Selamat membaca saja pokoknya.
“Mas?”
“Yes?”
“Bisa bantu saya?”
“Untuk Mbak yang cantik, apa sih yang tidak?”
“Mas, tolong jelaskan kepada saya kenapa muka Mas mirip Monyet?”
“Hah? Boleh saya tanya balik, Mbak?”
“Boleh, Mas.”
“Kelentit itu apa sih?”
“Tanya Monyet sana, Mas.”
“Lha kok malah tanya Monyet. Saya mau tanya Mbak kok.”
“Mau saya jawab jujur, Mas?”
“Lha wong saya maunya Mbak selalu mujur kok.”
“Begini, Mas. Jika kita ini suami-istri, maka kelentit itu adalah kartu sakti.”
“Kok bisa?”
“Iya, Mas. Sekarang coba kalau ada monyet datang mendekat lalu Mas teriaki monyet itu dengan teriyaki, saya yakin monyet itu akan mengatai Mas kelentit. Saya yakin itu, Mas.”
“Kok monyetnya pintar ya? Kalau saya beri fuyunghai, monyetnya kira-kira akan bilang apa?”
“Masnya mau bilang apa? Kan Mas monyet?”
“Aku ereksi weruh kowe, Mbak.”