- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Dia Kerja "Bongkar Pasang" Ala Anies!


TS
Elang.salamina
Ini Dia Kerja "Bongkar Pasang" Ala Anies!
PEMBONGKARAN terhadap hasil proyek pembangunan yang belum lama rampung di DKI Jakarta kembali terjadi. Kali ini yang menjadi sasaran pembongkaran adalah instalasi batu gabion, yang berada di sekitaran bundaran HI, Jakarta.
Entah bagaimana cara kerja dan pola perencanaan pembangunam Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan beserta jajarannya yang berada di Pemerintah Provinsi (Pemprov) ibu kota negara ini. Sepertinya mereka sedang hobby membongkar pasang hasil pembangunan yang ada di wilayah kerjanya.
Sebelumnya, Pemrov DKI Jakarta juga membongkar kembali atap Jembatan Penyebarangan Orang (JPO) di Jalan Sudirman, di depan Indofood Tower, dengan dalih agar nantinya JPO tersebut bisa dimanfaatkan berswafoto dengan latar belakang pemandangan Jakarta.
Tak urung, kebijakan Anies Baswedan beserta jajaran Pemprov DKI Jakarta terkait yang membongkar atap JPO dimaksud menuai kritik dari masyarakat bahkan DPRD setempat. Alasan pembongkaran guna memberi kesempatan masyarakat berswafoto dianggapnya tidak masuk akal.
Pembongkaran serupa juga terjadi pada jalur sepeda yang ada di sekitar Daerah Cikini, Jakarta Pusat. Padahal, pembangunan jalan yang dikhususkan untuk para pengendara sepeda ini, lagi-lagi belum lama diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Dalih dari pembongkaran kali ini katanya bersifat sementara karena akan dilakukan revitalisasi atau pelebaran trotoar di jalur tersebut.
Kembali, kritikan terhadap Anies Baswedan atas pembongkaran kali ini pun datang dari segala arah. Setidaknya ada dua poin penting yang terlontar pada kritikan tersebut. Yaitu, lemahnya perencanaan yang dilakukam oleh segenap jajaran Pemprov DKI Jakarta dan penghamburan anggaran negara.
Bahkan, politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menganggap Anies Baswedan seperti anak kecil yang baru merias diri. Lantaran, jalur sepeda yang baru dibangun malah dihancurkan kembali.
Hal ini disampaikan melalui akun Twitter miliknya @ferdinand_haean. Menurut Ferdinand, cara kerja Anies tidak disertai dengan konsep yang jelas.
"Beginilah kualitas pemimpin jika bekerja seperti anak kecil yang belajar merias diri. Hanya semangat mempercantik diri yang ada. Baru dioles bedak, dihapus. Begitulah kerja tanpa konsep yang jelas," kata Ferdinand
Seolah tidak kapok dengan segala kritik, terbaru, Pemprov DKI Jakarta kembali melakukan pembongkaran. Kali ini yang menjadi sasarannya adalah instalasi batu gabion yang berada di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Pembongkaran batu gabion yang konon menghabiskan biaya Rp. 150 juta setahun lalu itu juga tak lepas dari kritikan.
"Bayangkan setahun lalu menurut informasi sekitar Rp 150-an juta kan gitu loh dengan gabion dan taman-taman sekitarnya itu, nah sekarang mau dibongkar, nah berapa lagi yang mau dikeluarkan nanti, gitu loh," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono kepada wartawan, Selasa (24/12/2019) malam.
"Itu kan akhirnya buang-buang cost juga untuk pembongkaran gitu loh," sambungnya.
Gembong sejak awal mempertanyakan pemasangan batu gabion. Menurutnya batu gabion itu tidak mempercantik Jakarta karena pada akhirnya batu itu dibongkar untuk acara perayaan tahun baru.
"Jadi instalasi gabion itu dianggap Pemprov itu ornamen mempercantik area seputaran Bundaran HI, nah ini kan dalam rangka perayaan tahun baru, nah kalau itu dibongkar mana yang dipercantik gitu loh, ini kan persoalannya di situ," jelas Gembong.
Selain itu, Gembong juga menyoroti soal tanaman-tanaman yang rusak akibat pembongkaran itu. Taman-taman yang rusak itu menurutnya akan diperbaiki menggunakan biaya-biaya Pemprov DKI Jakarta.
"Sebetulnya kan di sekitar situ bisa di rekayasa lagi untuk kegiatan (perayaan tahun baru) itu dan seputar gabion itu banyak tanaman-tanaman kan itu otomatis rusak, setelah rusak tentunya akan mengeluarkan alokasi anggaran lagi," kata Gembong.
Gembong menilai seharusnya Pemprov DKI Jakarta tidak membongkar batu gabion itu. Pembongkaran itu disebutnya hanya membuang-buang anggaran.
"Ya iya pemborosan anggaran lah, buang-buang anggaran saja, seharusnya ya jangan dibongkar," kata Gembong.
Itulah tiga proyek pembangunan yang dianggap hanya menghambur-hamburkan anggaran.
Kecuali atap JPO yang belum ada kepastian dipasang kembali. Dua proyek lainnya, Jalur sepeda dan instalasi batu gabion, pembongkarannya bersifat sementara.
Betul jata Gembong, bongkar pasang ini tentu saja membutuhkan kembali anggaran, yang sebenarnya tidak perlu lagi dikeluarkan jika sistim perencanaan pembangunan berdasarkan hasil pemikiran yang matang.
Pertanyaannya, apakah pembongkaran instalasi batu gabion ini adalah yang terakhir atau jangan-jangan masih ada lagi proyek bongkar pasang selanjutnya? Kita lihat saja!
Wassallam.
Sumber : https://m.detik.com/news/berita/d-48...ng-buang-biaya
Entah bagaimana cara kerja dan pola perencanaan pembangunam Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan beserta jajarannya yang berada di Pemerintah Provinsi (Pemprov) ibu kota negara ini. Sepertinya mereka sedang hobby membongkar pasang hasil pembangunan yang ada di wilayah kerjanya.
Sebelumnya, Pemrov DKI Jakarta juga membongkar kembali atap Jembatan Penyebarangan Orang (JPO) di Jalan Sudirman, di depan Indofood Tower, dengan dalih agar nantinya JPO tersebut bisa dimanfaatkan berswafoto dengan latar belakang pemandangan Jakarta.
Tak urung, kebijakan Anies Baswedan beserta jajaran Pemprov DKI Jakarta terkait yang membongkar atap JPO dimaksud menuai kritik dari masyarakat bahkan DPRD setempat. Alasan pembongkaran guna memberi kesempatan masyarakat berswafoto dianggapnya tidak masuk akal.
Pembongkaran serupa juga terjadi pada jalur sepeda yang ada di sekitar Daerah Cikini, Jakarta Pusat. Padahal, pembangunan jalan yang dikhususkan untuk para pengendara sepeda ini, lagi-lagi belum lama diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Dalih dari pembongkaran kali ini katanya bersifat sementara karena akan dilakukan revitalisasi atau pelebaran trotoar di jalur tersebut.
Kembali, kritikan terhadap Anies Baswedan atas pembongkaran kali ini pun datang dari segala arah. Setidaknya ada dua poin penting yang terlontar pada kritikan tersebut. Yaitu, lemahnya perencanaan yang dilakukam oleh segenap jajaran Pemprov DKI Jakarta dan penghamburan anggaran negara.
Bahkan, politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menganggap Anies Baswedan seperti anak kecil yang baru merias diri. Lantaran, jalur sepeda yang baru dibangun malah dihancurkan kembali.
Hal ini disampaikan melalui akun Twitter miliknya @ferdinand_haean. Menurut Ferdinand, cara kerja Anies tidak disertai dengan konsep yang jelas.
"Beginilah kualitas pemimpin jika bekerja seperti anak kecil yang belajar merias diri. Hanya semangat mempercantik diri yang ada. Baru dioles bedak, dihapus. Begitulah kerja tanpa konsep yang jelas," kata Ferdinand
Seolah tidak kapok dengan segala kritik, terbaru, Pemprov DKI Jakarta kembali melakukan pembongkaran. Kali ini yang menjadi sasarannya adalah instalasi batu gabion yang berada di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Pembongkaran batu gabion yang konon menghabiskan biaya Rp. 150 juta setahun lalu itu juga tak lepas dari kritikan.
"Bayangkan setahun lalu menurut informasi sekitar Rp 150-an juta kan gitu loh dengan gabion dan taman-taman sekitarnya itu, nah sekarang mau dibongkar, nah berapa lagi yang mau dikeluarkan nanti, gitu loh," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono kepada wartawan, Selasa (24/12/2019) malam.
"Itu kan akhirnya buang-buang cost juga untuk pembongkaran gitu loh," sambungnya.
Gembong sejak awal mempertanyakan pemasangan batu gabion. Menurutnya batu gabion itu tidak mempercantik Jakarta karena pada akhirnya batu itu dibongkar untuk acara perayaan tahun baru.
"Jadi instalasi gabion itu dianggap Pemprov itu ornamen mempercantik area seputaran Bundaran HI, nah ini kan dalam rangka perayaan tahun baru, nah kalau itu dibongkar mana yang dipercantik gitu loh, ini kan persoalannya di situ," jelas Gembong.
Selain itu, Gembong juga menyoroti soal tanaman-tanaman yang rusak akibat pembongkaran itu. Taman-taman yang rusak itu menurutnya akan diperbaiki menggunakan biaya-biaya Pemprov DKI Jakarta.
"Sebetulnya kan di sekitar situ bisa di rekayasa lagi untuk kegiatan (perayaan tahun baru) itu dan seputar gabion itu banyak tanaman-tanaman kan itu otomatis rusak, setelah rusak tentunya akan mengeluarkan alokasi anggaran lagi," kata Gembong.
Gembong menilai seharusnya Pemprov DKI Jakarta tidak membongkar batu gabion itu. Pembongkaran itu disebutnya hanya membuang-buang anggaran.
"Ya iya pemborosan anggaran lah, buang-buang anggaran saja, seharusnya ya jangan dibongkar," kata Gembong.
Itulah tiga proyek pembangunan yang dianggap hanya menghambur-hamburkan anggaran.
Kecuali atap JPO yang belum ada kepastian dipasang kembali. Dua proyek lainnya, Jalur sepeda dan instalasi batu gabion, pembongkarannya bersifat sementara.
Betul jata Gembong, bongkar pasang ini tentu saja membutuhkan kembali anggaran, yang sebenarnya tidak perlu lagi dikeluarkan jika sistim perencanaan pembangunan berdasarkan hasil pemikiran yang matang.
Pertanyaannya, apakah pembongkaran instalasi batu gabion ini adalah yang terakhir atau jangan-jangan masih ada lagi proyek bongkar pasang selanjutnya? Kita lihat saja!
Wassallam.
Sumber : https://m.detik.com/news/berita/d-48...ng-buang-biaya






4iinch dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.8K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan