- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Social Climber, What's Wrong With Them?


TS
sekar2ahayu
Social Climber, What's Wrong With Them?
pansos


Assalamualaikum, Agan dan Sista. Salam sejahtera. Beberapa hari terakhir ini, nama Azura Luna Mangunhardjono kerap menghiasi Discover Sekar. Awalnya Sekar enggak tertarik ama apa yang udah doi bikin, tetapi ketika nama Kota Kediri disebut, tiba-tiba aja hati Sekar cenat-cenut. Demi apa nama kota kelahiran Sekar ternoda. 
Jadi, nih, GanSis, buat yang belum tahu, Azura Luna Mangundihardjo ini diduga sebagai penipu asal Kediri yang paling dicari seantero Hong Kong. Perempuan ini disebut-sebut telah menipu secara materi dari beberapa kalangan elit baik dari Hong Kong, Paris, London, maupun Jakarta. We-ow-we, ya, GanSis.
Diketahui nama aslinya adalah Enjang Widhi Palupi dan sampai saat ini masih buron. Salah seorang kawan yang menjadi korban mengaku jika Azura melakukan itu agar dikenal sebagai seorang sosialita. Duh, semoga kasusnya lekas selesai, ya.
Menyambung peristiwa di atas, sebenarnya udah banyak kasus seperti itu. Kejadian yang dialami Mbak Azura atau Mbak Enjang ini ditengarai sebagai akibat dari pengaruh lingkungan dan media sosial. Netijen pun sepakat menyebutnya panjat sosial a.k.a pansos atau istilah internasionalnya adalah social climber.
Apa, sih, sebenarnya social climber itu?
Menurut sebuah channel YouTube yang Sekar jadikan rujukan, pansos adalah suatu penyakit kejiwaan yang selalu ingin terlihat punya status sosial lebih tinggi dari yang sebenarnya. Sedangkan social climber adalah istilah yang merujuk pada kebiasaan memamerkan barang, kondisi, atau hal-hal yang dapat meningkatkan status sosialnya.
Hal itu senada dengan pendapat Enda Nasution, seorang pengamat medsos, yang menyebut bahwa pansos sering dialami oleh mereka yang 'merasa' statusnya berada di bawah dan melakukan itu agar bisa berbaur dan diakui oleh mereka yang berada di kalangan elit.
Lalu, ada apa dengan social climber ini?
Menilik pernyataan dari Pak Enda di atas, social climber memang punya ambisi untuk dikenal khalayak. Menurut Sekar, sih, itu enggak salah. Apalagi jika yang bersangkutan emang punya budget buat melakukan itu. Toh, siapa juga yang enggak mau terkenal? Tetapi, yang harus diwaspadai adalah orang-orang dengan budget pas-pasan atau cenderung minim. Cara yang mereka pilih itulah yang acapkali bikin Sekar geleng-geleng kepala. Mereka akan melakukan segala cara agar diakui bahwa mereka berada di kalangan yang elit dan patut dihormati. Misalnya saja, mereka dengan nekat meminjam uang dalam jumlah besar untuk berfoya-foya guna dipamerkan nanti di media sosial. Lalu pas enggak bisa bayar, ujung-ujungnya dikejar you know who
Atau, yang benar-benar terjadi adalah dengan menipu orang lain. Amit-amit, ya, GanSis.
Apa penyebab munculnya keinginan untuk pansos?
Gengsi. Ini adalah alasan yang paling banyak ditemukan dari para pelaku pansos. Mereka yang berkutat di antara para milyuner pastinya merasa minder jika tidak mampu menyaingi jutawan, bangsawan, dan wan-wan lainnya tadi. Mereka takut dicibir, dinyanyiin--eh, dinyinyirin, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, mereka berupaya untuk tetap dipandang secara terhormat.
Iri hati mungkin menjadi penyebab lain atas timbulnya para social climber. Mereka tidak puas atas apa yang telah dimiliki dan hanya bisa memandang enaknya jadi orang sukses tanpa mengetahui perjuangan orang-orang dalam meraih hal tersebut. Bisa juga karena mereka tidak suka jika orang-orang dekat mereka dikenal memiliki status lebih tinggi darinya.
Wah, kalau bener demikian, berarti para social climber itu kurang bersyukur, dong?
Hal lain yang bisa bikin Sekar dan GanSis sekalian jadi salah satu dari social climber adalah lingkungan dan pergaulan.
Yep, kalau kita bersahabat dengan orang-orang berada, lalu melihat berbagai postingan mereka tentang liburan, makanan mahal, pesta mewah, dll, secara otomatis, kita akan merasa kagum. Itu awalnya. Tetapi, semakin sering kita melihat postingan itu, semakin besar kesadaran kita tentang kondisi ekonomi. Dan, ketika kita sudah sadar hal itu bagai pungguk merindukan bulan, sebagian dari kita akan mundur alon-alon. Sebagian lagi, ya, nekat kek di atas tadi.
Lalu, apakah kita bisa menjadi seperti mereka?
Jawabannya so pasti, GanSis. Karena enggak bisa dipungkiri bahwa hidup kita tentulah bersinggungan dengan berbagai macam orang dari kalangan berbeda. Pastilah ada satu-dua orang yang bikin kita pengin kek dia. Tetapi, itu semua balik ke kitanya, GanSis.
Kalau Sekar, sih, pinter-pinter bersyukur aja. Gratis itu mah.
Soalnya Sekar sadar diri atas keadaan Sekar yang pas-pasan gini. Nyali buat nipu juga enggak ada. Sekar takut dijewer emak. 😭 Dan, Agan dan Sista juga mesti tahu bahwa masih banyak orang-orang di luar sana yang punya kehidupan di bawah kita. So, take it easy ajah.
Jadi, Agan dan Sista, kira-kira punya solusi lain agar kita tidak ikut terseret sepak terjang para pansos?
Ilustrasi dari Canva

Jadi, nih, GanSis, buat yang belum tahu, Azura Luna Mangundihardjo ini diduga sebagai penipu asal Kediri yang paling dicari seantero Hong Kong. Perempuan ini disebut-sebut telah menipu secara materi dari beberapa kalangan elit baik dari Hong Kong, Paris, London, maupun Jakarta. We-ow-we, ya, GanSis.

Diketahui nama aslinya adalah Enjang Widhi Palupi dan sampai saat ini masih buron. Salah seorang kawan yang menjadi korban mengaku jika Azura melakukan itu agar dikenal sebagai seorang sosialita. Duh, semoga kasusnya lekas selesai, ya.

Menyambung peristiwa di atas, sebenarnya udah banyak kasus seperti itu. Kejadian yang dialami Mbak Azura atau Mbak Enjang ini ditengarai sebagai akibat dari pengaruh lingkungan dan media sosial. Netijen pun sepakat menyebutnya panjat sosial a.k.a pansos atau istilah internasionalnya adalah social climber.
Apa, sih, sebenarnya social climber itu?
Menurut sebuah channel YouTube yang Sekar jadikan rujukan, pansos adalah suatu penyakit kejiwaan yang selalu ingin terlihat punya status sosial lebih tinggi dari yang sebenarnya. Sedangkan social climber adalah istilah yang merujuk pada kebiasaan memamerkan barang, kondisi, atau hal-hal yang dapat meningkatkan status sosialnya.
Hal itu senada dengan pendapat Enda Nasution, seorang pengamat medsos, yang menyebut bahwa pansos sering dialami oleh mereka yang 'merasa' statusnya berada di bawah dan melakukan itu agar bisa berbaur dan diakui oleh mereka yang berada di kalangan elit.
Lalu, ada apa dengan social climber ini?
Menilik pernyataan dari Pak Enda di atas, social climber memang punya ambisi untuk dikenal khalayak. Menurut Sekar, sih, itu enggak salah. Apalagi jika yang bersangkutan emang punya budget buat melakukan itu. Toh, siapa juga yang enggak mau terkenal? Tetapi, yang harus diwaspadai adalah orang-orang dengan budget pas-pasan atau cenderung minim. Cara yang mereka pilih itulah yang acapkali bikin Sekar geleng-geleng kepala. Mereka akan melakukan segala cara agar diakui bahwa mereka berada di kalangan yang elit dan patut dihormati. Misalnya saja, mereka dengan nekat meminjam uang dalam jumlah besar untuk berfoya-foya guna dipamerkan nanti di media sosial. Lalu pas enggak bisa bayar, ujung-ujungnya dikejar you know who

Atau, yang benar-benar terjadi adalah dengan menipu orang lain. Amit-amit, ya, GanSis.
Apa penyebab munculnya keinginan untuk pansos?
Gengsi. Ini adalah alasan yang paling banyak ditemukan dari para pelaku pansos. Mereka yang berkutat di antara para milyuner pastinya merasa minder jika tidak mampu menyaingi jutawan, bangsawan, dan wan-wan lainnya tadi. Mereka takut dicibir, dinyanyiin--eh, dinyinyirin, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, mereka berupaya untuk tetap dipandang secara terhormat.

Iri hati mungkin menjadi penyebab lain atas timbulnya para social climber. Mereka tidak puas atas apa yang telah dimiliki dan hanya bisa memandang enaknya jadi orang sukses tanpa mengetahui perjuangan orang-orang dalam meraih hal tersebut. Bisa juga karena mereka tidak suka jika orang-orang dekat mereka dikenal memiliki status lebih tinggi darinya.
Wah, kalau bener demikian, berarti para social climber itu kurang bersyukur, dong?

Hal lain yang bisa bikin Sekar dan GanSis sekalian jadi salah satu dari social climber adalah lingkungan dan pergaulan.
Yep, kalau kita bersahabat dengan orang-orang berada, lalu melihat berbagai postingan mereka tentang liburan, makanan mahal, pesta mewah, dll, secara otomatis, kita akan merasa kagum. Itu awalnya. Tetapi, semakin sering kita melihat postingan itu, semakin besar kesadaran kita tentang kondisi ekonomi. Dan, ketika kita sudah sadar hal itu bagai pungguk merindukan bulan, sebagian dari kita akan mundur alon-alon. Sebagian lagi, ya, nekat kek di atas tadi.

Lalu, apakah kita bisa menjadi seperti mereka?
Jawabannya so pasti, GanSis. Karena enggak bisa dipungkiri bahwa hidup kita tentulah bersinggungan dengan berbagai macam orang dari kalangan berbeda. Pastilah ada satu-dua orang yang bikin kita pengin kek dia. Tetapi, itu semua balik ke kitanya, GanSis.
Kalau Sekar, sih, pinter-pinter bersyukur aja. Gratis itu mah.

Soalnya Sekar sadar diri atas keadaan Sekar yang pas-pasan gini. Nyali buat nipu juga enggak ada. Sekar takut dijewer emak. 😭 Dan, Agan dan Sista juga mesti tahu bahwa masih banyak orang-orang di luar sana yang punya kehidupan di bawah kita. So, take it easy ajah.

Jadi, Agan dan Sista, kira-kira punya solusi lain agar kita tidak ikut terseret sepak terjang para pansos?
Ilustrasi dari Canva
Diubah oleh sekar2ahayu 23-01-2020 19:46






4iinch dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.5K
42


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan