Lambe.leor671Avatar border
TS
Lambe.leor671
Malam Pertama Suamiku
Prolog



sumber gambar



Riuh tamu undangan seakan tak dihiraukannya. Nyinyiran demi nyinyiran berdesir di telinga, semua itu sudah dipertimbangkannya sejak awal.



Pernikahan yang sempat diidamkan dulu, kini terjadi pada suaminya. Dekorasi mewah dengan nuansa putih dan krem.


Pernikahan suaminya dengan wanita lain adalah keinginan ibu mertua. Penguasa di keluarga Bang Banan, siapapun tidak ada yang berani menentangnya. Karena, semua kekayaan ini adalah miliknya. Rumah mewah bak istana dan perusahaan yang sudah dikenal seluruh pelosok.



Keputusan itu tidak bisa diganggu gugat, oleh anaknya sendiri pun. Sedangkan, seorang ayah yang seharusnya menjadi kepala keluarga, telah pergi meninggalkan Banan saat ia masih kecil.




Part 1



Ardina terlahir dari keluarga yang serba kekurangan, bergantung pada keluarga Bang Banan. Jika Dina menentangnya, maka kehidupan keluarganya akan hancur dan tidak ada lagi harapan.



Hanya ini yang bisa dilakukan Dina untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Karena, setiap bulan Banan selalu memberikan uang bulanan untuk orang tua Dina.



Awal pertama bertemu, Banan merasa jatuh cinta pada Dina. Kecantikan wajah Dina membuat Banan tidak bisa mengalihkan pandangan. Mata Banan tidak berkedip sedetikpun.



Setelah pertemuan itu, Banan benar-benar kasmaran. Layaknya jatuh cinta pada pandangan pertama. Wajah Dina selalu terbayang dalam angan Banan.


"Siapa wanita itu? Baru kali ini aku melihatnya."


Sejak bertemu di Halte, Banan terus menerus mencari tahu tentang keberadaan Dina. Nihil! Tidak ada satupun orang yang mengetahui di mana rumah Dina.



Banan enggan bertanya langsung pada Dina, karena Banan sangat gerogi. Playboy seperti Banan saja masih gerogi saat bertemu Dina. Secantik apa dia?



Sore ini, sengaja Banan menunggu Dina di Halte tempat pertama kali ia bertemu Dina.



Jam sudah menunjukkan pukul 17.45 tetapi Dina belum juga muncul. Padahal, kemarin sore Dina menunggu Bis di sana jam empat, sore.



"Permisi, Mas. Tahu perempuan yang biasa nunggu Bis di sini? Rambutnya panjang sepinggang, tinggi semampai, kulitnya kuning langsat?" tanya Banan pada seseorang di Halte.


"Saya tidak tahu, Mas. Maaf!"



"Mungkinkah aku berhalusinasi? Rasanya tidak. Bidadari cantik itu berdiri di sebelahku kemarin." rutuk Banan.



Hari sudah semakin sore, matahari tidak lagi menampakkan sinar jingganya. Banan berlalu pergi dengan penuh kekecewaan, berlaju mengendarai mobil Jeep-nya.



Bersambung ....



Buah Duren buah Kenari
Wahai Netijen, pantengin terus di mari
lina.wh
NadarNadz
nona212
nona212 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
6K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan