Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

silents.Avatar border
TS
silents.
Debat Asal Usul Agnez Mo, Ternyata Tak Ada Orang Asli Indonesia
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Agnez Mo tengah menjadi perbincangan publik. Pencetusnya adalah pernyataan dia saat diwawancara Kevin Kenney dalam media platform Build Series New York yang tayang di Youtube pada Jumat, 22 November 2019.

Kala itu, Kevin menanyakan mengapa ia memiliki gaya yang berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia. Pelantun Coke Bottle ini pun mengatakan bahwa hal ia nya yang memang tidak berdarah Indonesia. “Karena saya sesungguhnya tidak memiliki darah Indonesia. Saya mempunyai darah Jerman, Jepang, dan Cina, saya lahir di Indonesia,” katanya.

Setelah kehebohan pernyataan itu, Agnez Mo memberikan klarifikasi bahwa ia tidak memiliki darah Indonesia. Perempuan kelahiran Jakarta 33 tahun lalu ini mengaku bahwa sejak lahir dirinya sudah berada di tengah budaya yang berbeda-beda.

Agnez menyatakan bahwa dirinya memperjuangkan perbedaan budaya yang ada. "Saya tumbuh dalam budaya yang begitu beragam. Inklusivitas budaya adalah apa yang saya perjuangkan, Bhinneka Tunggal Ika berarti bersatu dalam perbedaan," tulis Agnez di Intagram pada Selasa, 26 November 2019.

Menurut Deputi Penelitian Fundamental Eijkman Institute Herawati Sudoyo, seluruh suku yang ada di Indonesia tidak ada yang murni asli Indonesia. Bahkan, berdasarkan penelitian DNA, semua orang asli Indonesia mempunyai nenek moyang Afrika. “Jadi moyang kita itu dulunya semua dari Afrika, lalu dia itu mengembara dan bertemu dengan cuaca, bencana dan sebagainya di situlah DNA berubah,” katanya pada Pameran Asal-usul Orang Indonesia di Museum Nasional 15 Oktober 2019.

Pameran tersebut merupakan hasil kerja sama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud dan media sejarah Historia.id.
Menurut Herawati, apa yang dibicarakan mengenai asal-usul seseorang itu keluarnya dari DNA. “DNA itu menceritakan hidup kita, memberikan informasi siapa sih identitas kita ini. Dan DNA tidak berubah sepanjang masa, jadi mau diambil dari bayi, atau diambil sekarang itu sama. Kita tidak bisa berbohong dengan DNA kita,” ujar Herawati.

Herawati menambahkan, DNA sama seperti sidik jari. Sekarang, dengan teknologi tinggi dan struktur DNA yang sudah ditemukan, membuat sidik jadi digantikan, tapi DNA tetap disebut sebagai finger printing.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu memberikan contoh bahwa motif yang ada pada bangsa Afrika waktu pergi ke utara atau Eropa akan berubah. Menurutnya, udara dingin menyebabkan manusia Afrika saat itu tidak perlu melanin dan tidak perlu pigmen yang berguna untuk melindungi dari Matahari. “Jadi itu manusia berevolusi,” kata Herawati.

Tak heran, Herawati mengatakan bahwa moyang masyarakat Indonesia dari zaman dulu berbeda, sebab moyang bermigrasi dan migrasinya macam-macam. Untuk sampai ke kepulauan nusantara pun akan melewati ratusan ribu tahun. “Karena ditemukan Homo Sapiens atau kita itu 50 ribu tahun lalu di Kepulauan Nusantara, di Borneo misalnya, kemudian Australia,” katanya.

Sehingga artinya, 100 ribu tahun berjalan mengembara melewati lingkungan yang berbeda ada hutan lebat, orangnya akan mengecil untuk mencegah adanya penguapan. “Dia bisa lebih kecil, rambut juga mungkin lebih keriting, jadi itu semua-lah yang menyebabkan kita menjadi beragam. Tadinya ya sama.”

https://gaya.tempo.co/read/1276905/d...a/full&view=ok

Jadi secara "teknis" si agnes itu tidak salah. Hanya memang rada sok aja.





Spoiler for "Nenek Moyang kita semua":
handratas
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
5.8K
192
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan