Sebuah kisah perjalanan waktu seorang pria bernama Lutfi yang kembali ke masa lalu untuk memperbaiki masa depan yang telah ia rusak.
Akankah waktu bisa berdamai dengannya?

-
-
-
-
-
-
-
-

Pt.1 Temui Kunci Pertama

Purworejo, 16 November 2022
Dari balik kaca kamarku terlihat mega yang menghitam ditemani petir saling bersahutan, pohon bambu yang menabrakkan diri dengan sesamanya, sementara rumah warga diujung sana luluh lantak akibat gempa dahsyat.

Inikah Kiamat? 

"Waktuku tidak banyak" gumamku dalam hati
Kuganti bajuku lalu kulangkahkan kaki kedalam sebuah portal berwarna hitam yang tersimpan didalam lemariku, portal tersebut bisa membawa ke dimensi waktu yang lain entah masa lalu atau masa depan. Aku ingin ke masa lalu untuk memperbaiki waktu yang telah kurusak di suatu masa.

Boom!!!....

###
Namaku Lutfi, usiaku saat ini 40 tahun. Sebelumnya aku tak punya hasrat untuk mengubah waktu, keseharianku hanya bermain game, makan, tidur karena tidak ada di rumahku ini selain diriku sendiri. Begitulah masa mudaku, sangat membosankan!. Aku hidup seorang diri Ayah dan Ibuku sudah meninggal sejak aku masi kecil.
Aku dibesarkan oleh pamanku, Heru namanya. Aku dibesarkan seperti anak sendiri olehnya, mendapatkan banyak hal darinya sebelum ia juga meninggalkanku saat aku berusia 17 tahun, kini ia hidup damai dengan keluarga kecilnya tanpa kehadiranku ia meninggalkanku dengan alasan aku sudah cukup besar dan agar aku bisa mandiri mengurus kehidupanku, dan aku? ya, aku mendapatkan kuasa penuh atas harta Ayahku.
Satu hal yang masih kumiliki ketika semua orang meninggalkanku, sahabat. Seorang sahabat yang sering duel PES(1) denganku, dan ia cukup bisa diandalkan.
(1) Pro Evolution Soccer yaitu game sepakbola

Jakarta, 3 Januari 2001
Aku berjalan disebuah gang sempit nan gelap dibelakang sebuah komplek perumahan berusaha agar langkah kaki tak menampakkan suaranya agar tidak dicurigai satpam apalagi pakaianku serba hitam, pasti sangat mencurigakan. "Ini dia rumahnya" Ucapku sambil mencari cara agar bisa memanjat pagar rumah tersebut. Sekuat tenaga kaki dan badanku memanjat pagar besi dengan tidak menimbulkan suara, perlahan kuturun dengan hati hati.

Kuketuk jendela kamarnya sambil memanggilnya "Jo... Jo..." panggilku dengan hati hati. Dia merespon, Jo datang kearahku dia membuka jendela sambil terdiam. Aku baru ingat Jo mana mungkin mengenaliku dengan rupaku yang sudah berusia kepala 4. Aku ingin bergegas melarikan diri sebelum Jo meneriakiku maling, namun suara pelannya mengagetkanku. "Lutfi?, kau Lutfi?" tanyanya dengan raut heran.

"Iyaa aku Lutfi, bisakah kau memperbolehkan aku masuk terlebih dahulu?" Tangan jo mempersilakan aku masuk ditemani wajah yang masih kebingungan.

###
Sekarang aku berada dikamar Jo yang cukup tertata rapi duduk di kasurnya dangan Jo yang masih meneruskan PES nya. "Serius banget Jo main PES nya" tanyaku memecah keheningan. 
"I i iyaa aku latihan lagi sudah kalah 5 kali dengan dirimu yang baru pulang 1 jam yang lalu" jawabnya yang sedang tegang dan pucat. Bagaimana tidak? Lutfi yang ia kenal baru berusia 19 tahun, dan sekarang yang muncul adalah Lutfi yang berusia 40 tahun dan 1 jam yang lalu diriku baru pulang dari rumahnya. Anda bingung? sama saya juga

Aku menahan tawa melihat raut mukanya sekarang. Ku jelaskan semuanya secara ringkas kepada Jo ia hanya mengangguk entah paham atau tidak hanya dirinya yang tau. Dan benar saja ia menatapku kosong sebelum ia pingsan tergeletak di lantai. "Sudah kuduga" kataku sambil menghela napas. Terpaksa aku menunggunya sadar sambil memainkan PES nya sambil terheran heran melihat sahabatku untuk pertama kali pingsan dalam hidupnya

-
-
-
-
-
-
-
-






S A R A N D A N K R I T I K D I P E R S I L A K A N