- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[NASKAH FILM PENDEK] Pohon Bambu yang Melambai-lambai


TS
janeeta97
[NASKAH FILM PENDEK] Pohon Bambu yang Melambai-lambai
Horor 2019
![[NASKAH FILM PENDEK] Pohon Bambu yang Melambai-lambai](https://s.kaskus.id/images/2019/11/23/10540224_201911230411580889.jpg)
![[NASKAH FILM PENDEK] Pohon Bambu yang Melambai-lambai](https://s.kaskus.id/images/2019/11/23/10540224_201911230428580611.jpg)
Premis: Pohon Bambu yang Melambai-lambai menceritakan tentang kehidupan seorang manusia terlahir dengan kemampuan khusus yang dianggap mistis dalam filosifis Jawa. Sehingga ia mengalami peristiwa yang aneh dalam kehidupannya.
Sinopsis: Yasa seorang anak laki-laki yang terlahir 18 tahun yang lalu . Ketika ia memasuki ruang makan tidak ditemuinya makanan yang sesuai dengan seleranya. Kemudian amarah itu muncul dan suasana senja mengajaknya bermain di alam yang berbeda. Sehingga membuat bingung para insan sekitarnya. Alhasil Yasa menampakkan diri di samping pohon bambu yang konon katanya menyeramkan. Mulai dari situlah Yasa sadar bahwa marah bisa membawa malapetaka.
FADE IN
SCENE 1.INT. RUANG MAKAN (SENJA)
CAST: Yasa.
Yasa memasuki ruang makan dengan hentakan kaki yang mengarah ke meja makan.
CAMERA: LONG-SHOT ke segala penjuru ruang makan. Lalu CLOSE UP ke tudung nasi yang hendak ia buka.
Cut to
SCENE 2.INT. RUANG MAKAN
CAST: Yasa dan Bunda.
Yasa berbalik arah dan berniatan untuk keluar dari ruang makan. Saat ia menghampiri pintu Bunda masuk.
CAMERA: CLOSE UP pada sayuran lodeh yang dibawa Bunda.
Cut to
SCENE 3.INT. RUANG MAKAN
CAST: Yasa dan Bunda
CAMERA: CLOSE UP ke meja makan yang siap untuk disantap.
--DIALOG--
Yasa: Apa sih Bun? Jenuh kali tiap hari lodeh!
Bunda: Kagak bisa bersyukur apa?
Yasa: Gak mau makan.
Yasa menunjukkan muka cemberut nya di hadapan Bunda. Lalu ia mengangkatkan kaki dari ruang makan. Tinggallah Bunda sendiri.
CAMERA: CLOSE UP ke Bunda bagian wajah yang menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku putranya.
Cut to
SCENE 4.INT. RUANG TAMU
CAST: Yasa dan Fatma.
Yasa berjalan sambil melewati Fatma yang sedang asyik bermain gadget.
CAMERA: CLOSE UP ke arah handphone Fatma yang sedikit menutupi wajah.
Cut to
SCENE 5.EKT. KEBUN DEPAN RUMAH
CAST: Yasa, Fatma, dan Bunda.
CAMERA: CLOSE UP ke pohon mangga yang sedang berbuah.
Fatma dan Bunda menghampiri Yasa yang sedang berdiri di sebelah pohon mangga.
--DIALOG--
Fatma: Kak jangan marah kek gitu dong?
Yasa: Bunda tuh gak mau beliin lauk ikan lele sih.
Yasa berlari menuju halaman belakang rumah, dengan muka bak orang kena masalah.
CAMERA: CLOSE UP tubuh Yasa bagian belakang yang sedang berlari.
Cut to
SCENE 6.EKT. TERAS RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma
Ayah menuruni sepeda motornya dengan menenteng plastik berwarna putih.
CAMERA: LONG-SHOT ke rumah dan sekitarnya memperlihatkan teras rumah. Lalu CLOSE UP pada plastik putih yang dibawa Ayah.
Cut to
SCENE 7.EKT. TERAS RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma.
Bunda dan Fatma menyambut kedatangan Ayah dengan berjabat tangan.
CAMERA: CLOSE-UP pada tangan yang saling berjabatan.
Cut to
SCENE 8.EKT. RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma yang memasuki rumah.
Mereka menuju ruang tengah yang biasa digunakan untuk santai.
CAMERA: CLOSE UP ke arah kamar Yasa yang tertutup rapat.
Cut to
SCENE 9.INT. RUANG TENGAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma.
CAMERA: CLOSE-UP ke Bunda yang sedang mengetuk pintu kamar Yasa.
--DIALOG--
Ayah: Yasa dimana?
Fatma: Tadi halaman belakang Yah!
Ayah menuju halaman belakang mencari Yasa.
CAMERA: CLOSE-UP ke kaki Ayah yang beranjak dari tempat duduknya.
Cut to
SCENE 10.INT. RUANG TENGAH
CAST: Bunda dan Fatma.
Bunda dan Fatma juga ikut meninggalkan ruang tengah mengikuti langkah kaki Ayah.
CAMERA: CLOSE UP ke kursi yang diduduki mereka menjadi tanpa penghuni.
Cut to
SCENE 11.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah.
Ayah memperhatikan sekeliling halaman, tetapi tak ditemui putranya yang baru saja memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi).
CAMERA: LONG-SHOT pada setiap pohon yang berada di sekitar halamannya. Kemudian CLOSE UP ke pohon bambu.
SOUND-EFFECT: suara pohon bambu yang saling bergesekan.
Cut to
SCENE 12.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma.
Ayah berteriak memanggil Yasa, tetapi ditoleh kanan kiri tak didapatinya. Kemudian Bunda dan Fatma muncul dari pintu belakang rumah.
CAMERA: CLOSE UP ke wajah Bunda dan Fatma yang nampak panik.
Cut to
SCENE 13.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, dan tetangga.
Suara teriakan Ayah menggelegar membuat para tetangga berdatangan.
CAMERA: LONG-SHOT ke para tetangga yang berbondong-bondong berdatangan. Lalu CLOSE UP pada wajah Ayah yang masih terus berteriak.
Cut to
SCENE 14.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, dan tetangga.
Semua manusia itu bingung disekitaran rumah tidak ditemukan sosok Yasa.
CAMERA: CLOSE UP ke pohon bambu yang terlihat semakin menyeramkan.
--DIALOG--
Bunda: Tadi dia lari kesini! (Sambil menghentakkan kaki untuk meyakinkan).
Fatma: Iya yah. Tadi Kak Yasa lari kesini.
Perasaan bingung, cemas, dan capek campur aduk dialami Ayah. Yang paling ditakutkan Yasa diajak lelembutkarena sebuah mitos mengatakan semrawutnya dunia lain saat senja datang.
CAMERA: CLOSE UP ke wajah Ayah yang terlihat lunglai.
Cut to
SCENE 15.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, Yasa, dan tetangga
Sorotan tajam mata Ayah tertuju pada pohon bambu dan dilihatnya Yasa sedang duduk sambil bersandar di samping pohon itu.
CAMERA: CLOSE UP ke wajah Yasa yang terlihat santai.
SOUND-EFFECT: sedikit bisingan angker bersamaan suara adzan Maghrib.
Cut to
SCENE 16.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, Yasa, dan tetangga
Para orang yang berkerumunanpun melihat dengan jelas sosok Yasa yang tadi dicari dari pohon bambu.
--DIALOG--
Yasa: Aku dari tadi disini Yah, Bun! Aku tahu kalian mencari aku.
Bunda: Kenapa kamu disini Nak?
Yasa: Tadi Bunda yang ngajak aku.
Perasan takut yang tak karuan dialami Bunda. Kemudian memeluk putranya sambil menangis.
CAMERA: CLOSE UP ke Bunda dan Yasa yang sedang berpelukan.
Cut to
SCENE 17.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, Yasa, dan tetangga
Setelah sosok Yasa ditemukan para tetangga pun beranjak pergi dari kediaman keluarga Yasa.
CAMERA: LONG-SHOT para tetangga yang mulai berjalan untuk pulang. CLOSE UP ke wajah Ayah, Bunda, Fatma, dan Yasa.
Cut to
SCENE 18.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, dan Yasa.
Mulailah Bunda menasehati Yasa dengan suara halusnya.
--DIALOG--
Bunda: Lain kali kalau jelang maghrib. Jangan kek gitu ya? Kamu tahukan akibatnya.
Yasa: Ya Bun. Maafin Yasa ya!
CAMERA: CLOSE UP ke wajah Yasa yang tertunduk.
Cut to
SCENE 19.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, dan Yasa.
Mereka meninggalkan halaman belakang dan mulai masuk ke dalam rumah.
CAMERA: CLOSE UP ke halaman yang sepi tanpa manusia.
SOUND-EFFECT: suara sunyi.
Cut to
SCENE 20.INT. RUANG MAKAN
Closing
CAMERA: CLOSE UP ke Ayah, Bunda, Yasa, dan Fatma yang sedang menyantap makanan. Yasa sadar nikmat terbesar adalah kumpul bersama keluarga, tidak perlu menuntut yang berlebihan.
FADE OUT
![[NASKAH FILM PENDEK] Pohon Bambu yang Melambai-lambai](https://s.kaskus.id/images/2019/11/23/10540224_201911230411580889.jpg)
NASKAH FILM PENDEK
"Pohon Bambu yang Melambai-lambai"
Oleh: Janeeta Mz
"Pohon Bambu yang Melambai-lambai"
Oleh: Janeeta Mz
![[NASKAH FILM PENDEK] Pohon Bambu yang Melambai-lambai](https://s.kaskus.id/images/2019/11/23/10540224_201911230428580611.jpg)
Sumber gambar: klik disini
Premis: Pohon Bambu yang Melambai-lambai menceritakan tentang kehidupan seorang manusia terlahir dengan kemampuan khusus yang dianggap mistis dalam filosifis Jawa. Sehingga ia mengalami peristiwa yang aneh dalam kehidupannya.
Sinopsis: Yasa seorang anak laki-laki yang terlahir 18 tahun yang lalu . Ketika ia memasuki ruang makan tidak ditemuinya makanan yang sesuai dengan seleranya. Kemudian amarah itu muncul dan suasana senja mengajaknya bermain di alam yang berbeda. Sehingga membuat bingung para insan sekitarnya. Alhasil Yasa menampakkan diri di samping pohon bambu yang konon katanya menyeramkan. Mulai dari situlah Yasa sadar bahwa marah bisa membawa malapetaka.
FADE IN
SCENE 1.INT. RUANG MAKAN (SENJA)
CAST: Yasa.
Yasa memasuki ruang makan dengan hentakan kaki yang mengarah ke meja makan.
CAMERA: LONG-SHOT ke segala penjuru ruang makan. Lalu CLOSE UP ke tudung nasi yang hendak ia buka.
Cut to
SCENE 2.INT. RUANG MAKAN
CAST: Yasa dan Bunda.
Yasa berbalik arah dan berniatan untuk keluar dari ruang makan. Saat ia menghampiri pintu Bunda masuk.
CAMERA: CLOSE UP pada sayuran lodeh yang dibawa Bunda.
Cut to
SCENE 3.INT. RUANG MAKAN
CAST: Yasa dan Bunda
CAMERA: CLOSE UP ke meja makan yang siap untuk disantap.
--DIALOG--
Yasa: Apa sih Bun? Jenuh kali tiap hari lodeh!
Bunda: Kagak bisa bersyukur apa?
Yasa: Gak mau makan.
Yasa menunjukkan muka cemberut nya di hadapan Bunda. Lalu ia mengangkatkan kaki dari ruang makan. Tinggallah Bunda sendiri.
CAMERA: CLOSE UP ke Bunda bagian wajah yang menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku putranya.
Cut to
SCENE 4.INT. RUANG TAMU
CAST: Yasa dan Fatma.
Yasa berjalan sambil melewati Fatma yang sedang asyik bermain gadget.
CAMERA: CLOSE UP ke arah handphone Fatma yang sedikit menutupi wajah.
Cut to
SCENE 5.EKT. KEBUN DEPAN RUMAH
CAST: Yasa, Fatma, dan Bunda.
CAMERA: CLOSE UP ke pohon mangga yang sedang berbuah.
Fatma dan Bunda menghampiri Yasa yang sedang berdiri di sebelah pohon mangga.
--DIALOG--
Fatma: Kak jangan marah kek gitu dong?
Yasa: Bunda tuh gak mau beliin lauk ikan lele sih.
Yasa berlari menuju halaman belakang rumah, dengan muka bak orang kena masalah.
CAMERA: CLOSE UP tubuh Yasa bagian belakang yang sedang berlari.
Cut to
SCENE 6.EKT. TERAS RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma
Ayah menuruni sepeda motornya dengan menenteng plastik berwarna putih.
CAMERA: LONG-SHOT ke rumah dan sekitarnya memperlihatkan teras rumah. Lalu CLOSE UP pada plastik putih yang dibawa Ayah.
Cut to
SCENE 7.EKT. TERAS RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma.
Bunda dan Fatma menyambut kedatangan Ayah dengan berjabat tangan.
CAMERA: CLOSE-UP pada tangan yang saling berjabatan.
Cut to
SCENE 8.EKT. RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma yang memasuki rumah.
Mereka menuju ruang tengah yang biasa digunakan untuk santai.
CAMERA: CLOSE UP ke arah kamar Yasa yang tertutup rapat.
Cut to
SCENE 9.INT. RUANG TENGAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma.
CAMERA: CLOSE-UP ke Bunda yang sedang mengetuk pintu kamar Yasa.
--DIALOG--
Ayah: Yasa dimana?
Fatma: Tadi halaman belakang Yah!
Ayah menuju halaman belakang mencari Yasa.
CAMERA: CLOSE-UP ke kaki Ayah yang beranjak dari tempat duduknya.
Cut to
SCENE 10.INT. RUANG TENGAH
CAST: Bunda dan Fatma.
Bunda dan Fatma juga ikut meninggalkan ruang tengah mengikuti langkah kaki Ayah.
CAMERA: CLOSE UP ke kursi yang diduduki mereka menjadi tanpa penghuni.
Cut to
SCENE 11.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah.
Ayah memperhatikan sekeliling halaman, tetapi tak ditemui putranya yang baru saja memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi).
CAMERA: LONG-SHOT pada setiap pohon yang berada di sekitar halamannya. Kemudian CLOSE UP ke pohon bambu.
SOUND-EFFECT: suara pohon bambu yang saling bergesekan.
Cut to
SCENE 12.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, dan Fatma.
Ayah berteriak memanggil Yasa, tetapi ditoleh kanan kiri tak didapatinya. Kemudian Bunda dan Fatma muncul dari pintu belakang rumah.
CAMERA: CLOSE UP ke wajah Bunda dan Fatma yang nampak panik.
Cut to
SCENE 13.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, dan tetangga.
Suara teriakan Ayah menggelegar membuat para tetangga berdatangan.
CAMERA: LONG-SHOT ke para tetangga yang berbondong-bondong berdatangan. Lalu CLOSE UP pada wajah Ayah yang masih terus berteriak.
Cut to
SCENE 14.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, dan tetangga.
Semua manusia itu bingung disekitaran rumah tidak ditemukan sosok Yasa.
CAMERA: CLOSE UP ke pohon bambu yang terlihat semakin menyeramkan.
--DIALOG--
Bunda: Tadi dia lari kesini! (Sambil menghentakkan kaki untuk meyakinkan).
Fatma: Iya yah. Tadi Kak Yasa lari kesini.
Perasaan bingung, cemas, dan capek campur aduk dialami Ayah. Yang paling ditakutkan Yasa diajak lelembutkarena sebuah mitos mengatakan semrawutnya dunia lain saat senja datang.
CAMERA: CLOSE UP ke wajah Ayah yang terlihat lunglai.
Cut to
SCENE 15.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, Yasa, dan tetangga
Sorotan tajam mata Ayah tertuju pada pohon bambu dan dilihatnya Yasa sedang duduk sambil bersandar di samping pohon itu.
CAMERA: CLOSE UP ke wajah Yasa yang terlihat santai.
SOUND-EFFECT: sedikit bisingan angker bersamaan suara adzan Maghrib.
Cut to
SCENE 16.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, Yasa, dan tetangga
Para orang yang berkerumunanpun melihat dengan jelas sosok Yasa yang tadi dicari dari pohon bambu.
--DIALOG--
Yasa: Aku dari tadi disini Yah, Bun! Aku tahu kalian mencari aku.
Bunda: Kenapa kamu disini Nak?
Yasa: Tadi Bunda yang ngajak aku.
Perasan takut yang tak karuan dialami Bunda. Kemudian memeluk putranya sambil menangis.
CAMERA: CLOSE UP ke Bunda dan Yasa yang sedang berpelukan.
Cut to
SCENE 17.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, Yasa, dan tetangga
Setelah sosok Yasa ditemukan para tetangga pun beranjak pergi dari kediaman keluarga Yasa.
CAMERA: LONG-SHOT para tetangga yang mulai berjalan untuk pulang. CLOSE UP ke wajah Ayah, Bunda, Fatma, dan Yasa.
Cut to
SCENE 18.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, dan Yasa.
Mulailah Bunda menasehati Yasa dengan suara halusnya.
--DIALOG--
Bunda: Lain kali kalau jelang maghrib. Jangan kek gitu ya? Kamu tahukan akibatnya.
Yasa: Ya Bun. Maafin Yasa ya!
CAMERA: CLOSE UP ke wajah Yasa yang tertunduk.
Cut to
SCENE 19.EKT. HALAMAN BELAKANG RUMAH
CAST: Ayah, Bunda, Fatma, dan Yasa.
Mereka meninggalkan halaman belakang dan mulai masuk ke dalam rumah.
CAMERA: CLOSE UP ke halaman yang sepi tanpa manusia.
SOUND-EFFECT: suara sunyi.
Cut to
SCENE 20.INT. RUANG MAKAN
Closing
CAMERA: CLOSE UP ke Ayah, Bunda, Yasa, dan Fatma yang sedang menyantap makanan. Yasa sadar nikmat terbesar adalah kumpul bersama keluarga, tidak perlu menuntut yang berlebihan.
FADE OUT
Diubah oleh janeeta97 23-11-2019 20:55






4iinch dan 17 lainnya memberi reputasi
18
3.2K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan