agusrezapratam4Avatar border
TS
agusrezapratam4
HORROR STORY "DELUSI BERBATAS WAKTU"
Seperti biasa aku menyibukkan diri dengan mencuci ambulans inventarisku ketika tidak ada pasien atau mayat yang akan diantar. Berbagai macam bentuk, keanehan dan pengalaman juga mistis sudah kedapat.

Kaki yang remuk sampai ke pangkal paha, tangan yang terpisah dari tubuh sampai yang terparah aku pernah membawa korban mutilasi yang kepalanya sudah terpisah dari tubuh akibat keanarkisan perang ormas.

Pernah sekali membawa mayat yang sepanjang perjalanan aku seperti mendengar suara musik gamelan. Anehnya mayat tersebut sudah diformalin tapi kabin ambulansku malah berbau bunga kantil.

Kadang perjalananku ditemani oleh keluarga korban tetapi tidak jarang aku mengantar pasien atau jenazah sendirian. Tak tentu waktu, kadang siang, malam bahkan tengah malam menjelang pagi.

Tapi pekerjaan ini tetap kunikmati.

Siang itu, 13 April 2013. Aku mendapat telpon dari admin rumah sakit untuk menjeput korban overdosis di Hotel Banasweda di Jalan Tamrin. Kukebut ambulansku sampai tiba di Hotel. Disana sudah ramai, security membantuku mengevakuasi korban untuk segera dibawa ke rumah sakit. Belum tahu apakah ini pembunuhan atau mengkonsumsi obat secara berlebihan?

Gadis muda memakai lingerie hitam yang mulutnya sudah berbui.

Bersama dua karyawan hotel, kami berangkat membawa gadis itu kerumah sakit dengan harapan nyawanya masih bisa tertolong. Tas, handphone dan barang-barang gadis itu dibawa ke Kantor Polisi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Sampai dirumah sakit korban langsung dibawah ke UGD. Tubuhnya sudah dingin, wajah pucat dan aku rasa gadis ini sudah tidak bernyawa.

Satu jam kemudian aku mendapat berita dari rumah sakit bahwasannya gadis itu telah meninggal dunia. Berita itu bersamaan dengan hasil penyelidikan polisi bahwa korban bernama Rini Oktaviani umur 24 tahun warga Desa Teluk Agung Kecamatan Kualuh Hilir.

Dari pemeriksaan handphone diduga bahwa korban adalah pekerja seks dan penyebab kematiannya adalah overdosis. Aku tidak mendengar jelas kabar dari kantor polisi tapi pihak rumah sakit menugaskanku untuk mengantar jenazah tersebut ke rumahnya atas permintaan keluarganya.

Seperti biasa sebelum berangkat aku mengecek kesiapan ambulans dan tidak lupa aku membawa sepasang baju untuk jaga-jaga apabila nanti terlalu larut atau cuaca tidak mendukung maka aku akan menumpang sementara di rumah duka.

Pukul 15.45 WIB aku berangkat dari rumah sakit. Estimasi perjalanan di google map sekitar 6 jam. Kali ini tidak ada keluarga korban yang menemaniku mengantarkan jenazah gadis muda ini karena dia adalah seorang perantau.

Tiga jam perjalanan, barusan aku melewati portal yang tidak sempat kubaca apa nama daerahnya. Jelasnya setelah melewati portal itu jalan sudah tidak lagi diaspal lalu sinyal internet dan GPS ku hilang. Aku sudah memasuki daerah perkampungan.

Aku fikir ini sudah memasuki waktu magribh namun tidak terdengar suara atau sayup-sayup adzan karena kiri dan kananku adalah perkebunan rambung. Kuteruskan perjalanan dengan kecepatan rendah karena kondisi jalan yang berbatu.

Jalan ini sangat sepi, terhitung sejak melewati portal tadi aku hanya berpapasan dengan dua kendaraan lain. Syukur malam itu bulan agak cerah sehingga mengurangi rasa takutku.

Tapi tiba – tiba . . .

Terdengar suara ketukan dari peti mayat. . .

Awalnya aku pura-pura tidak tahu, kuanggap ilusi. Tapi semakin lama suara ketukan semakin kuat dan terdengar dari dalam peti suara meronta.

“tolonggg, bukain, tolonggg. Aku belum mati”

Rencanaku adalah mencari kampong terdekat, setelahnya baru aku akan mengecek peti itu. Tapi sejauh mata memandang tidak ada kilatan lampu tanda perkampungan sementara suara dari dalam peti semakin kuat.

Aku benar-benar panik dan sangat ketakutan.

Muncul dalam benakku mati suri dan suara teriakan dari peti itu semakin kuat. Kuberanikan diri berhenti di tengah-tengah kebun rambung namun mesin ambulans kubiarkan tetap menyala. Kuambil senter dan obeng lalu kubuka peti itu perlahan.




Saat kubuka peti ternyata Rini masih hidup, wajahnya pucat dan dia menangis. Lalu kubantu gadis itu keluar dari peti dan kutawarkan sebotol air mineral padanya. 

Aku sangat merinding dan ketakutan, tapi kucoba untuk tetap tenang.

Entah apa yang akan kulakukan? Entah apa yang harus kutanyakan? Takut dan bingung. Lalu kuberanikan diri untuk membuka percakapan.

“kamu gpp mbak?"

“aku lapar mas.”

Merinding aku mendengar suaranya, tapi kucoba tenang. Berapa menit berselang kami melanjutkan perjalanan dengan Rini duduk disamping. Tak jauh kulihat ada kilatan lampu seperti warung padahal sebelumnya aku tidak melihat cahaya apa-apa.

Menjaga kepanikan bila nanti berhenti di warung. Aku meminta Rini untuk menggati bajunya dengan baju kemeja yang kubawa.

Lalu . . .

Tanpa sengaja aku melihat Rini melucuti pakaiannya dari spion ambulansku namun aku tersadar dan segera memanglingkan mataku. Setelah Rini berganti pakaian kemudian kami segera menuju warung itu.

Setelah sampai warung tidak ada pembeli lain kecuali kami. Pemilik warungnya adalah seorang wanita paruh baya bersama suaminya.

"mau kemana dek malam-malam gini bawa ambulans? Siapa yang sakit?"

 tanya Si Ibu Pemilik warung.

"Tidak ada yang sakit, bu. Hanya saja kami ingin mengunjungi keluarga kami di Desa Teluk Agung" jawabku menyembunyikan

"sudah dekat kok. Oiya kalian mau pesan apa dek?"

"Saya indomi rebus, kamu Rini?"

"aku samain aja mas"

Lalu ibu itu segera beranjak memasak pesanan kami.

Aku heran dengan suami ibu itu dari tadi berdiam diri menatap kosong kearah jalan yang akan kami lewati. Ku coba basi-basi.

"Kalau ke Teluk Agung berapa lama lagi ya pak?"

Tapi Bapak itu tidak menggubris pertanyaanku, tetap diam menatap jalanan.

Tidak lama kemudian si Ibu datang menghidangkan pesanan kami.

"Ini dek. . . Maaf yaa bapak kamu itu bisu dan tuli jadi susah diajak ngomong. Ayo silahkan dimakan."

"Oiya bu, maaf yaa bu saya tidak tahu."

Lalu aku dan Rini menyantap makanan kami sembari berbincang dengan Ibu pemilik warung. Setelah selesai makan aku dan Rini beranjak melanjutkan perjalanan. Waktu menunjukkan pukul 21.15 WIB dan sepertinya malam itu akan turun hujan.

Rasanya aneh, berdasarkan cerita dari Ibu pemilik warung tadi harusnya kami sudah sampai di rumah Rini tapi belum nampak cahaya kilatan lampu perkampungan. Aku tanya Rini membuka percakapan.

"mbak masih jauh ya?"

"sudah dekat kok mas"

Setelahnya banyak pembahasan antara kami berdua dan suasana perlahan cair. Banyak kesamaan dalam cerita hidup kami sehingga obralan malam itu semakin menarik.

Karena asik bercerita tidak terasa sudah hampir pukul 23.30 WIB tapi kami belum juga sampai bahkan bensin ambulans juga tinggal sedikit. Malam itu mulai gerimis, membawa kami semakin larut dalam cerita berdua sampai kemudian aku menawarkan Rini untuk memakai jaketku.

"mbak, pakai jaket nih soalnya dingin."

Rini menatapku dengan pandangan berbeda, ada sesuatu dalam pandangnya, lalu Rini mengambil jaket dari tanganku tapi tetap memegang erat tanganku sambil terus menatapku. Kemudian Rini menarik tanganku kearah tubuhnya dan mulai mengecup bibirku.

"Dubraaak. . . "

Suara ambulansku menabrak lubang besar dijalan. Aku menghentikan laju ambulans, aku pikir akan kehilangan moment namun ternyata Rini semakin dan semakin. Dia bahkan mengajakku ke kabin belakang ambulans. Di kursi itu kami melakukan semuanya sampai tertidur.

Keesokan harinya aku terbangun karena suara berisik keramaian, aku intip jendela ternyata aku sudah berada di rumah Rini. Tidak lama kemudian seorang mengetuk pintu kamar lalu masuk sambil membawa sarapan. Seorang laki-laki memakai batik dan peci yang mungkin adalah anggota keluarga Rini.

"Permisi mas, ini mas sarapan dulu."

Aku mengangguk seraya tersenyum

"Terima kasih mas sudah mengantarkan jenazah adik kami. Alhamdulillah tadi pagi jam 9 Rini sudah di makamkan"

Aku terdiam, teringat kejadian semalam.

[left]sumber gambar : google

*lanjut kolom komentar
*first thread
Diubah oleh agusrezapratam4 21-11-2019 15:50
someshitness
NadarNadz
nona212
nona212 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
7K
72
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan