numpang berbagi rasa, karena rasanya dadaku sesak harus menanggung semua ini sendiri tanpa ada yang bisa aku ajak berbagi
Hari ini, tanggal 16 Desember aku ulang tahun. Umurku sudah 28 tahun dan aku sudah 7 tahun menikah. Selama menikah, aku tidak pernah mendapatkan kado ulang tahun dari suamiku. Aku tidak pernah protes untuk itu. Bagiku, dia selalu berada disampingku aja sudah lebih dari cukup. Aku bahagia dengan pernikahanku. Namun di ulang tahunku kali ini, suamiku membuat kejutan untukku. Kejutan yang aku tau tak akan pernah bisa aku lupakan sepanjang hidupku
Jangan dikira pernikahanku baik baik saja karena aku bilang aku bahagia dengan pernikahanku. Tidak. Hampir setiap saat selalu saja ada masalah dalam pernikahan kami. Bahkan beberapa kali kami hampir menyudahi rumah tangga ini.
Entah…tapi aku selalu merasa ada gelagat kurang baik dari suamiku. Aku merasa ada kebohongan yang ia tutupi. Tapi aku tidak bisa membuktikan semua itu. Semua keraguanku ia tepis dengan kata kata yang tidak bisa aku bantah lagi. Dan saat itu juga aku luluh dan kembali padanya. Dia selalu sukses membuat aku percaya padanya.
Tapi naluriku sebagai istri selalu saja menemukan kejanggalan itu. Puncaknya, ketika ada seorang teman bisnisnya yang datang ke rumah. Dia datang menagih uang pada suamiku. tidak main main. 100juta. Gimana rasanya mendengar semua itu? Jangan ditanya…rasanya seluruh tubuhku ini tidak bertulang. Lemas. Bahakan kepalaku serasa dihantam benda yang sangat keras hingga seperti ada lengkingan di telinga.
Dengan menyebut nama Allah, aku coba untuk tetap bersabar menunggu penjelasan suamiku meski rasanya aku sudah tidak mau mendengar penjelasannya
“ Iya sayang…aku minta maaf. Aku salah dalam berbisnis. Hitunganklu salah dan membuat aku harus menanggung kerugian itu. Aku minta waktu sama kamu 3 bulan untuk menyelesaikannya. Tolong percaya sama aku. Aku akan melunasi semua itu dan aku akan membahagiakan kalian seperti janjiku dulu .” katanya kala itu.
Iya, alasan yang bisa diterima bukan? Namanya juga usaha ada saja kerugian. Itu biasa. Dia juga berjanji akan melunasinya. Nampak pula wajahnya yang menandakan penyesalan nya.
Lagi lagi aku luluh. Aku percaya dan sangat yakin dia akan menyelesaikan semua urusan itu.
Hingga, saat teman nya datang kembali ke rumah, dan suamiku bilang pada temannya itu kalau dia akan mengembalikan uangnya dalam waktu 3 bulan karena akhir bulan desember aku, istrinya dapat jatah warisan dari orang tuaku.
Aku ingin menyenggah alasan itu. Kenapa ia harus bilang kalau akan melunasi hutangnya dengan uang hasil warisanku? Padahal jelas jelas aku tidak ada pembagian warisan. Tapi karena aku lihat dia terdesak oleh temannya, maka ketika temannya bertanya padaku apa benar aku akan dapat warisan dan akan menutup semua hutangnya aku hanya bisa meng iyakan. Dan akhirnya aku harus tanda tangan diatas materai kalau aku akan melunasi hutang suamiku tanggal 31 desember!
“ Aku kan gak dapat warisan mas. Kamu mau bayar temanmu pakai uang apa?” Tanya ku saat teman nya sudah pulang. Jujur aku masih gemetaran dan takut kalau membayangkan semua itu.
“ aku besok dapat pinjaman dari bos ku sayang. Aku sudah bilang kok dan bos ku meng iyakan. Kamu tenang aja ya. Kalau aku bilang dapat pinjaman dari bosku nanti dia datang ke kantorku aku bingung kalau sampai bos ku tau aku ada masalah. Seenggaknya dia percaya sama kamu. Gapapa kan aku jadikan kamu alasan ?”
Sekali lagi aku luluh padanya.
Hingga….
Sekitar seminggu yang lalu aku membaca chatt WA seorang wanita di hp suamiku.

Sayang…..jangan lupa minum banyak air putih yaa :* :*

Aku shock melihat chatt itu. Tapi aku coba tetap tenang dan menanyakan hal itu pada suamiku. Dia bilang dia teman kantornya, memang ganjen di kantor. Dan dia akan blokir nomornya. Ya, dan aku melihat dia memblokir nomor WA wanita itu.  Tapi hatiku gak cukup tenang disitu. Hampir setiap malam, ketika suamiku tidur aku selalu mengecek wa nya. Dan benar, nomor wanita itu masih di blokir.
Sampai malam tadi, aku kembali mengecek WA nya. Gak ada yang aneh di chatt itu. Sampai gak tau kenapa aku membuka status WA nya. Dia membuat status perjalanan. Dan kulihat ada 16 orang yang sudah melihat story nya. Aku melihat siapa saja yang melihat statusnya. Diantara yang melihat statusnya, ada nomor wanita yang tempo hari mengiriminya chatt WA. Logika ku berjalan, kalau nomor WA nya diblokir tentu dia gak bisa melihat storynya. Atau jangan jangan dia hanya memblokir di malam hari aja karena tau setiap malam aku pasti mengecek wa nya. Aku lihat kapan wanita itu melihat story nya. Ya, pukul 11.45 wib. Artinya ketika suamiku di kerjaan dia membuka blokiran itu.
Akhirnya aku iseng membuka blokiran wanita itu. Sedetik kemudia ada chatt masuk

Aku minta jangan diilangin akhir bulan ini karena pasti sudah gede banget.Kalau bisa rabu besok

( Aku coba menahan nafasku ketika melihat chatt itu. Hancur sudah hatiku pagi ini )
Aku coba korek korek, aku berterus terang siapa aku dan aku tidak akan marah dengan nya. Aku bahkan bilang padanya untuk tidak menggugurkan kandungan itu.  Dan sore ini aku janjian untuk bertemu dengan wanita itu. Tanpa sepengetahuan suamiku tentunya, dan dia bersedia. Aku gugup hari ini. Ada gemuruh rasa dalam hatiku. Melihat suamiku yang seolah manis pagi ini, ingin rasanya aku menamparnya sekeras mungkin. Tapi aku harus menahan semua itu sampai aku bertemu dengan wanita itu. Bahkan chatt nya pun aku SS dan ku simpan.
Hatiku yang hancur ini gak seberapa rasanya. Ada luka yang lebih menganga di dalamnya. Bagaimana aku akan melunasi hutang suamiku yang sudah dipindahkan namanya denganku. Waktuku hanya tinggal 15 hari untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Bagaimana kalau sampai ibuku yang sudah berumur 77 tahun tau? Bagaimana juga dengan perasan anakku. Membayangkan semua itu rasanya hidupku sudah berakhir. Aku tidak masalah kalau harus terluka, tapi aku tidak akan bisa melihat ibu satu satunya orang tuaku dan anakku juga terluka karenanya.
Ya Allah yang maha kaya.