Assalamu’alaikum wr. wb.

Suka mendaki? Bagus, saya juga suka.
Kebetulan masih ada waktu buat nulis di kompetisi KASKUSXMDLSPOTyang diadakan oleh MDLSPOTKONTENHUNT. Semoga masih ada slot buat posting dan dapet koin. Mayan, kan. Kalau lolos bisa buat kebutuhan skincare. Bini lagi ngomel kalo enggak di beliin. Ah elah 
Oke  …, tanpa abece, langsung kita bahas di tekape.

Pendakian itu tidak melulu soal menggapai puncak, tidak melulu soal ketinggian dan jarak, tidak melulu soal berapa banyak gunung yang sudah diinjak. Tapi pendakian itu seringnya adalah soal mencari makna. Memahami bahwa alam dan kita itu hidup berdampingan bersama. Bahkan terkadang bisa menjadi ekspedisi arkeologi sejarah.

Salah satu gunung yang sering saya kunjungi sebagai TASTETHELOCAL adalah Gunung Penanggungan. Terdengar dari namanya memang tidak terlalu familiar dan jarang orang tahu. Gunung ini terletak di antara 2 daerah, yaitu Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Jarak dari Kota Surabaya juga sekitar 55 km untuk menuju ke tempat ini.



Gunung Penanggungan memiliki ketinggian 1.653 mdpl (meter di atas permukaan laut). Tidak terlalu tinggi bukan? Tapi, yang membuat saya tertarik dengan tempat ini adalah; murah dan dekat dengan rumah. (oke, itu yang pertama)

Tapi tidak juga sih. Masih banyak kok, gunung yang lebih murah dari Penanggungan. Namun, yang membuat gunung ini tidak terlihat membosankan adalah jalurnya. Salah satunya jalur Jolotundo. Karena di jalur itu banyak INSPIRING PLACE. Meski banyak yang bilang bahwa jalurnya angker. Tapi menurut saya semua tempat ya, angker. Tergantung niat kita saja. Di tempat itu kita bisa menjaga tata krama atau tidak.

Jika kalian ada agenda dan mau ke Gunung Penanggungan, coba deh sekali-kali melalui jalur Jolotundo ini. Sayang banget kalau enggak lewat sini. Banyak petilasan-petilasan, bangunan dan candi yang konon peninggalan kerajaan Majapahit. Rasanya sangat kurang jika kita mengunjungi suatu tempat, pulang hanya dapat kesenangan saja. Kalau bisa sekalian cari tahu dan gali lebih dalam tempat yang sedang kita kunjungi saat itu.



Ada pun beberapa candi yang akan kalian dapat jika melalui jalur Jolotundo. Seperti, Candi Bayi, Candi Putri, Candi Pura, Candi Gentong, Candi Shinta, Candi Lurah, Candu Shiwa, Candi Guru, Candi Wisnu. Dan ada candi-candi lainnya.

Sementara untuk tempat favorit yang biasanya dibuat istirahat oleh para pendaki jalur ini adalah Candi Putri dan Candi Guru. Pasalnya, tempat itu memilki suasana yang teduh dengan banyaknya pepohonan yang menjulang tinggi. Pemandangannya juga bagus.

Menariknya, dalam perjalanan ini kalian akan menemui kontur jalan yang terbilang susah. Kalian akan menemui jalur bebatuan dan tanah gembur, yang diharuskan berhati-hati ketika berjalan agar tidak terpeleset atau terjatuh.



Selain jalur Jolotundo, pendaki juga bisa melalui 2 jalur lainnya. Jalur yang sudah umum dan sering para pendaki ambil adalah jalur Tamiajeng, Trawas. Satunya lagi adalah jalur Wonosuryo jika dari arah Gempol, Pasuruan.

Terlepas dari itu semua, bagi saya gunung adalah tempat yang paling tepat untuk melepaskan segala urusan dunia. Tempat mengingatkan diri, bahwa manusia itu tidak ada apa-apanya dengan alam ini. Lucu rasanya jika melihat banyaknya manusia yang berambisi untuk mendapatkan segala sesuatu di dunia ini. Menyombongkan diri seolah manusia adalah makhluk yang  terbaik di muka bumi. Padahal jika dilihat dari puncak gunung, manusia tidak ada apa-apanya. Sangat kecil dan lemah. Secara tidak langsung, gunung mengingatkan bahwa alam yang Tuhan beri ini adalah untuk kita jaga, bukan malah merusaknya.

Demikian thread receh saya kali ini. Semoga banyak menginspirasi oleh pembaca yang mengagumkan di luar sana. Akhir kata ....


Wassalamu’alaikum wr. wb.



Referensi : Wikipedia.orgdan ide pribadi