Winter War, perang yang mempermalukan Soviet di Perang Dunia II
TS
Jhanzz
Winter War, perang yang mempermalukan Soviet di Perang Dunia II
Soviet terkenal dengan ukuran negara yang amat besar dan disertai dengan kekuatan militer yang amat banyak dan disegani. Maka dari itu, Soviet memulai aksi invasinya ke negara Skandinavia terkecil yang dianggapnya tidak lebih dari sekedar kotoran cicak: Finlandia, dimana daerahnya tertutupi salju. Untuk menunjukkan superioritas militer Soviet, tidak tanggung-tanggung sekitar 1.000.000 infanteri dikerahkan, 1500+ tank, dan 4000 pesawat guna menjaga supremasi udara. Sejatinya Finlandia bukanlah negara yang membuat Soviet berpikir untuk segera menguasainya, namun semua itu berubah ketika Stalin menempati meja pemerintahannya. Mereka mulai mengadakan Invasi karena kehabisan solusi diplomatik terhadap Finlandia. Namun sayang, apa yang mereka lakukan justru menimbulkan kerugian paling fatal dalam sejarah Soviet itu sendiri, meski mereka secara teritorial, menang. Apa yang membuat mereka kehilangan banyak sekali nyawa dan kerugian yang menghancurkan di atas tanah berukuran kecil tersebut?
Spoiler for 1:
Kekuatan Pasukan Infanteri
Pasukan Infanteri Finlandia, sedang bersiaga di garis depan Mannerheim.
Soviet
Infanteri Soviet hadir dengan persenjataan yang paling diandalkan, yang seharusnya dengan kehadirannya mampu membuat negara Finlandia dapat dikuasai setidaknya 2-3 hari. Diatas itu, dengan jumlah pasukan setidaknya 1.000.000 infanteri seharusnya bisa membuat Finlandia langsung memberikan tanahnya kepada Soviet tanpa harus menumpahkan banyak darah. Namun hal tersebut terbantahkan mentah-mentah: Setidaknya 50000+ pasukan Soviet tewas di atas tanah Finlandia. Bahkan Nikita Khruschev sendiri mengatakan bahwa 1.500.000 pasukan yang mendarat di Finlandia, hanya 500.000 pasukan yang mampu bertahan hidup dari ganasnya medan perang.
Pembantaian besar-besaran(Great Purge) yang dilakukan Stalin atas lawan politiknya berpengaruh besar dalam jalannya mekanisme pengaturan strategi bagi pasukan Soviet itu sendiri, sehingga banyak pemimpin pasukan yang sama sekali tidak mampu dalam menjalankan tugasnya. Meski memiliki persenjataan yang mumpuni, perlengkapan pelindung cuaca dingin adalah cerita yang lain. Tidak sedikit pasukan Soviet yang tewas karena ganasnya cuaca dingin yang membuat mereka mati membeku. Diatas itu, pasukan Soviet sangat bergantung pada kehadiran tank yang sayangnya, justru menjadi samsak tinju bagi pasukan Finlandia. Setiap perintah perang harus mendapatkan persetujuan dari otoritas militer Soviet, sehingga sangat membatasi pergerakan serangan Soviet. Melanggar perintah otoritas dan berakhir ditembak di tempat.
Finlandia
Pasukan Finlandia sama sekali tidak memliki perlengkapan tempur yang memadai, bahkan bisa dikatakan, mereka bertindak bunuh diri jika mereka bersikeras mempertahankan negara mereka dari gempuran Soviet. Namun peribahasa 'tak ada rotan, akar pun jadi' berlaku bagi pasukan Finlandia yang berjumlah sedikit dan memiliki perlengkapan seadanya. Terbukti dengan pengunaan granat minyak(bom molotov) yang dilemparkan ke arah belakang, ataupun di dalam tank untuk menghentikan pergerakan tank dan membakar habitat yang ada didalamnya. Tidak hanya itu, topografi dataran Finlandia sendiri sangat cocok untuk kebutuhan defensif; setiap datarannya dipenuhi dengan pohon-pohon yang mampu menghalangi manuveribilitas tank, dan sungai yang membeku dapat dijadikan sebagai perangkap maut bagi Soviet ketika hancur, dan menjadikannya sebagai kuburan yang membeku.
Pergerakan pasukan Finlandia sangatlah luwes dibandingkan dengan pasukan Soviet. Meski berpelengkapan sedikit, mereka mengandalkan ski sehingga dapat bergerak dengan sangat cepat dari posisi ke posisi yang lain, tidak seperti pasukan Soviet yang berpelengkapan banyak, namun akan mengorbankan manuveribilitasya. Soviet mengandalkan serangan gerilya: Pasukan Sissi yang terdiri dari anggota-anggota elit Finlandia bertujuan untuk mengintai sekaligus mengacaukan formasi pasukan Soviet. Hal ini terbukti sangat efektif dimana mereka mampu melaksanakan tugas dengan sangat baik, dan cekatan dalam mengeksekusi perintah. Pasukan Sissi telah menghasilkan orang-orang berkualitas yang memiliki pengaruh besar paska PD II, ambil contoh Larry Thorne(Nama asli Lauri Torni) yang bergabung dengan Waffen-SS dan Pasukan Spesial Amerika Serikat ketika Perang Vietnam, dan Mauno Koivisto yang diangkat menjadi presiden Finlandia.
Spoiler for 2:
Kekuatan Udara
I-16 milik Soviet yang dirampas oleh pasukan Finlandia.
Soviet
Saat itu, Soviet merupakan negara besar yang mampu menghasilkan pesawat terbang dalam jumlah yang banyak. Maka tidak heran bila mereka mampu mengirim pesawat tempur sebanyak 2500 buah menuju Finlandia. Pilot Soviet sendiri menyukai Superioritas Udara, mengingat pesawat yang diterbangkannya merupakan pesawat biplane yang terlihat jadul, namun memiliki 4 senapan mesin di moncongnya dengan kecepatan tembak yang tinggi, atau I-16 yang tergolong canggih pada masanya sehingga masih dianggap sangat berbahaya. Jika itu belum cukup, deretan pesawat pengebom seperti SB-2 & DB-3 yang telah dipakai pada operasi militer di beberapa negara dan TB-3 yang berukuran sangat besar seharusnya mampu membumihanguskan Finlandia dalam waktu yang relatif singkat. Namun seperti yang telah dijelaskan diatas mengenai efek pembantaian massal yang melibatkan orang-orang penting. Teknik navigasi yang sangat kurang, dan kurangnya kemampuan dalam menjatuhkan bom yang berdampak pada akurasi. Diatas itu, FInlandia tidak memiliki banyak wilayah yang dapat dijadikan target strategis untuk dibom. Soviet hanya mengebom kota Helsinki yang menewaskan 200 warga. Ketika perang berlangsung, Soviet telah melakukan setidaknya 2000+ serangan pesawat pengebom dan menewaskan 900+ warga Finlandia.
Finlandia
Sebelum Perang, Finlandia hanya memliki 114 pesawat tempur yang benar-benar uzur, dengan pengecualian Gloster Gladiator yang diperkenalkan tahun 1937 dan Fokker D.XXI. Meski demikian, mereka menerapkan taktik gerilya yang digunakan oleh infanteri darat Finlandia. Selain itu mereka juga tidak tanggung-tanggung merampas pesawat Soviet yang telah ditinggal oleh pilotnya. Pilot Finlandia menggunakan formasi empat jari atau four fingerdimana 4 pesawat akan berpencar menjadi 2. 2 diantaranya akan terbang rendah, dan sisanya mempertahankan ketinggiannya. Formasi ini cukup ampuh dalam menjatuhkan pesawat bomber Soviet, sebut saja Ace pilot Finlandia, Letnan Jorma Sarvanto mampu menjatuhkan 6 pesawat bomber DB-3 yang berformasi seorang diri dalam waktu 4 menit saja! Diatas itu, pasukan udara Finlandia yang berjumlah sedikit sejatinya hanya bertujuan untuk melumpuhkan formasi pesawat pengebom Soviet, dan bukan untuk keperluan perang udara yang intens. Setelah perang salju, Finlandia telah mendapat banyak dukungan dari negara Amerika, Inggris, dan juga Jerman pada perang berkelanjutan(Continuation War).
Spoiler for 3:
Tank
Tank SMK, merupakan satu-satunya tank terberat milik Soviet sebelum ditinggalkan karena ranjau.
Soviet
Tank merupakan sesuatu yang wajib dimiliki didalam setiap pertempuran. Dan Soviet mampu untuk mewujudkan hal tersebut paska perang dunia I. Sebut saja BT-7, T-35, T-100 dan SMK. Mereka sebenarnya mampu untuk menghancurkan pertahanan Finlandia tanpa harus bersusah payah, namun mereka tidak mampu memprediksi kondisi cuaca serta bobot tank yang justru menjadi bumerang bilamana mereka melewati lempengan es tipis ditengah sungai yang membeku. Meski diterpa banyak halangan, bukan berarti mereka selalu kalah dalam setiap pertempuran melawan Finlandia; dalam sebuah perang di Honkaniemi yang melibatkan negara-negara Skandinavia, Soviet mampu mengalahkan pasukan koalisi tersebut dengan menggerahkan batalion tank mereka.
Finlandia
Hari terburuk bagi pasukan Tank Finlandia terjadi di Honkaniemi, mereka yang hanya memiliki Tank Vickers Mk. E harus merasakan pahitnya berjalan di medan salju yang ganas: 13 Tank Vickers Mk.E milik Finlandia mogok karena efek dari cuaca salju ekstrim yang membuat mesinnya mati total, dan mereka tidak memiliki waktu untuk mampu memperbaikinya. Pasukan Tank Finlandia hanya mampu mencetak skor 3 tank Soviet, sementara Soviet mampu merontokkan 6 tank serta menewaskan 30 pasukan Finlandia. Posisi Finlandia yang semakin kritis membuat Finlandia harus menghimpun kekuatan tanknya dengan kembali membeli Vickers Mk.E, namun tanpa senjata utama, senapan mesin, optik bidik, radio, hingga kursi penumpang!
Bisa dikatakan kalau Winter War merupakan Perang Thermophylae Modern, dimana jumlah pasukan penyerang selalu lebih banyak dibandingkan dengan pasukan bertahan, namun korban justru jatuh lebih banyak di pihak penyerang itu sendiri. Adapun faktor yang membuat hal tersebut terjadi:
1. Pasukan Finlandia memiliki moral perang yang tinggi karena mereka ingin mempertahankan negara mereka dari agresor, sementara Soviet kekurangan kemampuan berperangnya karena desakan politik. Tidak hanya itu, efek dari Great Purge telah menjatuhkan mental sebagian dari pasukan Soviet itu sendiri.
2. Pasukan Soviet menganggap remeh pasukan Finlandia yang berjumlah sedikit, sehingga mereka mulai berpikir bahwa taktik spearhead(merangsek maju menuju garis depan lawan) akan membuat mereka memenangkan pertempuran secara instan, namun hal itu tak pernah terwujud: Ganasnya musim salju yang ekstrim membuat mereka justru menjadi samsak tinju bagi pasukan Finlandia yang sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.
3. Perlengkapan pasukan Finlandia yang simpel mampu membuat mereka bergerak dengan luwes, dan bermanuver secara gerilya, seperti pengunaan peralatan ski yang juga digunakan oleh pasukan Norwegia ketika invasi German di Norwegia.
Well, terimakasih telah meluangkan waktunya untuk membaca trit ini. See ya in next time.