i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Kritik Formula E, PSI Sindir Anies Soal Balapan ke Jamban


Kritik Formula E, PSI Sindir Anies Soal Balapan ke Jamban

Jakarta, CNN Indonesia -- Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DPRD DKI Jakarta menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal program balap mobil Formula E 2020 sambil membandingkannya dengan penyediaan jamban di rumah warga.

"Apakah Pak Gubernur tahu bahwa ada warga Jakarta yang boro-boro berharap bisa menonton festival balapan mobil, untuk buang air besar saja mereka harus balapan karena jamban masih jadi rebutan?" kata Sekretaris Fraksi PSI Anthony Winza Probowo saat membacakan pandangan umum fraksi di Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta, di Jakarta, Rabu (4/12)



Dia beranggapan kegiatan ini hanya bisa dinikmati oleh kaum menegah ke atas. Sementara, warga kecil di Jakarta masih berkutat dengan pelayanan air bersih yang begitu mahal.


"Bisa mandi dengan air bersih saja sudah sangat bersyukur. Namun pajak yang mereka bayarkan dengan keringat dan air mata justru dinikmati oleh masyarakat kalangan menengah ke atas, sekadar untuk memuaskan keinginan menonton balapan mobil listrik," ujar dia.

Anthony juga mengkritik anggaran Formula E yang tidak tercantum dalam Kegiatan Strategis Daerah (KSD) hingga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Malah, kata Anthony, biaya Formula E jauh lebih besar dari anggaran Penyertaan Modal Daerah LRT yang merupakan Program Startegis Nasional.



Terakhir, PSI mengkritik Formula E yang akan mengalami kerugian finansial sebesar Rp296 miliar pada tahun pertama berdasarkan perhitungan PT Jakpro. Kemudian, total kerugian finansial selama 5 tahun diperkirakan Rp696 miliar.

"Tidak ada juga riset dan bukti empiris yang bisa dipertanggungjawabkan yang membuktikan korelasi even Formula E dengan meningkatnya penggunaan mobil listrik," tutup dia.

Diketahui, Anggaran Formula E diperkirakan tembus hingga Rp1,2 triliun. Anggaran ini berisikan pembayaran commitment fee, pembangunan infrastruktur hingga pembuatan pra event internasional.

Sejumlah rumah di Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat, diberitakan tak memiliki septic tank. Warga pun membuang limbah rumah tangganya ke kali dekat pemukiman.
(CTR/arh)
sumber

*******

Entah apa yang ada dibenak Anies. Tampaknya semua kritikan dan keberatan yang dialamatkan kepadanya selalu dianggap angin lalu. Sepertinya kebenaran itu hanya milik dia. Jika dia menjawab kritikan itu, maka yang keluar dari bibirnya adalah kata-kata rumit yang sulit dipahami.

Event balap mobil formula e jelas-jelas ajang buang-buang anggaran, buang-buang uang masyarakat Jakarta, tapi tetap saja Anies keukeuh akan rencananya.

Mungkin sebenarnya didalam hatinya juga dia telah ragu, tapi karena ego dan gengsinya kelewat tinggi, maka dia enggan untuk membatalkan, meskipun anggaran yang harus dikeluarkan untuk mengadakan event abal-abal ini terbilang fantastis. Bahkan Anies lebih memilih untuk membatalkan renovasi gedung sekolah, membatalkan pembebasan lahan untuk normalisasi sungai, serta pos-pos anggaran yang lain. Aneh bukan?

Tapi jelas bukan Anies kalau tidak aneh. Logika saja bisa kalah dengan perasaan. Membangun trotoar yang lebar dengan merasa akan bermanfaat bagi pejalan kaki, mengalahkan logika pertanyaan mengapa harus memenggal jalan raya. Membatalkan renovasi gedung sekolah dengan alasan bahwa pendidikan tak melulu masalah infrastruktur bisa memgalahkan logika pertanyaan bagaimana mungkin seorang mantan menteri pendidikan bisa lebih mengutamakan balap mobil tamiya. Membatalkan pembebasan lahan untuk normalisasi sungai dengan alasan bahwa lebar sungai bukan hal utama yang menyebabkan banjir bisa mengalahkan logika pertanyaan soal sunatullah air masuk kedalam tanah.

Tapi jelas bukan Anies kalau tak ada pembenaran yang disertai kata-kata 'sok bijak' dan 'sok berkelas'.

Pihak yang jelas benar, dianggapnya salah. Program bagus yang digagas orang lain dipandang buruk. Sampai nama pun harus diubah karena mungkin teringat sang mantan. Entah punya dendam kesumat apa dengan sang mantan.

Berkali-kali narasinya disetiap kesempatan bila diberi panggung, maka urusan nasional yang dibahas, padahal dia masih pejabat lokal.

Malas sebenarnya membicarakan terus tentang dia. Tapi ketika TS mengingat sebuah berita tentang dia, ada hal yang menggelitik disana. Bahwa ada ego chauvinistis Arab yang membuat dia seperti itu. Merasa bahwa keturunan Arab adalah superior.

Entah bagaimana cara untuk menghentikan dirinya. Disumbangkan ke propinsi lain, semua menolak. Padahal dia jelas punya gelar gubernur Indonesia.

Turun aja ya Nies....
Udah turun....
Jangan memaksakan diri kalau tak mampu mengurus Jakarta.
Diubah oleh i.am.legend. 05-12-2019 10:50
Jazed
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 17 lainnya memberi reputasi
18
3.5K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan