hari ini tak lagi serupa zaman Belanda. Jika Eropa datang dengan VOC nya, kini semua negara mendatangi Indonesia dengan Marketplace-nya. Beda bentuk, tapi sama tujuannya. Yakni menguasai pasar Indonesia.
Dari 250 juta orang lebih, 170 juta orang terhubung ke internet dan sekitar 50% dari jumlah itu berbelanja secara online setiap harinya.
Tanpa basa-basi, Bukalapak jauh lebih Indonesia dan berpihak pada bangsa ini daripada marketplace yang Anda puja dan anda menjadi pelanggan di sana.
Memang murah, saking murahnya para pelaku usaha di Indonesia angkat tangan dan tak mampu menandingi harga yang mereka tawarkan.
Padahal, sejatinya harga murah itu hasil rampokan yang nyata. Mereka mencuri di rumah kita sendiri dan menjual hasil curiannya pada kita dengan harga yang kita sebut “murah” itu.
Mereka merampoknya lewat pembebasan biaya masuk, akses impor yang mudah dan para koruptor busuk yang meloloskan banyak undang-undang yang menguntungkan mereka.
Bagaimana akan menang kalau aturannya curang dan wasitnya berpihak?
Ini bukan soal siapa kuat bakar uang. Kalau pikiran Anda hanya sebatas startaup mana yang kuat bakar uang, maka ia lah yang akan menguasai pasar. sepertinya Anda melupakan satu hal.
Namanya aturan main, dan persaingan pasar yang sehat.
Bukalapak adalah korban dari aturan yang tidak sehat dan perilaku kurang ajar marketplace luar negeri itu.
Bukalapak membela UMKM bukan hanya dengan slogan dan kampanye pemanis mulut. Mereka sudah melakukannya dengan nyata, banyak pelapak yang kini kaya raya dan mempekerjakan orang-orang Indonesia. Jauh sebelum marketplace dari luar negeri itu melakukan tipu-tipu.
Berbanding terbalik dengan marketplace jahanam yang hanya memasukkan barang ke Indonesia lewat toko-toko online fiktif di marketplace mereka. Banyak toko, tapi tetap berasal dari gudang yang sama.
Tak ada pekerja Indonesia di toko online itu. Jika Anda ingin menjadi bagian dari mereka dan mendapatkan pembeli. Anda harus mengiklan sekian juta agar dapat bersaing dengan barang dari luar negeri yang murahnya membuat siapa saja tergoda.
Sementara, harga produksi untuk barang Anda tak mampu bersaing dengan harga jual mereka. Anda kalah telak. Tepatnya dikalahkan dengan sengaja.
Dari diksi saja, para startup marketplace ini sudah tak mengerti pasar Indonesia. Belum bertarung saja, mereka sejatinya sudah kalah.
Namun karena pandai bergaya, mereka merasa di atas angin, padahal mereka tengah menggali kuburnya sendiri.
Bukalapak. Dua kata yang jadi satu, “buka” dan “lapak”. Sebuah diksi yang Indonesia banget, jika dibandingkan dengan “Shopee” , “JD.id”, “Zalora”, “Lazada”, “Zilinggo” dan lainnya.
Baru soal diksi. Belum soal konsep.
Bukalapak memang mencari investor dari luar negeri, tapi yang dimajukan dan diutamakan adalah para pelapak, mitra bukalapak yang merupakan pedagang kecil, warung di pojok komplek perumahan Anda.
Zaky mencari investor dari luar negeri untuk membakar uangnya di Indonesia, memajukan UMKM dan para pelapak. Mempekerjakan banyak rakyat ini, secara langsung ataupun tak langsung.
Simpelnya, Zaky membawa uang dari luar negeri, masuk ke indonesia dan membuat rakyat Indonesia untung dengan berjualan di dalam negeri atau antar negara. Uangnya dari luar, crotnya di dalam.
Sedangkan marketplace lainnya, sudahlah investasi dari luar negeri, barang dari luar negeri, bebas pajak sehingga harganya murah, pekerja kebanyakan pekerja asing pula. Tak ada manfaatnya bagi republic ini, selain menambah jumlah sampah. Lalu membawa kabur uangnya ke luar negeri.
Logikanya, marketplace ini sudah jelas dari luar, yang dijual barang dari luar, tak bayar pajak, curang, dan uang dari Indonesia mengalir ke luar, bukan mensejahterakan pelaku UMKM kita.
Marketplace ini seolah membahagiakan, murah meriah, tapi Anda tengah dirampok dan teman-teman Anda yang mencoba berdagang dibunuh dengan persaingan harga yang tak wajar.
Sehingga, membela UMKM, pelapak dan Bukalapak saat ini. Bukan saja soal persaingan marketplace, tapi sudah naik tingkat. Ini perjuangan membela Republik di industry digital.
Merdeka atau mati, merdeka atau blokir. Tak perlu hiraukan kami yang terus berlipat ganda, tak perlu khawatir, kami bukan selebgram, selebtwit dan influencer yang berbahaya. Sebab ide Kamilah yang berbahaya, narasi Kamilah yang menjadi senjata.
Anda mau bergabung membela bangsa dan negara, atau hanya menjadi penonton dalam pertunjukan menghina akal sehat ini?
Teruslah berbelanja di marketplace dari China, teruslah beli barang-barang impor dari luar yang hanya mampu meninggalkan sampah di kamar anda, meninggalkan sampah di tanah dan laut Indonesia. Sementara mereka membawa lari uang dan harga diri Anda sebagai bagian dari sebuah bangsa dan negara yang katanya merdeka dan berdaulat ini.
Bung Karno bilang : Lebih baik makan gaplek tapi merdeka, daripada makan bestik tetapi budak.
Semua kembali ke agan-agan, boleh setuju atau tidak..

#TerimaKasihZaky
#UMKMNaikKelas
Spoiler for #TerimaKasihZaky:

Spoiler for JANGAN LUPA:

Diubah oleh anakmudaindia 30-12-2019 12:51






muhamad.hanif.2 dan 17 lainnya memberi reputasi
4
4.2K
Kutip
41
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan