Hallo, AganSis tercinta semuanya. Ketemu lagi kita di my trhead receh ini, semoga terhibur.

Di dunia ini begitu banyak penjahat bertebaran. Dari berbagai pelosok bumi tentu ada ribuan versi kejahatan yang tentu telah dilakukan oleh ribuan orang.



Kompasiana


Para pelaku kejahatan saat sedang beraksi tidak akan segan-segan untuk melakukan sesuatu yang brutal. Tanpa berfikir apa dampaknya pada korban, yang mereka inginkan hanyalah menuntaskan target yang telah tersusun rapi di otak.

Beruntung kalau para penjahat hanya sekedar mencuri, atau berbuat onar. Lha ini, mereka merudapaksa serta membunuh, seakan nyawa orang lain hanyalah onggokan sampah tak berguna.

Sepandai-pandainya berbuat kejahatan pasti akan kena batunya. Cepat atau lambat akan tertangkap juga, dan mau tak mau mereka harus menerima ganjaran atas perbuatan yang telah mereka lakukan. Hukuman siap menanti, tergantung seperti apa kejahatan yang di perbuat.

Hukuman mati, bukankah itu sangat pantas dihadiahkan kepada pelaku kejahatan kelas kakap yang selama ini telah banyak menindas para korbannya dengan semena-mena.

Yang dikatakan penjahat kelas kakap ini adalah seperti, pengedar narkoba, pemerkosa dan para pembunuh brutal.

Membicarakan tentang eksekusi mati seorang terpidana kejahatan, mau tidak mau tentu membuat bulu kuduk meremang. Bayangkan, apa yang nmereka rasakan di detik-detik akhir kehidupan mereka itu.

Apa di malam-malam terakhir pelaksanaan eksekusi itu semakin dekat mereka masih akan terlelap tidur?
Apakah ada rasa takut menyelinap di hati mereka atau malah tidak sama sekali. Yang pasti mungkin mereka sudah sangat pasrah. Toh, mau kabur juga tidak akan bisa.

Apakah mungkin mereka hanya menganggap itu biasa saja, seperti saat mereka melakukan kejahatan keji selama ini yang walau dampaknya sangat sangat mengerikan bagi sang korban tapi mereka anggap itu hanya sebuah keberhasilan dalam usahanya.

Atau malah mungkin mereka punya ketakutan yang luar biasa, mengingat sebentar lagi akan mati di tangan seorang Algojo. Ketakutan bahwa sebentar lagi beberapa timah panas akan menembus tepat di jantung serta otak mereka. Mengerikan sekali ....

Yang paling menegangkan adalah, saat seorang terpidana mati itu digelandang ke arena eksekusi. Dengan mata yang di tutup, kemudian seluruh tubuh di ikat pada sebuah batang besi. Hanya telinga saja yang mendengar suara-suara para Algojo yang mungkin sedang mempersiapkan penghantarannya pada yang Maha Kuasa. Dan door..! Maka usai sudahlah perjalanan sipenjahat.


sindo.news


Adapun sebelum pelaksanaan eksekusi mati itu, sang terpidana biasanya di perbolehkan meminta sesuatu sebagai keinginan terakhir. Ditemani oleh seorang pembimbing rohani, mungkin juga dipertemukan dengan keluarga. Semoga saja itu tidak membuat mental pidana mati semakin droup.

Tentu saja, hukuman mati itu belum sebanding dengan kejahatan yang dilakukan selama ini. Para pidana mati itu pasti telah menghilangkan banyak nyawa atau malah merugikan negara selama ini, misalnya saja para pengedar narkoba.

Beruntung hukum terpidana mati di Indonesia hanya menerapkan penembakan sebagai eksekusi. Dan pelaksanaannya pun sangat cepat dan teliti, sehingga sang pidana mati itu hanya akan merasakan sakit yang sebentar.
Tidak suntik mati, hukum pancung atau hukum gantung seperti yang diberlakukan di Negara lain, yang kadang pernah melakukan kegagalan saat pelaksanaannya.


bombastis


Tidak bisa dibayangkan saat dalam proses eksekusi mati itu mengalami kegagalan, misalnya saat hukum pancung dilaksanakan, leher sang terpidana tidak putus dalam sekali tebas, juga saat dalam proses suntik mati yang kadang sang eksekutor teledor, dan menyebabkan sang pidana meregang nyawa selama satu jam, padahal normalnya hanya beberapa menit saja. Akan tetapi itu mungkin juga setimpal dengan kejahatan yang mereka lakukan.

Nah, AganSis itulah sedikit ulasan receh ane tentang eksekusi terpidana mati.

Narasi: opini pribadi
Foto: sindo news.boombastis.kompasiana