- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kalau Kita Serius, Wisata Halal Bisa Digenjot Hingga 300 Triliun Rupiah


TS
REOGDANCE
Kalau Kita Serius, Wisata Halal Bisa Digenjot Hingga 300 Triliun Rupiah
Kalau Kita Serius, Wisata Halal Bisa Digenjot Hingga 300 Triliun Rupiah
Untuk mengoptimalkan capaian maksimum inbound tourism,Wisata Halal, perlu strategi yang matang dan terencana.
Sebetulnya inbound tour kita belum maksimal. Saat ini saya sedang berkomunikasi dengan seorang penyusun panduan halal, yang mana darinya saya dapat beberapa informasi penting:
Beliau ini sering disupport sama pemilik hotel bintang 5 (dan 7, you know lah hotel mana) untuk mengejar terus wisata halal agar okupansi President Suite hotelnya bisa mencapai 80-100%.
BI malah proaktif mendorong beliau membuat ekosistem wisata halal (termasuk oleh-oleh produk ukm halal) sampai mau dimodalin.
Bahkan 5 tahun yang lalu, team promosi Kementerian Pariwisata menitipkan VCD Wonderful Indonesia ke para buruh migran agar ditonton majikannya supaya berlibur di Indonesia. Artinya, halal tourism belum optimal disini. The big spenders belum tertarik liburan di Indonesia. Oleh karena itu kita tidak bisa taken-for-granted, atau menggangap segalanya terjadi secara otomatis. situasi ini, kalau mau kita optimalkan, kiranya perlu menyusun strategi.
Dari target perolehan devisa pariwisata, tahun ini wisata halal diharapkan menyumbang lebih dari 50%. Padahal menurut saya kalau kita mau, wisata halal bisa digenjot hingga 300Triliun.Dan, Indonesia saat ini bergantung pada pariwisata sebagai sektor unggulan peraih devisa. Semuanya kembali kepada uang. Untuk menutup defisit APBN yang makin lama makin membesar. Kalau ada kue pasar yang tersedia dan bisa digarap, mengapa tidak dilakukan?
Nuning Hallet, Pegiat di bidang Social Entrepreneur. Tinggal di Jakarta.
http://theglobal-review.com/kalau-ki...riliun-rupiah/
Potensi Devisa yang ditolak mentah mentah oleh nastak phobia
Untuk mengoptimalkan capaian maksimum inbound tourism,Wisata Halal, perlu strategi yang matang dan terencana.
Sebetulnya inbound tour kita belum maksimal. Saat ini saya sedang berkomunikasi dengan seorang penyusun panduan halal, yang mana darinya saya dapat beberapa informasi penting:
Beliau ini sering disupport sama pemilik hotel bintang 5 (dan 7, you know lah hotel mana) untuk mengejar terus wisata halal agar okupansi President Suite hotelnya bisa mencapai 80-100%.
BI malah proaktif mendorong beliau membuat ekosistem wisata halal (termasuk oleh-oleh produk ukm halal) sampai mau dimodalin.
Bahkan 5 tahun yang lalu, team promosi Kementerian Pariwisata menitipkan VCD Wonderful Indonesia ke para buruh migran agar ditonton majikannya supaya berlibur di Indonesia. Artinya, halal tourism belum optimal disini. The big spenders belum tertarik liburan di Indonesia. Oleh karena itu kita tidak bisa taken-for-granted, atau menggangap segalanya terjadi secara otomatis. situasi ini, kalau mau kita optimalkan, kiranya perlu menyusun strategi.
Dari target perolehan devisa pariwisata, tahun ini wisata halal diharapkan menyumbang lebih dari 50%. Padahal menurut saya kalau kita mau, wisata halal bisa digenjot hingga 300Triliun.Dan, Indonesia saat ini bergantung pada pariwisata sebagai sektor unggulan peraih devisa. Semuanya kembali kepada uang. Untuk menutup defisit APBN yang makin lama makin membesar. Kalau ada kue pasar yang tersedia dan bisa digarap, mengapa tidak dilakukan?
Nuning Hallet, Pegiat di bidang Social Entrepreneur. Tinggal di Jakarta.
http://theglobal-review.com/kalau-ki...riliun-rupiah/
Potensi Devisa yang ditolak mentah mentah oleh nastak phobia






4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.7K
67


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan