Apa kabar Agan Sista di seluruh Nusantara, semoga hari ini senantiasa sehat dan bahagia

Jumpa kembali dengan saya, penulis yang ingin tetap Istiqamah menulis.

Kali ini saya ingin membagikan pengalaman saya bersama dengan pengurus Masjid Jenderal Sudirman Doro, PRM Doro dan PCA Doro Pekalongan Jawa Tengah.
Dua tahun Yang lalu tepatnya bulan Desember tahun 2017, kami mengunjungi Masjid Jogokariyanyang berada di Yogyakarta. Tepatnya melakukan Study Banding dan jadi ga Wisata ReligiDari Pekalongan kami berangkat pada pukul sepuluh malam. Berharap bisa Shalat berjamaah di masjid itu. Kenapa ingin Shalat berjamaah di Masjid itu?

Karena, Katanya Jamaah Sholat Subuh Masjid Jogokaryan banyaknya seperti jamaah sholat Jumat dan Jamaah Shalat Idul Fitri di Masjid-masjid lain

Sering kita lihat, Masjid-masjid lain yang berdiri kokoh dengan megahnya, tapi jamaah sholatnya, hanya beberapa Shof. Apalagi ketika sholat Isya dan Subuh.

Begitu mendengar cerita tentang bagaimana sebuah Masjid yang menjadi tolak ukur kehidupan masyarakat di sekitar masjid tersebut membuat kami ingin tahu lebih jauh tentang Masjid Jogokariyan.
Saya dan rombongan, tiba di Masjid Jogokariyan setelah sholat subuh baru saja usai salam. Betapa kami terkagum-kagum ternyata benar jamaah sholat subuhnya begitu banyak.

Itulah Visi dan Misi dari Masjid Jogokariyan. Keunikan dan kelebihan dari Masjid Jogokariyan adalah sebagai berikut:

1. Sisa kas harus nol

Sisa kas masjid harus nol rupiah, maka timbul pertanyaan, kenapa harus Nol rupiah? Karena semua itu untuk kemaslahatan ummat diantaranya:

-Sandal hilang diganti, jadi kalau sholat di masjid ini jangan khawatir barang-barang yang hilang, karena aksn diganti.

-Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.

-Kehabisan bekal uang saku maka di tanggung masjid.

Kata Takmir Masjid, untuk menjadi Masjid yang berhasil maka gunakan semua kas untuk kepentingan umat. Sisa kas Yang Nol tersebut akan terisi kembali.

2. Menyediakan sekitar dua ribu piring setiap hari untuk para jamaah sholat di Masjid itu. Menunya pun berganti-ganti
Pada waktu saya dan rombongan ke Masjid Jogokariyan, menu dipagi itu adalah bubur ayam. Siapa yang mengerjakan pembuatan makanan dan membersihkannya, bahu membahu ibu-ibu warga sekitarnya.



3. Adanya undangan untuk sholat di Masjid.

Begitu mendengar penjelasan dari Takmir Masjid, kami serombongan sedikit tertawa, untuk sholat saja pakai undangan, ternyata oh ternyata. Undangan untuk kaum dhuafa, bila Sholat ke Masjid pulangnya mendapatkan bingkisan sembako, Alhamdulillah, uang kas dari donatur tersalurkan dengan baik.

4. Jamaah anak-anak yang di pisah
Masjid Jogokariyan adalah masjid yang ramah anak, anak-anak diajari untuk mencintai masjid. Untuk Sholat berjamaah sendiri ada bagian yang bersama anak-anak, yaitu remaja yang istilahnya ngemong.

5.. Adanya Pemilihan ketua Ummida

Pemilihan ketua Ummida atau ummi muda yang ikut syiar di masjid dengan serangkaian kegiatan yang digawangi ibu-ibu muda. Contohnya seperti lomba busana muslim, seminar, dan lain-lain.
Waktu saya dan rombongan ke masjid Jogokariyan, kebetulan sedang ada pemilihan Ummida, tapi kami tidak tahu siapa yang terpilih, karena waktu yang tidak memungkinkan, setelah mendapatkan pencerahan tata cara mengelola masjid kami kembali ke Pekalongan.





Sungguh luar biasa keberhasilan dalam pengelolaan Masjid Jogokariyan, semoga menginspirasi siapa saja yang membaca pengalaman saya dengan Masjid Jogokariyan ini. Dan bisa mencontoh pengelolaan masjid ini.
Sekian dan sampai jumpa di Thread selanjutnya.

Opini pribadi

Foto google