- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sutami, Sosok Inspirasi Antikorupsi Yang Sederhana Dan Membumi


TS
Keerana1374
Sutami, Sosok Inspirasi Antikorupsi Yang Sederhana Dan Membumi


(Foto : Google, boombastis.com)
Jarang-jarang lho ada Pejabat Negara yang jujur, bertanggung jawab, pekerja keras, dan tidak silau sedikitpun untuk menumpuk harta benda duniawi. Bahkan sampai dijuluki Menteri Termiskin di Indonesia segala. Bukan karena hidup boros. Tapi justru karena Sang Menteri hidup sederhana apa adanya, jujur, bertanggung jawab serta tidak mau manipulasi apalagi korupsi. Beliau adalah Prof. Dr. Ir. Sutami. Seorang tokoh yang jadi inspirasi bagi saya. INSPIRING PEOPLE. Dan mudah-mudahan jadi inspirasi juga bagi semua orang yang membaca tulisan ini. Karena tidak ada yang tahu nasib kita di masa yang akan datang, siapa tahu ada diantara pembaca ada yang menjadi seorang pejabat negara atau bahkan malah menjadi Presiden. Why not? Mungkin saja, kan?

(Foto : Google, detik.com)
Nama Prof. Dr. Ir Sutami mungkin terasa agak asing bagi generasi sekarang dibandingkan dengan karya-karya Beliau selama menjabat menjadi Menteri Pekerjaan Umum. Seperti Jembatan Semanggi, Gedung MPR/DPR, Waduk Jatiluhur, Bandara I Ngurah Rai, dan masih banyak lagi. Tapi sebagai tokoh sejarah yang istimewa dan melegenda, pastinya masih banyak orang dan tulisan yang mencatat dan mengingat keteladanan dan inspirasi dari kehidupan Beliau, yang tentu sangat baik apabila bisa ditularkan pada generasi sekarang. Dengan harapan dapat meniru teladan dan sikap Beliau saat mendapatkan kesempatan untuk mengabdi dan berkarya untuk bangsa dan negara melalui suatu jabatan. Terutama perilaku jujur, bertanggung jawab, mau bekerja keras, hidup sederhana, dan TIDAK KORUPSI.

(Foto : Google, rasablaster.blogspot.com)
Kisah hidupnya bisa dijadikan inspirasi oleh bangsa Indonesia saat ini. Ir. Sutami adalah tokoh nasional yang melegenda kisah hidupnya. TASTETHELOCAL. Apalagi hampir setiap saat kita disuguhi berita mengenai korupsi yang dilakukan para pejabat, baik itu pejabat daerah, pejabat pusat, bahkan pejabat tinggi negara. Sedih rasanya melihat kenyataan bahwa masih banyak orang yang sebenarnya beruntung diberi amanah mengemban jabatan, tapi bukannya melaksanakan tugas dengan jujur dan bertanggung jawab sesuai dengan sumpah jabatan yang diucapkan kepada negara dan bangsa, bahkan kepada Tuhan yang menciptakan dirinya. Tapi malah memanfaatkan jabatannya itu untuk mengejar Surga Dunia dengan melakukan Korupsi.
Sebenarnya ada 2 tokoh mantan pejabat tinggi negara yang antikorupsi dan memilih hidup sederhana sampai akhir hayatnya yaitu Prof. Dr. Ir. Sutami dan Jendral Polisi Hoegeng Imam Santoso. Akan tetapi untuk penulisan ini saya pilih Ir. Sutami, karena jabatan Beliau yang dekat dengan perputaran uang yang berhubungan dengan dana proyek-proyek pembangunan negara, dimana biasanya jadi ladang korupsi para pejabat. Tapi tidak ada kata memperkaya diri atau pun korupsi buat Ir. Sutami. Bahkan Menteri yang satu ini malah membuat banyak orang terenyuh karena sebagai pejabat tinggi negara Beliau terhitung “miskin“. Bahkan disaat terakhir menjelang ajalnya pun, bukan harta benda yang Beliau titipkan kepada anak-anaknya yang rata-rata masih bersekolah pada saat itu. Ini karena dia memang tidak mempunyai harta benda melimpah sebagaimana umumnya mantan pejabat tinggi negara, apalagi mantan menteri dibidang yang strategis. Rumahnyapun hanya satu-satunya yang dia miliki, yaitu yang dia tempati bersama keluarganya, rumah sederhana yang atapnya sudah banyak bocor disana sini. Yang Ir Sutami titipkan kepada anak-anaknya hanyalah pesan jangan meninggalkan shalat dan harus tetap rajin belajar. Hanya itu!
"“Pesannya sebelum
meninggal itu jangan
tinggalin salat, harus rajin
belajar. Ingat yang pertama
harus dipegang dalam hidup adalah agama dan yang
kedua adalah pendidikan,"
ujar Dwi menirukan
kalimat menyentuh sang
ayah yang selalu diingatnya sampai sekarang.“
(sumber : Jacinta Nungky, Sutami Di Mata Keluarga : Pekerja Keras Dan Murah Senyum, kumparan.com)

(Foto : Google, tribunnews.com)
Sungguh ironis memang karena Ir Sutami adalah satu-satunya Menteri Pekerjaan Umum yang memegang jabatannya sampai dengan 6 periode, pada 6 kabinet, dan selama 14 tahun (1964-1978). Dari era Presiden Soekarno hingga era Presiden Suharto.

(Foto : Google, detik.com)
Dimana menurut pikiran rata-rata orang, pejabat tinggi negara yang lama menjabat seperti itu pastilah sudah kaya raya. Karena sudah umum dan tidak aneh ketika menteri menjabat 1 atau 2 periode saja sudah dipastikan kekayaannya akan bertambah dibanding sebelum menjabat. Apalagi kalau sempat memanipulasi atau mengkorupsi uang negara tanpa ketahuan. Tokh di zaman itu belum ada KPK. Padahal kalau saja Ir Sutami mau memanipulasi dan mengkorupsi 10-20% saja dari dana mega proyek-mega proyek yang dia tangani, bukan tak mungkin Ir Sutami akan kaya 7 turunan. Akan tetapi jangan harap semua itu ada di pikiran Ir Sutami. Yang ada Beliau berdedikasi penuh dalam mengemban jabatannya sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Beliau selalu bekerja keras, jujur, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Ir Sutami selalu memeriksa sendiri pekerjaan anak buahnya, bahkan kalau perlu Beliau sanggup berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya karena tak ada/belum ada transportasi ke tempat yang ia tuju saat itu, tapi dia merasa harus mengecek langsung proyek pembangunan yang menjadi tanggung jawabnya. Baginya tidak ada laporan yang asal masuk dan tanpa dicek, atau biasa disebut laporan ABS (Asal Bapak Senang). Kerja keras dan kesuksesan Ir. Sutami masih bisa disaksikan sampai saat ini, jauh setelah masa Beliau wafat di bulan November 1980, diantaranya :
1. Jembatan Semanggi, Jakarta
Dibangun mulai tahun 1961 dan diresmikan pada tahun 1963.

(Foto : Google, bobo.grid.id)
2. Gedung MPR/DPR, Jakarta
Dibangun mulai tahun 1965 dan diresmikan tahun 1966 meski belum selesai secara keseluruhan.

(Foto : Google, republika.co.id)
3. Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat
Dibangun mulai tahun 1957 dan diresmikan pada tahun 1967.

(Foto : Google, okezone.com)
4. Bandara I Ngurah Rai, Bali
Dibangun mulai tahun 1963 dan diresmikan pada tahun 1969.

(Foto : Google, cnbcindonesia.com)
5. Jembatan Ampera, Sumatera Selatan
Dibangun mulai tahun 1962 dan diresmikan pada tahun 1965.

(Foto : Google, kumparan.com)
6. Bendungan Karang Kates (Bendungan Ir. Sutami), Jawa Timur
Dibangun mulai tahun 1975 dan diresmikan tahun 1977.

(Foto : Google, tarmujieboy.wordpress.com)
Bisa dibayangkan berapa besar nilai uang yang dipakai untuk mendanai pembangunan proyek-proyek fenomenal tersebut. Dan bisa dibayangkan juga kerja keras dan dedikasi manusia-manusia yang mengerjakannya. Sehingga hasilnya masih kokoh berdiri dan masih bisa dinikmati sampai saat ini, nyaris setengah abad kemudian. Lalu, bisa dibayangkan kalau bangunan-bangunan itu dikerjakan oleh orang-orang yang tidak jujur dan bermental korupsi. Yang menjadikan setitap proyek sebagai ladang bancakan bagi-bagi uang negara diantara mereka. Mungkin bangunan-bangunan itu sudah rapuh dan bobrok sekarang ini, karena bahan bangunannya dimanipulasi dengan bahan berkualitas rendah. Beruntung di awal masa pembangunannya, Indonesia mempunyai seorang Menteri Pekerjaan Umum seperti Ir Sutami. Berkat pengawasan Beliau, semua pembangunan mega proyek itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Tapi dibalik semua itu, ada keadaan yang berbanding terbalik dengan semua kemegahan proyek-proyek yang dibangun Ir Sutami. Karena terlalu sibuk dan bekerja terlalu keras, Sang Menteri tidak mempedulikan kesehatannya sendiri. Ternyata Ir Sutami dideteksi menderita kurang gizi dan penyakit lever yang diakibatkan oleh kelelahan. Dan penyakit tersebut bertambah parah sesudah Beliau sudah tidak lagi menjadi menteri. Sebagai menteri yang sederhana, jujur, dan memegang teguh larangan agama, Ir Sutami hanya mengambil gaji dan tunjangan jabatan sebagai menteri saja. Tidak ada dalam pikirannya menuntut bonus dari pemerintah untuk apa yang telah sukses dia kerjakan. Apalagi berpikiran mengambil bagian dari dana pembangunan yang dipercayakan negara kepadanya, walau cuma sedikit, yang kalau kata orang sekarang hitung-hitung uang lelah. Semuanya dia kembalikan kepada negara. Bahkan ketika sakit dan bolak-balik masuk rumah sakit pun Ir Sutami tidak meminta-minta bantuan pemerintah. Sampai suatu saat Beliau sampai pada tahap kekurangan uang untuk membiayai pengobatan ke rumah sakit, Beliau lebih memilih untuk dirawat di rumah daripada meminta-minta bantuan kepada pemerintah.
Prof. Dr. Ir. Sutami adalah sosok yang taat beragama dan rajin beribadah. Kepada keluarga dan anak-anaknya pun Beliau selalu mengingatkan untuk jangan meninggalkan shalat lima waktu. Bahkan sampai menjelang akhir hayatnya pun Ir. Sutami tetap berpesan agar anak-anaknya jangan meninggalkan shalat. Karena Beliau tahu benar bahwa anak-anak yang shaleh akan menjadi sumber pahala yang tetap mengalir bagi orangtuanya yang telah meninggal. Surga di Akhirat yang kekal lebih menarik dan penting bagi Ir. Sutami, dibandingkan dengan Surga di Dunia yang cuma sesaat saja. Beliau memilih hidup sederhana karena takut berdosa pada Allah SWT kalau jadi kaya karena tidak jujur. Beliau juga takut dosa kalau memiliki harta dari hasil korupsi. Selain itu Ir. Sutami memang tidak silau untuk mengumpulkan harta dunia. Ini seperti yang dituturkan Emir Sanaf, anak buah Ir. Sutami, yang sudah dianggap anak sendiri,
““Bapak tidak mau meminta-minta
kepada negara. Beliau menjadi menteri
karena mau mengabdi bagi
pembangunan negara dan bangsa.
Bukan untuk mengumpulkan fasilitas, apalagi memperkaya diri sendiri,” ujar
Emir.“
(Sumber : Melisa Mailoa, Sutami, Kurang Gizi Karena Sakit Gigi, detik.com)

(Foto : Google, boombastis.com)
Apa yang dikatakan Ir. Sutami soal tidak mengumpulkan fasilitas dan tidak memperkaya diri sendiri dapat terlihat dari harta benda yang ia miliki. Diantaranya rumah sederhana yang atapnya sudah bocor disana sini. Mobil pun hanya satu dan bukan mobil mewah. Karena tadinya mobil itu merupakan hadiah dari seorang pengusaha yang merasa kasihan karena Sang Menteri hanya mempunyai mobil dinas dan harus dikembalikan setelah tidak menjabat menteri. Tapi Ir. Sutami menolak menerima mobil itu secara gratis, Beliau lebih memilih membelinya kepada si pengusaha, dengan sedikit diskon. Ir. Sutami lebih suka membeli dari hasil keringat sendiri daripada menerima pemberian dari negara atau pun dari orang lain.
Sungguh sikap yang patut ditiru oleh generasi muda sekarang, terutama yang mempunyai kesempatan menjadi seorang pejabat. Meski tidak selalu harus hidup sederhana seperti Ir. Sutami. Karena rejeki melimpah tapi bekerja jujur juga gak salah kalau dinikmati dan disyukuri. Tapi hendaknya mengemban amanah jabatan itu dengan jujur dan bertanggung jawab. Jangan memanfaatkan jabatan untuk mengejar Surga Dunia melalui perilaku korupsi dan manipulasi. Yang tentunya akan sangat merugikan negara dan bisa membuat negara melarat. Bagi yang merasa beragama, apa yang dicontohkan Ir. Sutami yang lebih mengejar Surga Akhirat dibandingkan Surga Dunia agaknya patut direnungkan. Menjadi pejabat yang jujur dan tidak melakukan korupsi dan manipulasi akan mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan baik bagi dirinya dan keluarganya sekarang ataupun kelak ketika sudah tidak ada di dunia ini. Nama baik tetap terjaga dan anak keturunan akan akan tetap menjadi orang-orang yang taat beragama dan berguna bagi bagi nusa dan bangsa, seperti yang pernah dilakukan orangtuanya. Walaupun tidak banyak harta benda yang diwariskan seperti halnya keluarga Ir. Sutami, yang anak-anaknya sukses dibidangnya masing-masing meski Ir. Sutami telah wafat hampir 40 tahun yang lalu.

(Foto : Google, detik.com)
Demikian tulisan saya mengenai tokoh yang menginspirasi di MLDSPOTKONTENHUNT. Meski masih banyak kekurangan disana sini, mudah-mudahan ada manfaat yang bisa diambil oleh Agan Sista sekalian, walau itu cuma sedikit saja. Terima kasih.
KASKUSXMLDSPOT






sebelahblog dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan