Kaskus

Story

simsol...Avatar border
TS
simsol...
Kisah Cinta Tiga Babak
Quote:



Kisah Cinta Tiga Babak Nocturno Loebis itu nama gue.
Terlahir dengan segala kesempurnaan namun cacat hati.
Begitu banyak wanita yang singgah di kehidupan gue.
Namun tak satupun gue ingin dekap selamanya.
Kecuali satu nama.....Merinita
Sosok wanita yang membuat gue ingin mendekap dia erat selamanya.
Mungkinkah.....?


BERTEMU SAHABAT LAMA

Gue cuman menatap sejenak sosok wanita yang kini lelap di samping gue dengan perasaan muak.
Padahal semalam gue sangat berhasrat tuk bercinta dengannya tapi setelah hasrat gue terlampiaskan yang tersisa hanyalah rasa muak.
Perasaan ini acapkali datang setiap gue abis berhubungan dengan wanita,entah mengapa?.
Gue sendiri pun tak tau sebabnya.

Gue pun bergegas keluar kamar hotel setelah meninggalkan sejumlah uang tuk keperluannya nanti.
Sehabis membayar semua tagihan di hotel tersebut.
Gue pun pergi meninggalkan hotel.

Senin is back.
Saatnya gue sibuk dengan segala urusan yang ada di perusahaan Bokap gue.
Sore itu usai jam kantor.
Gue mampir ke minimarket.
Biasalah membeli sesuatu dan lain hal.
Asyik memilih barang yang gue butuh.
Sebuah panggilan mengejutkan gue.

"Nuno.....lu Nuno kan..?.
Sosok cowok tinggi kurus menyapa gue.

"Bener gue nuno tapi siapa ya?"tanya gue sembari memperhatikan nih orang.

"Masih kenal gue kagak.No?"tanyanya lagi sambil senyum-senyum.
"Sma78 angkatan 2012"lanjutnya memberi petunjuk ke gue.

Gue masih mencoba menebak nih orang .
Dari wajahnya yang di penuhi kumis dan cambang yang cukup lebat membuat gue rada kesulitan tuk mengenali nih orang.

"Yaelah,No.Masa lu lupa ama gue.Padahal kita loh satu komplotan di sekolahan dulu yang suka hunting para gadis sekolah lain tuk di jadikan pacar bulanan!"kata orang tersebut lalu tertawa melihat gue yang semakin bingung.

"Bentar...bentar.Lu Heri kan?"tanya gue

"Yoiiii brader.Gue Heri !"orang itu langsung memeluk gue.

"Buset Her.Lama kali kita kagak ketemu.Kemana aja lu?"gue pun membalas pelukannya dengan erat.

"Lha lu kan kuliah di Ausie trus kagak ada kabarnya selama lu disana.Harusnya gue yang nanya lu kemana aja karna gue masih lanjut kuliah di kota ini!".

"Sori...sori Her.Gue mank rada sibuk disana dan malas pulang ke Indonesia karena bakalan ketemu Bokap yang selalu ngomel tentang nilai kuliah gue yang gitu-gitu aja.Hahahaha!"

Kami pun langsung nongkrong di depan minimarket tersebut.
Ngobrol tentang perjalanan hidup masing-masing selama ini.
Ternyata Heri telah menikah dua tahun yang lalu namun hingga saat ini belum di karuniai momongan.

"Lu kebanyakan buang kali Her waktu kuliah dulu jadi sekarang stok bibit kuat lu minim banget.Hahahaha!"

Hery pun hanya tertawa mendengar ocehan gue.
Setelah sekian lama kami ngobrol ngalor ngidul.
Heri pun hendak berpamitan tuk pulang kerumahnya.

"Ini kartu nama gue.No.Kapan-kapan main kerumah yaa biar kita nostalgia tentang masa kita dulu sekolah!"Heri menyodorkan kartu namanya ke gue.

"Secepatnya gue nanti mampir ke rumah lu,Her!"kata gue lalu memeluk sahabat gue.
Sebentar kemudian kami pun berpisah.


BERTEMU MERINITA

Jumat sore,gue memutuskan tuk singgah kerumah Heri setelah pertemuan beberapa hari yang lalu.
Rumah Heri terlihat mungil dan asri sedangkan di halaman depan tampak sebuah warung makan kecil.
Gue pun celingukan mencari tuh orang di warungnya.

"Mana penjualnya ini"kata gue dalam hati.

"Permisi......!"teriak gue rada kencangan dikit.

Sesosok wanita datang menghampiri gue yang lagi berdiri di depan warung.

"Mau beli bubur ayam yaa,Kak?"tanya wanita tersebut kepada gue.

Gue pun tertegun sejenak melihat paras wanita tersebut.
Kombinasi antara cantik sekaligus manis ada di paras wanita tersebut.
Dia pun tersenyum manis dan terlihatlah lesung pipitnya di kedua pipinya.
Membuat jantung gue berdebar lebih kencang.

"Ma..maap....Gue temannya Heri bukan mau beli bubur ayam,Mbak!"kata gue gugup.

"Gilaaa....kenapa gue tiba-tiba gugup kaya gini.Sadar Nuno ini istrinya sahabat lu,jangan gilaa,lu!"teriak gue dalam hati.

"Oh....Temannya Kak Heri rupanya.Silahkan masuk kerumah kami Kak!"sahut wanita manis tersebut ramah dan keramahan yang di sertai senyum manisnya membuat hati gue kagak karuan.

Dia pun bergegas menutup warungnya lalu menghampiri gue yang lagi berdiri di depan pintu rumahnya.
Kemudian mempersilahkan gue masuk dan duduk di kursi tamu rumah tersebut.
Lalu dia masuk kedalam dan sebentar kemudian keluar membawakan secangkir teh dan duduk berhadapan dengan gue dan cuman meja yang pembatas jarak kami berdua.

"Oya,nama gue Nuno dan gue teman sekolah SMA nya dulu,Mbak"kata gue membuka percakapan sekaligus mengenalkan diri.

"Jangan manggil mbak.Kak Nuno, soalnya saya dengan Kak Heri selisih 5 tahun lebih muda saat menikah dengannya.Nama saya Merinita,Kak!".

Mendengar itu membuat gue jadi ngerasa nggak enak.
"Maap...Gue cuman ingin bersikap sopan saja.Karena tidak tau nama jadi gue panggil mbak saja.sekali lagi gue mohon maap!".gue mencoba menjelaskan sikap gue tadi.

"Nggak apa-apa kog.Kak Nuno nggak salah apa-apa jadi nggak perlu minta maap,Kak!"kata Merinita sambil tertawa kecil.

Sebuah tawa yang biasa tapi tawa tersebut berhiaskan dua lesung pipit membuat gue terpesona akan wajah Merinita.

"Maap....Heri kapan pulang yaaa,Meri?"tanya gue sok mulai akrab dengan Merinita.

"Biasanya jam segini sudah pulang.Mungkin terhalang macet di jalan,Kak.Jadi pulangnya rada telat!"jawab Merinita

"Sudah lama tinggal disini,Meri?"tanya gue mencoba mencairkan suasana.

"Baru setahun,Kak.Kemarin-kemarin tinggal di rumah orang tuanya Kak Heri!"jawab Merinita.

"Betah kagak,Meri tinggal disini?"tanya gue basa-basi

"Betah,Kak.Cuman kemarin jualan di rumah lama lumayan banyak pembelinya tapi kalau di sini rada sepi pembelinya!"sahut Meri dengan nada sedikit sedih.

"Bagaimana kalau gue kontrak lu tuk khusus menyediakan sarapan pagi di kantor gue,Mer.Jadi setiap pagi lu mesti siapin bubur ayam tuk sarapan karyawan gue,mau nggak,Mer?".tanya gue mencoba menolong ekonomi sahabat gue.

"Mau,Kak Nuno.Tapi apa mau karyawan Kak Nuno sarapan bubur ayam buatan saya?"risau Merinita nggak percaya diri.

"Gue yakin bubur ayam buatan Meri pasti enak.Hehehehe!"kata gue sembari cengar-cengir.

"Kak Nuno loh bisa aja, belum pernah makan bubur ayam buatan Meri kog bisanya yakin pasti enak!"sahut Meri dengan rada sedikit manja.

"Kalau yang membuat wanita semanis Meri,gue yakin pasti jaminan mutu!"kata gue sedikit gombal.
Meri hanya tersipu-tersipu menatap gue dengan mata indahnya.

Gue pun langsung gelagapan dan sadar jiwa player gue lagi kumat.
"Woyyyy....Nuno.Sadar itu istrinya sahabat lu!"gerutu gue malu dalam hati.

"Ma....maap Meri.Gue udah lancang ngomong kaya gituan!"ujar gue malu.

"Kak Nuno ini lucu yaa.Sebentar-sebentar minta maap.Meri yang malah bingung di suruh maapin mulu!"Kata Meri sambil tertawa lepas.

Gue makin blingsatan melihat Meri tertawa.
Jantung gue makin berdetak kencang saat mata gue menatap Meri yang tertawa di hadapan gue.

Tak lama kemudian terdengar suara sepeda motor masuk ke pekarangan rumah dan ternyata itu Heri yang datang.

"Syukurlah lu cepat datang Her.Biar otak gue yang lagi ngeres ini bisa ilang!"ucap Syukur gue berkata dalam hati.

CINTA MENGETUK HATI

Semenjak Merinita hadir di kantor gue tuk melayani sarapan pagi.
Sejak itupula gue selalu sarapan pagi di kantor.
Entah mengapa,gue selalu ingin melihat Merinita setiap hari semenjak pertemuan kami di awal.

Sering kali saat gue menatap dia saat melayani karyawan di kantin kantor.
Sering pula gue ketangkap basah oleh Merinita.
Setiap itupula dia tersenyum manis ke arah gue.
Melihat senyumnya dan wajahnya setiap pagi membuat gue semakin kehilangan pikiran bahwasannya Merinita itu istri sahabat gue.

Ketika gue curhat dengan sahabat gue Rahat tentang kegalauan gue malah kena omel.

"Lu gila,No.Bini sahabat lu juga pengen lu embat !.Padahal lu kagak keabisan stok cewek-cewek cantik yang selalu berharap kencan ama lu!"semprot Rahat malam itu di sebuah kafe favorit gue ngumpul bareng teman-teman gue yang pernah sama-sama kuliah di Ausie.

"Gue tau gue salah Hat tapi gue kagak bisa ngontrol nih perasaan saat ketemu tuh cewek Hat!".

"Trus lu mau jadi pebinor gitu No.Muka gila lu No.Gue tau lu mank player No tapi setau gue lu kagak pernah nyatronin cewek yang sudah berkeluarga!".

"Gue sendiri juga bingung Hat,kog gue kaya gini sekarang Hat!".

"Ini saran gue ke lu No.Lebih baik lu mulai sekarang menghindar dulu.Benerin perasaan gila lu.Gue tau dan ngerti perasaan lu No,yang namanya jatuh cinta mank kagak bisa di duga.Cuman kali ini,lu kudu buang rasa itu jauh-jauh!".

Gue cuman mengangguk pelan.
Ada rasa sesak di hati gue mengingat gue sementara tidak bisa melihat wajah dan senyum manis Merinita.

Sudah semingguan lebih gue berusaha menghindar dari perasaan ingin melihat Merinita.
Semingguan ini pula gue tersiksa oleh kerinduan gue ingin melihat Merinita.
Biasanya gue turun kerja pagi.
Kini gue berangkat kerja rada siangan.
Perusahaan gue terdiri dari 5 lantai dan lantai paling atas adalah ruangan gue.
Hanya securiti yang berjaga di depan lift kemudian gue dan seketaris gue Mirna yang menghuni lantai tersebut sehari-harinya.

Takkala gue mau masuk ke ruangan gue.
Mirna seketaris gue melaporkan bahwa tadi pagi Merinita datang mengantar makanan tuk gue.
Sesampainya di ruangan gue.
Gue melihat sebuah nampan yang berselubung tudung kecil.
Di samping nampan tersebut terselip sebuah kertas catatan dari Merinita.

"Semoga makanan dari Meri bisa membuat Kak Nuno lebih semangat lagi dalam bekerja.Salam hangat Meri & Kak Heri".

Sesak banget hati gue penuh dengan kerinduan ingin melihat Merinita usai membaca catatannya.
Gue pun membuka tudung kecil tersebut dan melahap semangkuk bubur ayam dari Merinita.
Entah mengapa ketika gue menikmati makanan tersebut.
Airmata gue tak terasa membasahi pipi gue.

"Gue kangen lu Merinita!".

Diubah oleh simsol... 23-12-2019 14:06
lina.whAvatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
3.6K
118
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan