Kaskus

Hobby

kholis904Avatar border
TS
kholis904
Sosial Fobia and Agroafobia
Pernahkan kalian mendengar istilah fobia ?
Yapp, pasti fobia sudah familiar di kalangan banyak orang. Fobia adalah ketakutan yang dialami seseorang kepada sesuatu.
Apakah kamu salah satu pengidap fobia ?
Di sesion kali ini, saya akan berbagi informasi seputar sosialfobia dan agroafobia.

Yuk langsung saja di simak 😊

1. Sosial Fobia
Social anxiety disorder atau fobia sosial adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa takut akan diawasi, dihakimi, atau dipermalukan oleh orang lain. Fobia sosial juga memiliki nama lain, yaitu gangguan kecemasan sosial.

Rasa takut atau cemas sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja ketika berinteraksi dengan orang lain. Namun pada penderita fobia sosial, rasa takut ini dialami secara berlebihan dan menetap, sehingga memengaruhi hubungan dengan orang lain, produktivitas dalam bekerja, dan prestasi di sekolah.



Fobia sosial lebih sering terjadi pada usia remaja hingga dewasa muda, dan pada orang yang pernah merasa dipermalukan di depan umum.

Gejala Fobia Sosial

Gejala gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial bisa tampak khususnya dalam situasi berikut:

Berkencan,bertatapan mata dengan orang lain,berinteraksi dengan orang asing,makan di hadapan orang lain,bekerja atau bersekolah, memasuki ruangan penuh orang, menghadiri pesta atau acara pertemuan dan situasi sosial lainnya

Oleh karena itu, penderita biasanya akan menghindari sejumlah situasi di atas.

Rasa takut yang dirasakan penderita fobia sosial tidak hanya berlangsung sesaat, melainkan menetap, dan akan menimbulkan gejala fisik yang berupa:

Wajah memerah, bicara terlalu pelan,postur tubuh yang kaku, otot menjadi tegang, keringat berlebih, mual, pusing, jantung berdebar, dan sesak napas.

Kapan Harus ke Dokter

Rasa takut akan penilaian orang lain hingga merasa dihakimi sebenarnya perasaan yang wajar dimiliki setiap orang. Seseorang juga masih dianggap normal jika sesekali menghindari situasi yang membuatnya tidak nyaman, misalnya bertemu dengan orang baru.

Namun bila rasa takut atau cemas tersebut berlangsung lama (sekitar 6 bulan), sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, yaitu menghalanginya berinteraksi dengan orang lain, serta memengaruhi produktivitas kerja atau prestasinya di sekolah, segeralah konsultasikan masalah ini dengan psikolog atau psikiater.

Penyebab Fobia Sosial

Fobia sosial atau social anxiety disorder bisa dipicu oleh situasi yang baru atau hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya, misalnya presentasi di depan umum atau menyampaikan pidato. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, kondisi ini diduga terkait dengan beberapa faktor berikut:

1. Peristiwa masa lalu
Fobia sosial bisa jadi muncul karena penderita pernah mengalami peristiwa memalukan atau tidak menyenangkan, yang disaksikan oleh orang lain.
2. Keturunan atau pola asuh
Fobia sosial cenderung diturunkan dalam keluarga. Namun demikian, belum bisa dipastikan apakah hal ini dipicu oleh faktor genetik atau karena pola asuh orang tua, misalnya terlalu mengekang. Kemungkinan lainnya adalah anak meniru sikap orang tua yang kerap merasa cemas saat berhadapan dengan orang lain.
3. Struktur otak
Rasa takut sangat dipengaruhi oleh bagian otak yang disebut amygdala. Amygdala yang terlalu aktif akan membuat seseorang mengalami rasa takut yang lebih kuat. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko munculnya kecemasan secara berlebihan saat berinteraksi dengan orang lain.

Selain beberapa faktor di atas, memiliki kondisi tubuh atau penyakit tertentu, misalnya luka parut di wajah atau kelumpuhan akibat polio, dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita fobia sosial.

Diagnosis Fobia Sosial

Dokter dapat menentukan seseorang mengalami fobia sosial melalui gejala yang dialaminya. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, bila gejala-gejala tersebut menyebabkan gangguan secara fisik, misalnya jantung berdebar atau sesak napas. Selain itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti tes rekam jantung, bila diperlukan.

Terapi Fobia Sosial

Untuk mengatasi fobia sosial, psikiater dapat menggunakan 2 metode, psikoterapi dan pemberian obat-obatan yang dijelaskan di bawah ini:

Psikoterapi

Salah satu bentuk psikoterapi untuk mengatasi fobia sosial adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi rasa cemas pada penderita. Penderita akan dihadapkan pada situasi yang membuatnya cemas atau takut, kemudian psikolog atau psikiater akan memberikan solusi untuk menghadapi situasi tersebut.

Seiring waktu, diharapkan rasa percaya diri penderita akan meningkat untuk menghadapi situasi ini, meskipun tanpa pendampingan.

Terapi perilaku kognitif berlangsung selama 12 minggu, bisa dilakukan hanya berdua dengan psikiater atau secara berkelompok bersama pasien fobia sosial yang lain.

Psikiater juga akan memberikan pemahaman kepada keluarga penderita mengenai gangguan ini, agar dapat memberikan dukungan kepada penderita untuk sembuh.

Obat-obatan

Beberapa jenis obat juga dapat digunakan untuk mengatasi fobia sosial. Psikiater akan memberikan obat dalam dosis ringan terlebih dahulu, kemudian ditingkatkan secara bertahap. Sejumlah obat yang digunakan untuk fobia sosial adalah:

Obat anticemas atau antiansietas
Obat seperti benzodiazepine dapat mengurangi kecemasan dengan cepat. Meski demikian, obat ini biasanya hanya digunakan dalam jangka pendek karena dapat menyebabkan kecanduan.Obat antidepresan
Selain mengatasi depresi, obat antidepresan juga dapat digunakan untuk mengatasi fobia sosial. Berbeda dengan obat anticemas, obat antidepresan, seperti fluoxetine, tidak dapat bekerja dengan cepat dan digunakan untuk jangka waktu yang lama.Obat penghambat beta
Obat ini bertujuan mengatasi gejala fisik yang muncul akibat rasa takut atau cemas, yaitu jantung berdebar. Obat yang digunakan antara lain adalah bisoprolol.

Hasil pengobatan untuk mengatasi fobia sosial tidak selalu dapat segera terlihat. Terkadang, penderita bahkan perlu mengonsumsi obat selama bertahun-tahun untuk mencegah kekambuhan. Agar hasilnya optimal, lakukan pengobatan sesuai anjuran dokter dan rutin berdiskusi dengan dokter mengenai perkembangan kondisi penyakit.

Komplikasi Fobia Sosial

Apabila tidak ditangani, fobia sosial akan menyebabkan penderitanya:

Merasa rendah diriTidak dapat berinteraksi dengan orang lainTidak mampu bersikap tegasSangat sensitif pada kritikan

Kondisi seperti ini akan mengganggu prestasi dan produktivitas penderita, baik di sekolah maupun tempat kerja. Lebih parahnya, penderita dapat jatuh ke dalam kondisi kecanduan alkohol, penyalahgunaan NAPZA, hingga percobaan bunuh diri.

Itulah seklias tentang sosial fobia

Selanjutnya adalah agroafobia. Tapi sebelum itu jangan bosan ya membaca 😀
Mari kita simak informasi mengenai agroafobia.

Keep reading ya 😊

2 . Agroafobia

Agorafobia adalah jenis gangguan kecemasan di mana ada ketakutan berlebihan terhadap ruangan terbuka atau tempat umum. Penderita biasanya menghindari tempat atau situasi yang mungkin menyebabkan panik, merasa terperangkap, tidak berdaya, atau malu. Situasi atau tempat yang dapat memicu dapat berupa menggunakan transportasi umum, berada di ruang terbuka ataupun tertutup yang publik, berdiri dalam antrean, atau berada di tengah keramaian.

Penderita mungkin merasa membutuhkan seseorang, seperti kerabat atau teman, untuk pergi bersama ke tempat-tempat umum. Rasa takut bisa begitu besar sehingga penderita tidak bisa meninggalkan rumah dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Ketakutan yang dirasakan karena takut tidak bisa mendapatkan jalan keluar atau bantuan saat rasa cemas yang dirasakan makin kuat. Biasanya penderita agorafobia pernah mengalami serangan panik yang berkembang menjadi agorafobia. 

Gejala

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5) yang menjadi panduan untuk Asosiasi Psikiater Amerika (American Psychiatrist Association), kriteria-kriteria dari gangguan agorafobia adalah:  

Adanya ketakutan atau kecemasan yang terlihat jelas pada setidaknya dua dari kelima situasi di bawah ini:Menggunakan transportasi umum (contoh: bus, kereta, dan sebagainya)Berada di tempat terbuka (contoh: pasar, jembatan, tempat parkir, dan sebagainya)Berada di tempat tertutup (comtoh: toko, bioskop, dan sebagainya)Mengantri atau berada di tengah keramaianBerada di luar rumah sendirian

Individu menghindari situasi-situasi tersebut karena berpikir bahwa sulit untuk melarikan diri atau bantuan tidak akan tersedia saat gejala-gejala panik atau yang membuat malu (contoh, takut jatuh di dekapan orang yang tua, atau takut mengompol di publik) berkembang.

Rasa cemas, takut, atau penghindaran terus-menerus ada selama enam bulan atau lebih.

Rasa takut, cemas, atau penghindaran menimbulkan gangguan pada aspek-aspek kehidupan individu (contoh: kehidupan sosial, pekerjaan, dan sebagainya).

Jika terdapat kondisi medis tertentu, rasa takut, cemas, dan penghindaran yang dilakukan tetap berlebihan.

Rasa takut, cemas, atau penghindaran tidak dapat dijelaskan dengan gejala-gejala dari gangguan mental lainnya, seperti fobiasecara spesifik atau yang tergantung situasi, gangguan kecemasan sosial, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic disorder), post-traumatic disorder, ataupun separation anxiety disorder

Situasi-situasi tersebut hampir selalu dapat memicu rasa takut atau cemas secara langsung.

Situasi-situasi tersebut secara aktif dihindari, membutuhkan keberadaan orang yang dikenal, atau ditahan dengan rasa takut atau cemas yang intens. 

Rasa cemas atau takut yang dirasakan tidak sesuai dengan ancaman yang sebenarnya terjadi pada situasi-situasi tersebut dan pada konteks sosial budaya.

Penyebab

Penyebab dari agorafobia belum dapat dipastikan. Namun, diperkirakan ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi, seperti:

Kondisi kesehatan dan genetikIndividu yang meresponi serangan panik dengan rasa takut dan penghindaran yang berlebihanStres pada lingkungan dan pengalaman traumatis yang terjadi sebelumnya, seperti pernah dilecehkan, kematian orangtua, ataupun pernah diserangMemiliki anggota keluarga yang memiliki agorafobia (kemungkinan diturunkan)Individu yang memiliki tempramen yang pencemasIndividu yang memiliki gangguan panik atau fobia lainnya

Diagnosis

Agorafobia didiagnosis berdasarkan kriteria khusus yang dideteksi melalui:

Gejala atau tanda-tanda yang dialamiPemeriksaan secara mendalam dengan dokter dan ahli kesehatan mental lainnyaPemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi-kondisi lain yang mungkin menimbulkan gejalaDiagnosis dari kriteria-kriteria di DSM-5

Perawatan

Agorafobia dapat ditangani dengan tindakan-tindakan berikut:

Medikasi, yang berupa obat-obatan antidepresan dan anticemas. 

Psikoterapi, salah satu jenis psikoterapi yang efektif dalam menangani agorafobia adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy). Terapi perilaku kognitif dapat membantu penderita untuk belajar mengidentifikasi hal-hal apa yang memicu gejala-gejala serangan panik dan apa yang memperparah gejala-gejala tersebut, bagaimana mengatasi dan mentoleransi gejala-gejala yang dialami, cara-cara untuk menghadapi pemikiran-pemikiran yang membuat cemas, serta bagaimana mengubah perilaku tidak sehat yang tidak inginkan dengan teknik desentisisasi atau terapi paparan (exposure therapy) yang menempatkan penderita pada situasi atau kondisi yang membuat takut dan cemas secara aman. 

Jika Anda mengalami agorafobia, beberapa hal yang dapat Anda lakukan, di antaranya:

Tetap mengikuti penanganan yang diberikan

Mempelajari teknik-teknik untuk menangasi stres dan relaksasi, seperti meditasi, yoga, dan sebagainya

Hindari rokok, alkohol, kafein, dan narkotika

Bercerita dengan orang-orang terdekat mengenai masalah yang dialami atau mengikuti komunitas-komunitas dengan orang-orang yang juga mengalami hal yang serupa agar dapat saling berdiskusi dan mendukung satu sama lainnya.

Menerapkan pola hidup yang sehat, seperti mengonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur.

Jangan menghindari situasi-situasi atau tempat-tempat yang membuat Anda cemas dan takut. Hadapilah situasi-situasi atau tempat-tempat tersebut secara bertahap, dan lama-kelamaan Anda akan menyadari bahwa rasa takut serta cemas Anda mungkin akan berkurang. 



Itulah agroafobia.
Lalu, apa sih bedanya sosial fobia dan agroafobia ?

Mari kita identifikasi. 🗣
Jika sosial fobia, dia lebih takut terhadap situasi sosial sedangkan agroafobia lebih takut pada tempat atau ruang terbuka.

Persamaannya apa ?
Sama-sama takut besosialisasi. Jadi jika ada teman atu keluarga anda yang mengidap fobia, maka berikan rasa empati kepada mereka. Jangan di biarkan. Berikan semangat dan motivasi.

oh iya, pesan penulis, untuk melawan fobia, salah satu kuncinya adalah berani. Jika berani sudah ditanamkan,maka kamu akan terbebas dari segala jenis fobia.

Itu lah sekilas tentang sosial fobia dan agroafobia.
Oh iya, ini postingan pertama lho.
Jangan lupa coment dan like, serta saran yang mendukung untuk kedepannya lagi.

Sampai jumpa..😊😊
0
750
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan