Baru-baru ini terjadi kabar duka, dua TNI yang sedang membantu warga di Papua ketika ingin merayakan natal di tembak mati oleh KKB yang mengakibatkan 2 orang dari TNI harus menghembuskan nafas terakhirnya. Nampaknya KKB tidak suka dengan perayaan natal di papua, apa mereka sudah menjadi bagian dari kadrun entahlah namanya Radikalisme ya tetap radikal.

Cara efektif untuk membuat mereka yang radikalisme ini kembali ke pangkuan ibu pertiwi adalah memaksakan mereka untuk mendalami kembali idiologi pancasila, memaksa mereka agar paham bahwa tindakan mereka itu tidak menguntungkan, mengajarkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mengajarkan keterampilan agar mereka bisa dapat menjadi pekerja yang handal di bidangnya.



Loh kok mirip dengan kamp yang di buat oleh Cina di Uighur, tepat sekali bangsa Cina memberikan banyak contoh yang bisa di tiru, jadi kamp deradikalisasi ini dibuat untuk semua yang ingin memberontak pada pemerintahan Indonesia termasuk mereka yang melakukan teror atas nama Islam atau Agama dan keyakinan apapun dengan cara radikal wajib di godok ke kamp pendidikan yang dibuat pemerintah.

Secara tak langsung penjara untuk mereka yang jiwanya ingin memberontak dong? Ini menyalahi HAM dan melanggar banyak hukum Internasional.





Hmmm lalu kalau mereka membuat orang lain kehilangan nyawa bukan kah mereka juga melanggar HAM? Kalau mereka membuat teror dimana-mana bukankah mereka juga melanggar HAM? Penjara bukan tempat yang tepat bagi mereka, tapi diberikan pendidikan bahwa menjadi pemberontak adalah hal yang sia-sia. Berikan pemahaman Pancasila yang menganut azas persatuan dan juga keadilan sosial bagi rakyatnya.

Di dalam kamp juga dilatih agar siap menjadi sdm terampil untuk bekerja di Industri-Industri yang di persiapkan pemerintah, maka perut yang kenyang dan kehidupan yang nyaman akan membuat mereka yang beridiologi radikal akan hilang secara natural.



Pendidikan moral juga diberikan, mereka ini adalah wrong time dan wrong place karena pemberontakan ada yang menggerakkan lalu dimana motor penggeraknya biasanya berlindung di negara-negara barat, atau berlindung di timur tengah. Kenapa penggeraknya tidak di tangkap? Tak semudah itu untuk menangkap seseorang yang berada di wilayah lain, terlebih penggeraknya bermain bersih tak pernah terlibat langsung dalam kasus teror dan kekerasan yang terjadi di Indonesia.



Jadi alih-alih miris dengan saudara di Uighur sana, lebih baik mikirin negara sendiri yang kenyataannya mirip dengan negara Cina banyak terjadi radikalisme disana sini. Dan kamp pendidikan meniru Cina bisa jadi langkah yang tepat untuk menanggulangi masalah radikal, hmm gimana pendapatmu?

Salam lur, saya c4punk see u next thread