- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Teror Kenyamanan Berlalu Lintas Ojek Online
TS
NegaraKITA
Teror Kenyamanan Berlalu Lintas Ojek Online
Spoiler for Semrawut:
Spoiler for Video:
Bom bunuh diri meledak di Polrestabes Medan, Jl. HM Said, Medan Sumatera Utara pada hari Rabu 13 November yang lalu. Hal yang menarik perhatian adalah pelaku yang tewas bernama Rabbial Muslim Nasution (RMN) mengenakan jaket pengendara ojek online (ojol) untuk memuluskan aksinya.
Pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI) Benny Mamoto menyebut modus operandi ini perlu jadi perhatian karena ojek online bisa dengan mudah mengelabui pihak keamanan maupun masyarakat. "Identitas sopir ojol diidentikkan sebagai model transportasi dan jasa pengiriman barang yang legal dan sudah diterima masyarakat. Sehingga keberadaan mereka keluar masuk lingkungan kantor tidak mencurigakan. Peluang ini yang digunakan oleh pelaku," kata Benny.
Kompas [Bom di Polrestabes Medan, Ketika Ojek Online Jadi Modus Terorisme]
Perlunya perhatian terhadap ojek online ini makin diperkuat dengan adanya penangkapan terduga teroris AM yang juga merupakan seorang driver ojol di Kota Serang, Banten. Berdasarkan informasi yang dihimpun, terduga teroris itu diamankan saat tengah mangkal di Jl. Tripjamaksari, Kota Serang pada tanggal 14 November.
Merdeka [Beredar Kabar Densus 88 Tangkap Seorang Driver Ojek Online di Kota Serang]
Seperti yang dikatakan Benny Mamoto, modus operandi dengan menggunakan identitas sopir ojol penting untuk diperhatikan karena selain diidentikkan sebagai model transportasi dan jasa pengiriman barang yang legal driver ojol berpeluang dapat masuk ke berbagai lokasi dan tidak dicurigai.
Masih ingatkah kita semua dengan drama ojol di Bogor yang menerobos protokoler pengamanan Presiden di kawasan Tugu Kujang, Jalan Otista Bogor 5 Oktober lalu? Ketika jalanan sudah steril, salah satu pengemudi ojol bernama Holil tiba-tiba menerobos dari Jalan Pajajaran menuju Jalan Otista. Padahal berdasarkan kesaksian para saksi, pengemudi ojol ini sudah diberhentikan, tapi tetap ngotot masuk sampai beberapa petugas menghadangnya dan terjadilah insiden penendangan.
Liputan 6 [Drama Ojol di Bogor, Terobos Jalan Saat Presiden Jokowi Lewat dan Kena Tendang Polisi]
Kesimpulannya, driver ojol ini mengetahui ada protokoler pengamanan Presiden, tapi ia tetap saja menerobosnya. Uniknya justru pihak aparat keamanan yang meminta maaf kepada Komunitas Ojol di Bogor. Kita semua bisa melihat secara jelas bahwa kesalahan pada awalnya datang dari driver ojol yang nekat menerobos protokoler pengamanan Presiden, tapi mengapa justru aparat keamanan yang harus meminta maaf pada Komunitas Ojol? Apakah ini karena ada tekanan dari masyarakat yang menganggap ojol bertindak seperti itu demi mencari nafkah sehingga perbuatan salah pun bisa dibenarkan?
Pembiaran dan kesan tak dicurigai itu menjadikan ojol arogan. Bahkan melakukan pengrusakan, pengeroyokan, dan intimidasi terhadap pihak yang tak mereka sukai tanpa mengindahkan siapa yang benar dan siapa yang salah sudah pernah mereka lakukan. Contohnya saat kasus pengrusakan mobil di underpasss senen tahun 2018 lalu.
Okezone [Begini Kronologi Driver Ojek Online Rusak Mobil di Underpass Senen]
Akibat dari ‘solidaritas’ tanpa mengindahkan status benar salah, jadilah banyak dari driver ojol terlihat melanggar peraturan lalu lintas dan hak pengguna jalan lain. Ketika diperingatkan, yang terjadi adalah perlakuan brutal tak beradab.
Suara [Diimbau Tidak Parkir Sembarangan, Driver Ojol Keroyok Petugas Dishub]
Bukankah ini merupakan bentuk teror jalanan? dan kini aksi teror mereka telah merembet ke teror bom bunuh diri. Oleh karena itu, benar adanya jika Pegamat Transportasi Djoko Setijowarno mendesak agar dilakukan pendataan ulang terhadap semua pengemudi ojol. “Perlu dievaluasi mengingat para pengemudi ojek online ini, masyarakat tidak banyak tahu tentang latar belakang mereka,” kata Djoko.
Antaranews [Terkait Bom Medan, Pengamat: Data Ulang Semua Pengemudi Ojek "Online"]
Menhub Budi Karya Sumadi pun angkat bicara agar pihak aplikator perlu memperketat rekrutmen mitra ojol. Menhub mengakui proses rekrutmen mitra ojol cukup mudah. Dia menyebut, di zaman sekarang, kemudahan memang dibutuhkan. Tapi di sisi lain, dengan adanya kejadian aksi bom bunuh diri, aplikator harus mulai merapikan sistem rekrutmen mitra ojek online. Hal ini semata-mata untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali.
Tribunnews [Menhub: Proses Rekrutmen Ojek Online Harus Diperketat]
Berdasarkan paparan di atas maka ada baiknya pemberantasan terorisme oleh oknum ojol sebaiknya tak hanya pada teror bom bunuh diri, tapi juga pada teror yang mereka ciptakan di jalanan, yakni terorisme bagi kenyamanan berlalu lintas.
Diubah oleh NegaraKITA 19-11-2019 18:42
sebelahblog dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.9K
29
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan