Bagi penggemar film horor termasuk ane, film Perempuan Tanah Jahanamini pastinya sangat dinantikan. Film yang disutradarai Dimas Joko--sutradara film Pengabdi Setan-- ini telah rilis pada 17 Oktober 2019. Film ini dibintangi oleh Tara Baso sebagai Maya, Marissa Anita sebagai Dini, Asmara Abigail sebagai Ratna, Christine Hakin sebagai Nyi Misni dan Ario Bayu berperan sebagai kepala desa yang bernama Ki Saptadi.

Latar
Sebuah desa yang memberikan kesan sunyi, berasap, basah dan terpencil. Meski sebenarnya alamnya cukup indah.

Spoiler alert !!!

Opening
Seperempat pertama film ini alurnya cepat. Dibuka dengan kegiatan Maya, namun dalam openingnya ini langsung memberikan kesan horor meski tidak ada hantu sama sekali.

Maya dan Dini diputus kontrak kerja, kemudian tabungan mereka habis dipakai usaha baju yang akhirnya bangkrut. Satu-satunya harapan adalah menemukan warisan rumah dan tanah milik keluarga Maya di sebuah desa. Maka berangkatlah mereka ke desa tersebut, tapi menyembunyikan motif sebenarnya mereka ke sana. Kengerian mulai bermunculan.

Setelah seperempat film
Alur mulai melambat. Dalam film ini minim jump scare dan penampakan hantu. Yang lebih dominan dan membuat takut adalah tokoh-tokoh dalam film tersebut. Seakan ada kesan bahwa manusia yang jahat itu lebih mengerikan dari hantu. 
Di desa itu ada suatu mitos, bahwa bila obat atau penawar yang hilang itu belum ditemukan,  setiap bayi yang lahir di dusun tersebut kena kutukan. Karena itu tiap bayi yang terlahir di desa itu dibunuh oleh Ki Dalang, tapi entah mengapa baik orang tua bayi tersebut dan warga dusun seolah merestui perbuatan itu. Maya yang kaget, mau melarikan diri diam-diam, tapi ketahuan orang di dalam gubuk, bahwa ia sedang mengintai. 

Dari pertemuan Maya dan Ratih di warung, tiba-tiba Dini hilang. Maya mencari ke sekeling desa dan ke dalam hutan, tapi tak ditemukan. Di lain hal sebuah peristiwa magis, tiga hantu anak kecil yang sejak awal sering menampakkan diri, membimbingnya ke desa, untuk menyaksikan suatu peristiwa. 

Saat orang-orang Ki Dalang mau memeriksa, Maya diselamatkan Ratih, lalu membawanya lari ke gubuknya. Di situlah Ratih menceritakan persoalan desa itu, "Bahwa dusun ini dikutuk, karena permainan setan keluarga nigrat di desa ini, melakukan perjanjian dengan setan untuk menyelamatkan anaknya yang terlahir cacat."



Warga pun mengamuk dan hendak menghancurkan keluarga ningrat itu. Bayi keluarga ningrat itu berhasil diselamatkan seseorang dan dilarikan ke kota. Bayi itu adalah Maya, penawar yang nyawanya harus dikorbankan warga desa agar terlepas dari kutukan. Sehingga bayi dapat lahir normal.

Bagaimana cara Maya menyelamatkan diri?

Ending
Ending terkesan terburu-buru. Cara Maya dapat petunjuk tentang keluarganya seolah merupakan jalan pintas menuju ending.



Film ini didukung oleh artis-artis yang memiliki kemampuan akting mumpuni. Christine Hakim, meskipun ini film horor pertamanya tapi bisa memberikan penampilan yang luar biasa. 

Dalam film ini juga disinggung issue sosial tentang kurangnya lapangan pekerjaan sebagai akibat banyaknya aktivitas manusia yang digantikan mesin.

Menurut ane film ini tidak terlalu kental unsur horornya, malah lebih banyak unsur thriller dan gore-nya. Oleh karena itu, bagi yang nggak kuat lihat gore, ane saranin sedia obat sakit kepala atau obat mual. Selain itu film ini tidak cocok untuk anak di bawah umur. Jadi Agan Sista kalau mau nonton jangan bawa anak atau keponakan yang masih kecil. Buat yang penakut tapi pengen nonton jangan sendiri nontonnya (iya kali nonton sendiri, kan sama orang sebioskop), maksud ane bawa teman gitu, biar ada yang dipegangin tangannya pas adegan serem. Jangan sampai megangin tangan pacar atau pasangan orang lain, nanti akibatnya bisa jadi lebih horor dari filmnya.

Untuk pecinta film horor, film ini menurut ane recomended. Akhir kata, ane ucapin selamat menonton. Jadikan film Indonesia menjadi tuan ruman di negeri sendiri.

sumber gambar : Google
Sumber : Opini pribadi